OO

3.7K 173 77
                                    

.
.

Kata orang, Cinta berawal dari 'kenyamanan'.

Tapi, apakah 'kenyamanan' itu betul-betul Cinta?

.
.

"Ren lu mau gak jadi pacar gua?"

Sontak seluruh anak-anak di dalam kelas menyoraki cowok yang lagi berlutut dihadapan seorang gadis berkacamata. Terlihat jelas bahwa gadis tersebut nampak kaget dan bingung dengan apa yang terjadi.

"Lu apa-apaan sih Tae!" Desis Irene menatap Taehyung dengan tatapan tajam.

"Lagi nembak lu." Jawab Taehyung dengan entengnya, teriakan-teriakan anak sekelas semakin heboh. Bahkan ibu kantin sampai datang untuk melihat acara tembak-menembak itu. Irene mengusap wajahnya kasar, dia benci kehebohan dan sekarang dia malah menjadi pusat dari kehebohan yang terjadi karena ulah Kim Taehyung, teman sekelasnya.

"Bediri Tae!"

"Gak, sampai lu nerima gue."

Irene kehabisan akal, dia pengen banget teriak sekencang-kencangnya di kuping Taehyung untuk menyuruhnya berdiri, tapi nampaknya semua itu akan sia-sia. Kedua telinga Taehyung sudah terlatih dan teruji klinis melewati teriakan-teriakan maut guru BK dan satpam sekolah.

"Yaudah."

"Yaudah apa ren?"

Kedua pipi gadis itu memerah dan Taehyung menyadarinya. Cowok itu semakin gemas ingin menggoda si kutu buku Irene.

"Y-yaudah gue mau..." Cicit Irene pelan. Taehyung terseyum lebar, dia sudah tahu bakalan diterima tapi Irene sangat menggemaskan sekarang jadi Taehyung memutuskan buat pura-pura gak dengar alias budeg.

"Apa ren? gak dengar gue."

Irene menatap Taehyung sebal, dia ikut menunduk, menyamakan posisinya tepat didepan Kim Taehyung. Irene perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Taehyung membuat Taehyung dan seisi anak-anak kelas menahan nafas.

Taehyung sudah membayangkan sebuah ciuman manis di pipinya malah berakhir dengan sebuah jeweran pedas ditelinga. Benar, jeweran panas dari tangan mungil Bae Irene yang sangat bertenaga itu sedang menganiaya telinga Taehyung dan menyeret cowok itu keluar kelas.

Taehyung diseret ke ruangan baca yang sudah sepi karena hampir tutup. Tangan Taehyung segera mengelus telinga kanannya yang baru saja dijewer sambil meringgis. Irene dengan wajah tidak bersalahnya hanya tertawa kecil seolah-olah mengatakan bahwa Kim Taehyung pantas mendapatkan jeweran dari jari-jari saktinya setelah mempermalukan dirinya didepan banyak anak-anak.

"Sumpah dah, otak lu hilang apa ketinggalan di rumah sih?" Tanya Irene sinis sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Lah gue nembak lu emang salah?" Tanya Taehyung balik.

"Lu gak liat apa itu fans-fans lu pada liatin gue kek mau nelan gue idup-idup?" Irene menepuk jidatnya, emang kalo berhadapan sama orang modelan Taehyung gini butuh kesabaran ekstra.

"Ya gapapa'kan? Lagian biar sekalian peresmian di depan para hadirin." Ucap Taehyung dengan senyum idiotnya namun harus Irene akui, Taehyung manisnya nambah pas senyum.

"Emang kenapa lu nembak gue?"
-Pertanyaan cewek sejuta umat pas ditembak doi :)

"Karena gue suka sama lu."
-Jawaban doi yang entah malu-malu kucing atau ga niat buat mikir ;)

"Oh... Suka doang." Irene nampaknya gak puas dengan jawaban Taehyung.

"Yaudah gue pamit dah-" Taehyung panik melihat Irene yang udah siap-siap pergi langsung nahan tangan Irene.

"Karena gue suka sama keberadaan lu disekitar gue, lu bikin gue nyaman." Jawab Taehyung spontan. Jantung Irene memompa darah lebih cepat, siapa coba yang gak deg-degan ditatap sama cogan dengan situasi yang romantis parah gini.

Hari itu juga Irene dan Taehyung resmi pacaran dengan alasan yang sangat simple dari seorang Kim Taehyung tetapi berhasil menyakinkan Bae Irene.

Karena rasa 'nyaman'

Alasan itu yang membuat Irene berusaha untuk tetap membuat Taehyung merasa nyaman, agar pria itu tidak akan meninggalkannya.

Irene mengutamakan kenyamanan Taehyung tanpa memikirkan dirinya sendiri.

To be continued

Better me Better youWhere stories live. Discover now