Akan Terbiasa.

49 2 2
                                    

                                                                                                                                                                                22 Oktober 2015

Mungkin dengan bertemu Izam setiap hari akan membuat Perasaanku agak tenang. Perasaan ini ada karena ku hiperbolakan saja. Lama-lama juga akan hilang.

"Biarkan hari ini aku suka karena besok mungkin aku akan lupa." 

Kadang ku mengeluh ketika rasa itu mengusik tidurku. membuatku bangun tengah malam, shalat, dan kuadukan dia dalam setiap doaku. Kadang ku berfikir, aku sholat malam untuk siapa. Apa karena dia...? ah...Rasa ini benar-benar bikin nyesek.

"semua akan hilang seiring berjalannya waktu." Aku menguatkan diriku.

Sore itu aku melihat izam dari kejauhan, ia mengendarai motor. tidak seperti biasanya, hari ini dia terlambat datang. Ia juga tidak memakai pakaian bolanya yang serba biru tua. Baju biru bergaris besar putih dan celana levis selutut membuatnya tampak berbeda. Dia kelihatan lebih santai.

"tidak pakaian olaragaka, sudah kucuci semua bajuku" ujarnya pada korkab ketika ia memarkir motornya. Aku tersenyum aja,bisa ku bayangkan mungkin ia tampak sesibuk bule kalau sedang dikepung pakaian yang banyak.

Pertandingan takraw pun sudah diumumkan, aku dan korkab segera ke lokasi. Izam menaiki anak tangga ketika aku berjalan menuruni tangga yang sama. Ketika berjalan dan berpapasan denganku dia tak mengatakan apapun. tidak menyapa, tidak ada senyuman. Tidak seperti biasanya. Hari itu izam terlihat aneh. Tingkahnya hari ini seakan mengandung pesan yang tidak bisa kubaca. Apa yah...?

Tubuh kecil itu melewatiku begitusaja, Aku berbalik melihat punggungnya yang semakin menjauh.sejenak akuberpikir tentang perubahannya. 

  "ah..cuek sajalah..!!" gumamku kemudian segera ku kejar korkab yang sudah stay dilapangan.

I Have Fallen For YouWhere stories live. Discover now