VenArs#1

584K 20.5K 1.9K
                                    

Aku memasuki gedung besar ini melewati gerbang menggunakan sepedaku. Mungkin di sini jarang ada yg memakai sepeda, kebanyakan memakai motor ataupun mobil. Tapi aku tak peduli karna aku lebih suka naik sepeda. Alasan pertama karena bisa nyalip kalau macet, kedua ga nambah polusi dan yang ketiga hemat uang keempat karena aku orang sederhana.

Ya aku bukanlah dari keluarga kaya juga bukan keluarga miskin, aku dari keluarga yang sederhana. Bapakku berada di kampung ia bekerja sebagai petani disana. Dan ibuku bekerja di panti asuhannya Bunda Farensa. Bunda sangat baik hati dan ramah itu sebabnya aku memanggil ia Bunda.

Mungkin kalian bingung mengapa orang sepertiku yang jelas-jelas bukan dari keluarga kaya berada dan juga masuk ke sekolah elite seperti ini.

Beasiswa? Bukan! Aku saja tidak terlalu pintar.

Tapi aku di Biayai oleh Bunda Farensa! Baik hati? Sangat! Aku sempat menolak karna aku mungkin tidak pantas masuk ke sekolah kalangan atas. namun bunda tetap memaksa karena aku tak ingin menolak kebaikan bunda aku mengikuti saja.

Sebelum aku memasuki sekolah aku sempat bertanya dahulu pada satpam dimana ruang kepala sekolah. Ya aku kini sedikit terlambat walau terlambat 2 menit sih untung aku anak baru jadi aku di perbolehkan masuk ke sekolah.

Aku berjalan melewati koridor dan di beri tatapan entah aku pun tak bisa menjelaskanya namun bel sudah berbunyi dan membuat orang-oramg berhenti menatapku dan berjalan ke arah kelas masing-masing.

Jarak antara gerbang ke ruang kepala sekolah lumayan jauh jadi memakan banyak waktu untuk sampai di sana namun saat aku sedang melihat-lihat suasana sekolah ini tak sengaja mataku menatap seorang laki-laki sedang memanjat tembok samping. lumayan ganteng sii.

Dia berjalan ke arahku oh my god aku pun tersenyum padanya namun dia hanya melengos dengan muka datar dan pergi dari hadapanku membuat senyum yang tadi mengembang kini turun. Hey venusa kau tidak usah geer kau bukanlah apa-apa disini! Okeh aku langsung saja ke ruang kepsek tak ingin terlalu banyak berharap.

Aku pun sampai di ruang kepala sekolah dan telah bercuap-cuap dikit dan langsung aku kekelas yg tadi sudah diberitahu kepsek yaitu kelas XI-3 IPS. IPS ya? Huhu aku berharap aku masuk IPA tapi karena otak ku tak sesuai harapan yasudah terima nasib.

Baru saja kurang 1 langkah dari pintu kelas aku sudah mendengar kegaduhan dari sini dan saat aku menengok sedikit kearah jendela yaampun ini kelas atau pasar? Ramai sekali padahal guru ada di depan sana.

Aku pun masuk ke sana sebelum aku memasuki kelas itu aku mengetuk pintu terlebih dahulu namun aku dihiraukan.

Miris.

Aku ketuk sekali lagi namun tetap dihiraukan. Dan sekarang aku gedor pintunya dengan keras namun tetap tak di hiraukan aku sudah terlalu kesal.

"WOI!!!" akhirnya aku teriak saja dan berhasil membuat suasana hening seketika termasuk guru yg didepan spidolnya jatoh.

Segitu kagetnya kah?

Guru itupun menghampiriku, "Ada apa?" Ucapnya

"Saya anak baru Pak," Ucapku. ia hanya manggut-manggut dan masuk kedalam kelas akupun ikut masuk ke dalam kelas membuntuti guru itu di belakangnya.

Tak lama aku pun masuk kedalam kelas aku tersentak saat aku melihat cowok tadi! Astaga mungkin ini jodoh. Fak gausah ngarep! Yaampun dia ganteng banget omg.. tapi liat mukanya datar banget yaudahlah mungkin emng gitu dari lahir. Apa pas lahir dia ga nangis ya? Langsung diem dan mukanya datar? Ah ora urus. Setelah tak lama aku pun di suruh memperkenalkan diri.

"Hai, nama saya Venusa biasa di panggil Venus. salam kenal!" Ucapku singkat dan tersenyum.

"Namanya singkat amat neng!" Ucap salah seorang cowok yg duduk di depan cowok muka datar. Dan aku hanya tersenyum.

Venus Dan MarsWhere stories live. Discover now