"Kau bodoh!" cela Ayumi.

"Mungkin." Lelaki itu setuju, "Tapi saat aku merelakan dia mencintai orang lain, hatiku justru damai. Karena aku yakin, dia bisa berbahagia dengan lelaki pilihannya."

"Bakka!" (1) Ayumi mencibir.

Nozomi tertawa. Dia menggenggam lembut jemari Ayumi. Anehnya, gadis itu tak menolak sama sekali genggaman Nozomi.

"Kau tahu, Ayumi-chan, bahwa kebahagiaan itu menular? Kita memberikan kebahagiaan pada orang lain, skala kebahagiaan kita justru akan makin bertambah, bukan berkurang."

"Tapi kau menderita," sangkal Ayumi.

Nozomi tak menjawab. Gadis itu tak akan mengerti penjelasannya selama egonya masih terlalu tinggi untuk melepaskan Jeremy.

“Ayo kembali ke kelas! Mungkin Jeremy-kun sudah ada di sana.”

Nozomi bangkit. Genggaman tangan mereka terlepas. Lelaki itu termangu. Ada yang terasa hilang dari tangannya. Tapi dia tak boleh serakah. Hati Ayumi masih berpaling ke orang lain. Dia harus bersabar hingga gadis itu sudi membuka diri untuknya.

Jeremy frustasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeremy frustasi. Berita pertunangannya menyebar cepat bak air bah. Semua orang di kelas memberinya selamat lewat grup percakapan karena dia masih enggan muncul di kampus. Hingga Nozomi menemukannya dan menyeretnya ke rooftop.

“Kupikir itu hanya gertakan saja,” gumam Jeremy jengkel, “Aku bertemu orang tuanya dua jam penuh. Dan selama itu Ayumi selalu berhasil mencegahku mengatakan yang sebenarnya dengan berbagai alasan.”

"Aku tak tahu lagi bagaimana harus menjelaskan pada Ayumi," keluh Jeremy, "Dia sangat keras kepala. Tak kusangka dia sampai senekat itu. Kami akan menikah tahun depan. Dasar gadis sinting!”

Dua lelaki itu menghembuskan napas panjang. Nozomi turut berpikir keras bagaimana membantu sang sahabat. Dia juga merasa tindakan Ayumi sudah kelewatan. Mengakui berpacaran masih wajar, tapi jika sudah memberi kebohongan publik tentang pernikahan itu sudah tak bisa ditoleransi.

"Sonya tak boleh tahu hal ini,” gumam Jeremy khawatir. Dia tiba-tiba berdiri, “Dia tak boleh tahu dari orang lain. Aku harus menjelaskan padanya.”

Jeremy melesat turun rooftop. Nozomi berteriak heran, “Hei, mau ke mana?”

“Ke tempat Sonya!”

Sementara di tempat lain, Sonya tengah terpaku membaca artikel sebuah majalah. Wajah cantiknya perlahan memucat. Nanar matanya menatap sebaris nama yang tertera di artikel.

Nihon de no Haru (TAMAT)Where stories live. Discover now