5

4 1 0
                                    

Bel pulang berbunyi. Semua anak memasang wajah cerahnya. Setelah sekian lama berfokus pada buku pelajaran dan penjelasan guru yang gak ada habisnya, akhirnya mereka semua menghirup udara kebebasan.

Seperti biasa, setelah berpamit pada Vani. Fara langsung berjalan keparkiran. Dia menggunakan earphone ditelinganya dan menggoyangkan kepala seirama dengan lagu. Rambut hitam lurus yang diikat jadi satu bergoyang-goyang. Kupluk merahnya disimpan ditas, karena tadi guru killer melarang menggunakan barang yang tak bersangkutan dengan pelajarannya dan sekolah.

Sesekali Fara menggoyangkan badannya saat mendengarkan lagu Dont let me down kesukaannya. Tiba-tiba 3 orang cewek menghampirinya. Salah satu dari mereka itu yang ada di kantin tadi. '

Pasti nyari gara-gara nih' batin Fara. Fara melepas earphonenya.

"Eh cewek jadi-jadian. Mau kemana lo?" Tanya cewek itu.
"Ya mau pulang lah" jawab Fara ketus.

"Lo belum tau ya siapa kita? Gue Siska. Gue ketua cheers" kata Siska bangga.
"Oh" Fara melanjutkan jalannya tapi ditahan dayang-dayang Siska.

"Lo tau kalo gue hari ini ulang tahun?" Tanya Siska
"Gak tau dan gue gak perduli" Jawab Fara.
"Lo harus peduli. Karena lo akan jadi kue bolu gue" Siska memberi kode kepada dayang-dayangnya yang ada dibelakang Fara.

"5 telor" kata salah satu dayang-dayang Siska. Satu persatu telor berpecahan dikepala Fara.
"Tepung secukupnya" kata dayang yang lain. Tepung jatuh kekepala Fara.
"Karena gue suka minyak. Jadi lo berdua kasi minyak ketubuh dia" kata Siska

Seketika minyak membasahi tubuh Fara. Fara memendam amarahnya. Dia tak mungkin mengeluarkan gerakan karatenya sekarang. Dia tak ingin mencari masalah.

"Happy birthday siska. Happy birthday siska. Happy birthday Happy birthday happy birthday siska" dayang-dayang Siska menyanyikan lagu ulangtahun.

"Shit. Earphone gue rusak" kata Fara lebih mementingkan earphonenya. Karena itu adalah earphone dari kakaknya.

Tiba-tiba Faro sang pahlawan kesiangan datang.
"Apa-apaan lo hah?" Bentak Faro

"Lo ngapain belain dia? Dia itu jadi kue gue hari ini. Kasi selamat dong Faro" kata Siska.

"Lo mau mati ya? Kalo sekali lagi lo giniin Fara. Gue bakalan ngasi lo pelajaran. Ngerti lo?" Faro menarik Fara menuju mobilnya. Dia tak peduli jika mobilnya bau. Yang penting adiknya tak disakiti.

"Dia itu cuma ada diderajat rendahan. Tapi dia belagu bangett. Lo harusnya gak bareng dia Faro" teriak Siska tapi tak diperdulikan oleh Faro.

Dia tersenyum. Menyeramkan.
"Ini baru awal Fara. Lo berani banget hina gue didepan semua orang" katanya lalu pergi meninggalkan sekolah.

******
"Lo kok diam aja sih digituin sama dia?" Kata Faro kepada cewek yang disampingnya.

"Gue gakpapa kak. Kan gue udah bilang, kalo gue masih bisa tanganin lo gak perlu ban.." belum sempat dia menyelesaikan omongannya. Fara langsung menyuruh Faro berhenti.

"Kak berhentii bentarrr. Ada yang berenatem. Kasian. Masa dia sendirian sih. Kak, seragamnya sama kayak kita. Kak itu anak SMA GS kak. Stopp" rengek Fara sambil memukul lengan Faro.

"Iyeee. Lo bauu jangan pegang gue napa. Ini gue berentiin nih. Trus lo mau apa?" Tanya Faro ketika jarak mereka hanya 1 meter dengan adegan berkelahi 1 lawan 5 itu.

"Gue mau turun. Lo sini aja. Gue mau bantuin. Banci banget main keroyok"
"Eh lo jangan kelu..." hanya itu yang didengar oleh Fara. Dia langsung menutup pintu mobil dan mengambil batu kecil di pinggir jalan.

"Ehh bancii. Lo mainnya keroyok ih. Gak laki banget" teriak Fara ke 5 cowok yang ntah dari sekolah mana.
"Sini lo lawan gue aja kalo gitu" Kata Fara.

"Wah cewek lo tuh? jorok banget. Abis ulangtaun lo ya?" 5 cowok itu tertawa.
"Kalo iya lo mau apa? Rasain nih" Fara melempar batu kecil kemereka berlima tanpa ampun.

"Aw aw woyyy berenti" kata mereka ber5.
"Lo mau rasain yang besar hah? Gue udah nyiapin banyak nih." sambil menunjukkan banyak batu di tangannya dan di samping kakinya.

"Oh ya gue juga udah nelpon polisi. 5 menit lagi pasti mereka udah disini. Lo mau ketangkep hah? Pergi lo sana" lanjut Fara

"Udah lah pergi aja. Itu cewek, kita bisa lanjutin lagi. Kalo dia beneran ngelapor polisi bisa bahaya" kata salah satu dari mereka. Lalu mereka semua pergi.

"Lo gakpapa?" Tanya Fara

"Menurut lo?" Tanyanya balik

"Oh lo kakak kelas songong tadi ternyata. Untung gue sama kakak gue nemuin lo. Kalo enggak bisa abis lo. Yaampun bibir lo berdarah. Yok ikut gue kerumah, lo naik apa? Kuat jalan? Motor ya? Udahla tinggalin aja motor lo. Nanti gue nyuruh asisten gue. Gimana?"

"Lo bawel yaa. Gue gak mau dibantu sama lo" katanya sambil berusaha berdiri. Tapi tak bisa, tadi kakinya dipukul menggunakan balok besar.

"Lo batu" Fara langsung membawa cowok itu ke mobilnya. Cowok itu pasrah, karena diapun tak bisa berjalan.

Saat dimobil, cowok itu terkejut melihat siapa yang sedang ada dikursi kemudi.
"Faro? dia adek lo?" Tanya cowok itu

"iya Andreo Galaxy" kata Faro kepada cowok yang bernama Andreo itu

"oh jadi lo cucunya yang punya sekolah itu. Ternyata gue gak salah dong" Fara tertawa pelan

Mereka bertiga diam, akhirnya Fara bersuara. Dia tak nyaman dengan keadaan begini.
"Lo kenapa deh kak? Mukanya jelek amat" Fara menoel dagu Faro lalu dia tertawa.

"Tauk ah, sana lo. Nanti gue gelitikin pingsan lo" kata Faro sambil pura-pura merajuk.

Andreo hanya diam melihat keakraban mereka.
"Oh ya kakak kelas. Lo jangan kasi tau anak disekolahan ya kalo gue adeknya Faro Romeo" kata Fara
"Andreo" kata Andreo

"Hah?" Tanya Fara tak mengerti.
"Panggil gue Andreo" jelas Andreo

"Oke Andreo. Gue Fara. Janji lo ya?" Kata Fara sambil memberikan jari kelingkingnya lalu Andreo mengaitkan jarinya.

"Iyeee. Lo berisik" kata Andreo
"Bawaan lahir" jawab Faro
"Kok lo yang jawab sih?" Fara memukul lengan Faro.

"Yeee serah gue" Faro menjulurkan lidahnya.
"Ih lo mirip anjing tetangga tau nggak" Fara tertawa terbahak-bahak.

Melihat tawa Fara, Andreo ikut tersenyum. Cantik.Setelah dia sadar kalau dia lagi senyum sendiri dan memuji Fara, dia memukul pipinya.

'lo kayak orang oon tau gak' batinnya.

YoungWhere stories live. Discover now