Part 7

3.5K 228 0
                                    

Ayumi membelai furisode (1) biru gelap dengan corak bangau putih yang sedang mendongak ke arah bulan. Pintalan halus benang sutera menyapa ujung jemari. Sulaman benang emasnya memantul lembut di manik mata gadis cantik itu.

“Indah bukan?” Naomi mengelus lengan sang putri.

Ayumi mengangguk. Masih terpesona pada furisode keluarga yang diwariskan turun temurun kepada setiap anak perempuan pertama dari Klan Hasegawa, klan ibunya.

“Usianya hampir seratus tahun tapi kualitas kainnya tak banyak berubah. Kau masih bisa memakainya sebelum masa lajangmu berakhir.”

Sekali lagi Ayumi mengangguk. Dia tahu kata bersayap ibunya. Sesuai tradisi keluarga, di awal dua puluh tahun Ayumi harus menikah. Sudah berkali-kali dia menolak calon suami pilihan orang tuanya. Hingga mereka menyerah dan membebaskan Ayumi mencari calon pasangan hidup sendiri.

"Bagaimana kabar Jeremy-kun?" Naomi melempar pertanyaan yang paling ditakuti Ayumi.

Gadis itu tertegun. Berusaha keras menutupi kemurungannya, "Kabar dia baik-baik saja, Ooka-san," jawab Ayumi cepat.

"Kalian masih sering berkomunikasi, kan?" selidik Naomi.

Wanita itu masih berpendapat calon menantunya tak punya sopan-santun, meski dia tampan dan berasal dari keluarga terpandang. Pergi dari ryokan tanpan pamit pada tuan rumah meninggalkan catatan buruk di portofolio sempurna sang calon menantu.

"Tentu saja, setiap saat Jeremy-kun selalu mengirim pesan padaku. Bahkan tadi pagi kami masih bicara di telepon." Ayumi menjawab dengan mata tak lepas dari benang emas furisode.

Tentu saja itu bohong. Sejak Jeremy kembali ke Shinjuku tempo hari, lelaki itu tak menghubunginya sama sekali. Ayumi pun masih marah dan malu untuk menghubungi Jeremy lebih dulu.

Sudah dua hari sejak kepulangan lelaki itu ke Tokyo tapi Ayumi belum berniat menyusul. Dia masih perlu menenangkan diri pasca ditolak oleh teman sekampusnya itu.

“Kau mencintainya, Ayumi-chan?”

Ayumi bingung dengan pertanyaan ibunya, “Tentu saja aku mencintainya, Ooka-san. Dia matahariku, cinta pertamaku. Aku bahkan sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama.”

"Kuharap dia juga memiliki cinta sebesar dirimu mencintainya,” cetus Naomi.

Mata sipit Ayumi terpicing, “Maksud Ooka-san?”

Wanita itu mengusap pipi putrinya penuh kasih. Dia tak tega mengatakan kecurigaannya pada hubungan putrinya dengan Jeremy. Melihat sang putri terlihat sangat bahagia berpacaran dengan lelaki asing itu, Naomi pun senang. Dia menepis jauh-jauh kecurigaannya dan mendukung hubungan putri semata wayangnya.

"Tidak apa-apa," elak Naomi menjawab, "Bagaimana persiapanmu untuk nanti malam, Sayang?"

"Sudah siap semua, Ooka-san," Ayumi menunjukkan sehelai gaun yang digantung di dinding.

Setelah semalam mengadakan pembukaan restoran baru mereka, giliran nanti malam waktunya pembukaan ryokan onsen keluarga Kitajima.

"Gaun lagi?" Naomi berdecak.

"Gaun lebih praktis daripada kimono," kilah Ayumi.

Nihon de no Haru (TAMAT)Where stories live. Discover now