Part 1

66 7 5
                                    

Desember 2015~
Cuaca Ibukota hari ini sedang tidak baik, hujan terus menerus turun membasahi kota monumen monas ini. Cuaca yang tidak baik pun terkadang membuat suasana hati seseorang menjadi buruk. Begitulah yang dialami Hellenia Pratista. Orang keturunan jawa arab putih yang memiliki paras wajah yang sangat menawan.

"Baiklah sekarang hujan lagi. Aku membencimu, hujan." Kata Hellen.

Hellen merupakan mahasiswa universitas Indonesia jurusan Arsitektur. Impian sejak kecil Hellen menjadi seorang arsitek yang dapat membangun sendiri rumah impiannya.

"Hellen, cepat turun. Nanti terlambat, udah ditungguin papa."

Suara tersebut terdengar dari sosok wanita tua yang merupakan Ibunda Hellen.

"Iya mah, sebentar. Rambut hellen belum kering."

Hellen's pov
"Ah mamah apaan banget sih, baru jam 6.35 juga udah dicepet2in."

Oke, gue berangkat ngampus dengan mood yang bercampur banget karena ini kedua kalinya ngampus bareng sama papah. Oh god, i'm 19 years old, and i'm going to university with ma dad? Hello!!
Karena tidak enak dengan papah, akhirnya gue memutuskan turun di seberang kampus. Gue jalan dari seberang ke kampus.

Saat gue baru masuk menginjakkan kaki ke kampus, gue liat sepeda motor yang tidak asing bagi gue.

"Jerrrrrr!!!!" teriak gue

"Jerryyyyyyyy!!"

Jerry Matthewhatness Simorangkir, wtf banget sama namanya dah gue ga ngerti kenapa ortu jejer ngasih nama seribet itu. Jerry itu anak ketiga dari keluarga Simorangkir. Yesh, Simorangkir Family, yang punya hotel2 besar dan beberapa universitas.

"Hell?" Panggil seseorang dari belakang.

Sontak gue kaget karena yang manggil gue itu jerry. Terus tadi gue manggil2 siapa? Kampret maluuuuu.

"Jer? Lo kok disini? kan motor lo disana?" Jawab gue dengan muka bego.

"Aelah hellhell, gue hari ini naik mobil kali ya, ngapain ngotorin motor gue"

"Kampret elu setan comberan!!!! Ih gue tadi udah teriak2, gue kira itu eluuu. jejer jahat amat aelahh" rengek gue ke jerry.

"Lagian elu bukannya ngepastiin malah asal teriak2 aja. Untung ga denger" Jerry tertawa terbahak-bahak layaknya evil.

"Tau ah, lu bego" jawab gue.

"Bego an elu" Jerry ngacak-acak rambut gue seperti biasanya.

"Emang itu motor siapa?" Tanya gue sambil makan jajan yg ada di tas gue.

"Itu bob. Anak pindahan dari Australia, katanya sih dia keponakan salah satu dosen besar di sini, dia juga katanya baru sembuh dari koma 1 tahun loh hel."

"Lu panggil gue apa panggil makhluk neraka sih?"

Gue selalu ga terima karena si Jerry dan keluarga gue doang yang masih manggil gue dengan sebutan "Hell"
Do you think i'm from the hell? lol plz.

"Dah yuk cabut,cantik"

Akhirnya jerry dan gue masuk kampus.

Author's pov.

Jerry dan Hellen berjalan memasuki pintu utama kampus mereka, secara tidak disadari, mereka melewati gerombolan anak baru, termasuk Bob.
Ketika Bob melihat mereka, Bob merasa ada sesuatu yang janggal saat melihat gadis itu melewatinya. Entah pesonanya atau aroma hidupnya.

"Hei bob" suara perempuan terdengar dari arah belakang Bob yang membuat Bob keluar dari lamunannya.

"Ya ampun, elu disini?"sontak jawab Bob kaget

"Ya iya lah, masih inget gue kan? Ehehehe"jawab si Arysa.

Arysa Putri Clarina, seorang mahasiswa fakultas hukum UI yang satu angkatan dengan Jerry dan Hellen juga.

"Yah masa gue lupa sama sahabat sehidup semati gue. Eh tapi kemarin gue mau mati elu kagak ikutan sekarat,haha" tatap Bob dengan candanya.

"Elu masih sama ya kaya dulu"kata Arysa yang langsung duduk di bangku depan Bob.

"Maksudnya? Ah elu udah moveon dr gue? Ekekekk"

"Gausah ungkit2 napah" Arysa menjawab Bob dengan ketus dan memalingkan mukanya.

"Makasih ya" Satu kata yang keluar dari mulut Bob saat memandangi Arysa.

"Hah? Kenapa? Kok jadi nakutin gini sih lu. Elu ga mau sekarat lagi kan?"

Arysa heran dengan sikap Bob kali ini, Bob yang biasanya sulit untuk berkata
"Terimakasih" dan "Maaf", sekarang mengatakan ungkapan terimakasih padanya.

"Ya makasih aja, karena lu termasuk orang2 yang mengharapkan gue untuk terus hidup di sini" Bob bangun dari duduknya dan mengajak Arysa tuk berjabat tangan.

"Samasama, Bob." Jawab Arysa dengan senyumnya.

Kemudian Bob jalan meninggalkan Arysa dan kembali ke gerombolannya tadi.

"Setidaknya aku senang, senang kau masih menganggapku ada" - Arysa.
~


~
~
~
~

Heiilooo
Ayo tebak, Bob punya perasaan janggal apa ya?😂
Please vomments, butuh dukungan buat ngelanjutin cerita🙇🙇
#Newbie:(

IF I STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang