Kesan Pertama

55 1 1
                                    


kesan pertama adalah kesan yang paling penting. Kalau awalnya menyenangkan maka biasanya senang seterusnya tapi kalau pertamanya cuek maka biasanya akan seperti itu seterusnya.

nah..., bagaimana antara aku dan dia.....???? 

Pertama, ketika di posko. saat itu aku tidak tahu dan tidak mau tahu tentang dia. Cuek, itu sikap yang kupilih. Ternyata dia memperhatikan ku hari itu. Terbukti sebelum seminar kecamatan aku bertemu dia "tolong  setrikakanka juga almamaterku." Pintahnya ketika aku sedang menyetrika almamaterku di poskonya fia.

"g ah, setrika sendiri dong" aku menolak kerena aku tak ingin menyetrikakan baju laki-laki manapun. "Btw kamu itu tipe wanita idaman" tuturnya tiba-tiba yang membuatku terenyah. Iseng banget nih cowok, apa maksudnya ???

sesegera mungkin kutenangkan diriku."ah....biasa aja ." aku merendahkan diri karena menurutku, penilaiannya tentang diriku terlalu berlebihan.

" Ia. Hari itu kulihatki cuci piring sendiri." Ia mengingatkan ketika pertama kali bertemu di poskoku.

" jangan menjugje sesuatu kalau baru sekali lihat" lanjutku.

"ohhh... btw bagaimana dengan ibadah sunnahta...???" tanyanya lagi.

"loh kalau ibadah wajib yah wajiblah dikerjakan. Yang sunnah saja kita kerjakan apalagi yang wajib."

"SubhanAllah" pujinya. Munafik kalau tidak tersanjung.

"Baiklah, mari kusetrikakan almamaterta" aku menawarkan sebagai bentuk toleransi.

" g usah mi" tolaknya. Aku tak bisa memaksanya. Tapi entah mengapa aku merasa dongkol dengan penolakannya, aku berpikir apa mungkin dicuma mengujiku saja. Kalau kuingat-ingat lagi bukan kah dia yang kusuruh menghabisi sisa kuenya yang ia taruh diborkam ketika seminar kecamatan telah usai. Masih ku ingat sikap cuekku yang tidak mau tahu dia harus menghabiskan kue itu, seperti biasanya aku tak ingin membuang makanan sisa. Kalau ku habiskan ihhhh, itu membuatku jijik, masa ku habiskan sisa makanan cowok.

" terserah kau mau apakan kuemu itu. Kalau mau buang silahkan dibuang sendiri, jangan saya." Aku berlalu ketika kubawakan sisa kuenya itu dengan borkam yang masih terisi banyak kue utuh. Kalau dipikir-pikir hari itu aku benar-benar kejam. Teringat kata-katanya Satria teman seposkoku.

"Nisa itu tidak memanusiakan manusia"

***

"namanya Izzam." Jawab teman-temanku saat ku Tanya siapa nama orang yang baca doa pada acara seminar kecamatan

"ooo" tanggapku singkat. Itu adalah pertanyaan ku kepada beberapa temanku, beberapa karena aku menanyakan namanya untuk kesekian kaliannya. Entah kenapa namanya sering terlupa.

Tapi tidak dengan nama lengkapnya.

" Chaerul Azzam "

"Azzam........!"aku agak terkejut ketika disebut nama depannya. Memaksaku berpikir keras untuk memutar memori 10 tahun lalu. Memori yang ingin ku hapus.

"kenapa kisah mu berkutat dengan nama itu feb..??" ujar Anha ketika kucurhatkan dia pada sahabat sedari pesantrenku. Mengingatkan pada seseorang dan keputusan yang membuatku menyesal.

" iya, Azzam pacar pertamaku"

I Have Fallen For YouWhere stories live. Discover now