"Tapi gaun tidak sesuai dengan konsep ryokan onsen kita.” Naomi masih berargumen.

Ayumi cemberut. Kimono dan yukata adalah dua pakaian yang paling tak dia sukai. Memakainya ribet dan berat. Bahkan sejak kotogakko gadis itu sudah menyimpan koleksi kimononya di rak terdalam lemari.

"Kimono juga tidak cocok dengan ryokan onsen, Ooka-san," kukuh Ayumi.

"Setidaknya pakailah yukata. Otou-san pasti juga senang melihatmu dengan yukata,” nasehat Naomi.

Ayumi menghela napas kesal. Malas jika harus adu argumentasi dengan ibunya, dia pilih menurut. Dikeluarkannya sebuah kotak dari koper dan membukanya di atas ranjang. Isinya salah satu koleksi yukata yang sangat halus, terbuat dari sutera terbaik alih-alih kain katun.

Meski benci dengan pakaian tradisional itu, Ayumi tetap memperlakukan yukata dan kimononya dengan baik. Gadis itu tak sembarang membeli. Seluruh koleksinya dibuat tangan dengan bahan-bahan premium yang berharga sangat mahal.

“Itu cukup bagus.” Naomi mengangguk puas setelah melihat yukata hijau lumut bercorak daun maple.

Tanpa banyak bicara Atumi mengeluarkan seluruh isi kotak. Yukata, susoyoke, hadajuban, dan obi berjajar rapi di atas ranjang. Karena model pakaian itu lebih sederhana, Ayumi tak perlu bantuan orang lain untuk memakainya.

“Dan Ayumi-chan?”

“Ya, Ooka-san?”

Naomi mengulurkan kotak kimono warisan ke tangan Ayumi, “Simpan furisode ini baik-baik. Kelak kau harus memberikannya pada anak perempuanmu.”

Ayumi tegang. Anak perempuannya, kalimat itu membuatnya dilanda ketakutan. Apa jadinya jika Otou-san dan Ooka-san mengetahui hubungannya dengan Jeremy hanyalah pura-pura saja? Apalagi Ooka-san sepertinya sudah mencurigai ada yang tak beres di antara mereka.

" Ooka-san, itu masih sangat lama," Ayumi gugup.

"Ooka-san harap tak terlalu lama. Kami sangat mengharapkan Ayumi-chan bisa menikah tahun depan. Bukankah menyenangkan saat kuliah ditunggui oleh suami sendiri?"

Ayumi dilanda panik. Dari seluruh orang di dunia, ibunya lah yang paling sulit dibohongi. Jika terlalu lama berada dalam radius detektif ibunya, seluruh kebohongan Ayumi bisa terbongkar. Dia harus segera kabur.

“Ooka-san, aku keluar dulu!” Ayumi menyambar dompet dan menghambur keluar.

“Ayumi-chan, mau ke mana?” teriak Naomi.

Ayumi pura-pura tak mendengar. Semakin cepat kabur semakin baik untuk kesehatan jantungnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Nihon de no Haru (TAMAT)Where stories live. Discover now