Krisis Identitas

40 2 0
                                    


14 Oktober 2015,

Acara pembukaan turnamen kkn kecamatan . sebelum acara itu kami mengadakan acara bakar-bakar ayam yang hari itu dia tidak datang. yang sebernarnya aku juga tidak berharap dia datang. Tapi setiba dilapangan aku bisa melihat dia dari kejauhan. Ada rasa aneh, yang membuat aku tersenyum. Setelah acara pembukaan, Kami pun melaksanakan pertandingan yang telah dibagi percabang. Kebetulan rapat kemarin saya mengambil bagian di takraw. Padahal aku tidak terlalu tahu menahu mengenai takraw. "setidaknya melengkapi saja" gumamku setelah kudaftar diri sebagai panitia takraw yang kebetulan hari itu aku minatnya di pertandingan volley. Tapi karena kebetulan yang menjadi kordinator takraw adalah kordesku. Dan takraw dipilih sedikit orang, akhirnya aku mengambil bagian saja didalamnya.

"palingan bagian konsumsi lagi" pikirku lagi jika kuingat-ingat setiap kegiatan yang kuikuti kalau tidak jadi panitia keamanan yah... panitia konsumsi.

Hari itu pertandingan takraw tidak dilaksanakan karena tidak ada peserta. Ada keputusan untuk menggugurkan mereka tapi kordesku. Oouuppsss kordinatorku takut mengambil keputusan itu, takut kalau peserta marah. Bagaimana kalau mereka berencana untuk mengacaukan acara kami.

"ahhh,....... Mending kita tunda sampai besok" kata kordinatorku mencari aman.

Pada hari itu aku asih cuek saja dengan pertandingan takraw. "ngapain... aku juga tidak tahu dan tidak mau tahu." Karena lowong aku, membuang waktuku dengan menonton futsal sd. Mengingatkanku pada SD CUP di Pesantren. Menonton futsal kadang membuatku bingung aku mendukung siapa. Dari kejauhan terdengar suara keras sedang menyeru para pemain futsal.

"Siapa ???? paling pelatihnya." Gumamku acuh.. Mengganggu tentu saja tidak, ini permainan besar. Wajar saja kalau ada teriakan, ini pertandingan besar pakai lapangan besar. Kalau berbisik itu tidak akan kedengaran. Tapi semakin kesana suaranya semakin heboh saja, membuatku penasaran siapa pemilik suara itu.

"de-eh, suaranya Izam" ujar fia yang kebetulan berdiri disampiku. Ternyata suara itu milik Izam. Ia meneriaki anak muridnya. Lagi-lagi aku tertawa geli. Ternyata dia imut juga.

***

"tidak datang waktu rapat tentang turnamen kan....???" Sapaku ketika pertandingan selesai.

"iya." Jawabnya singkat.

"ohhh, katanya korcam kalau tidak ikut rapat jadi panitia takraw." Ujarku lagi tanpa bisa menatapnya, takut terjangkit virus merah jambu lebih dalam.

"tapi aku tidak tahu tentang takraw"

"yah...saya juga tidak tahu itu". Aku mengakhiri perbincanganku dengannya hari itu.  ketika aku berbalik ada perasaan aneh yang menyergap hatiku.

"istigfar ukhty....!!!"

***

 i�{eQ


I Have Fallen For YouWhere stories live. Discover now