TRC 4

138 12 5
                                    

Hikaru dan Daiki segera berjalan ke tempat janjian mereka dengan orang itu.

"Oi kalian !!" Hikaru berteriak pada dua orang yang berdiri di bawah pohon besar di sekitar daerah depan Daiki dan Hikaru. 'Kok ada 2 sih ? Yang mana orangnya nih ??' Daiki bingung.

"Oh.. jadi ini orang yang disukai oleh Yuya ?" kata seorang anak yang berdiri di depan Daiki. "Oh maaf, namaku Toshihiro, panggil saja Toshi. Aku teman mereka berdua dari SMP. Senang berkenalan denganmu, Dai-chan *senyum*" Toshi memperkenalkan dirinya pada Daiki. Daiki cuma senyum tipis.

"Nah ini orang yang ku maksud tadi Daiki, ya walaupun kurasa kau sudah mengenalnya" Hikaru menarik Yuya ke depan Daiki. Jarak Daiki dan Yuya DEKAT SEKALI !

"Hai lagi..." Yuya menyapanya dengan suasana yang awkward. 

Daiki memproses semua pembicaraannya tadi dengan 3 orang ini di otaknya. Beberapa menit kemudian, dia menatap Yuya dengan tidak percaya. 'Usoo !!! Pemuda tampan ini adalah anak yang mencuri first kissku dulu ?! Kalau mukanya setampan ini sih, nggak boleh di hajar. Dia jadi tinggi ya, padahal dulu kami hampir sama tinggi kok. Ahh ! Yang penting, aku harus memastikan, apa betul malaikat tampan ini adalah anak yang dulu itu !'

"Ku lihat dari mukamu, sepertinya kau tidak percaya" Hikaru membaca gerakan Daiki. "Begini saja, biar kalian saling mengingat diri masing-masing lagi, bagaimana kalau kalian menghabiskan waktu bersama sering-seringan ??" usul Hikaru. "Soalnya aku juga belum bisa yakin sepenuhnya kalau Yuya adalah orang yang pernah kau temui di masa lalumu, Daiki. Begitu juga sebaliknya denganmu, Yuya. Tapi aku ada feeling, kalau kalian saling terhubung oleh sesuatu" cerita Hikaru panjang lebar.

Saat Hikaru selesai berbicara, hp Daiki lagi-lagi berbunyi. Saat Daiki periksa, ternyata bukan Chii, tapi.......

"Tanoshii kai ? [Apa menyenangkan ?] Mengabaikan pacarmu sendiri dan pergi berkumpul dengan mereka yang katanya 'teman' itu ? Ku tebak, pasti kau sudah di beri tau oleh seseorang kan, kalau aku menunggumu ?" tidak lain dan tidak bukan, itu Yamada. Ternyata diam-diam, Yamada mengawasi Daiki dari tempat yang tidak jauh dari situ. Daiki hanya diam mendengarkan apa yang akan dikatakan Yamada berikutnya. "Katakan padaku *suara jadi dingin*, apa kau mengencani salah satu di antara mereka ??"

"Dengar Ryosuke, mereka bertiga adalah temanku. Aku baru saja mengenalnya tadi pagi" jawab Daiki untuk meyakinkan Yamada. Daiki memelankan suaranya agar pembicaraannya dengan Yamada tidak terdengar oleh 3 orang di dekatnya.

"*ketawa terbahak-bahak* Bagaimana aku bisa memercayaimu *suara kembali jadi dingin* ?"

"Aku kan kekasihmu, masa kau tidak mempercayaiku ?" Daiki jadi sedih mengetahui Yamada tidak mempercayainya.

"Biar pun kau kekasihku, bisa saja kan kau berbohong padaku. Bukannya banyak kasus seperti itu sekarang ini pada hubungan orang-orang dengan pacarnya. Lagipula, sekolah ini dekat dengan rumahmu, bisa saja kan kau mengenal--" Yamada terus berbicara hingga Daiki memotong bicaranya.

"Baka ! Aku beda dengan mereka ! Jangan samakan aku dengan mereka. Kenapa kau tidak mau mempercayaiku ?" Daiki semakin sedih. Yamada seolah mengejek-ejek dirinya.

"Maaf deh.. kalau begitu. Wa ! Sudah jam segini lagi. Kalau begitu aku pulang dulu yah. Bye ! Love you. Pikirkan lagi alasan yang tepat kalau memang ingin berbohong padaku" Yamada menutup teleponnya. Dia memang minta maaf, tapi suaranya seolah mengatakan 'dia tidak benar-benar memaafkanmu'. Tapi memang, dari awal Daiki tidak salah. Hanya Yamada saja yang dimakan cemburu terlalu dalam.

Daiki melihat mobil sport merah Yamada yang melaju pergi tidak jauh dari di mana dia berdiri sekarang. Daiki kemudian melihat 3 orang yang tadi berbicara dengannya.

"Terima kasih sudah mau bicara denganku walaupun sebentar, terima kasih juga untukmu Hikaru-kun. Tapi aku harus pulang dulu. Sampai ketemu besok.." Daiki kemudian berjalan pulang ke rumahnya. Dia merasa kecewa dan kesal pada kekasihnya sendiri.

...................

"Tadaima..." Daiki masuk ke rumahnya.

"Okaeri" Ibu Daiki menjawab anaknya. "Dai-chan tadi ada yang mencarimu lho" kata ibunya. 'Pasti Ryosuke' tebak Daiki. "Namanya Yamada Ryosuke. Dia memberikan oleh-oleh sebanyak ini pada kita. Katanya dari Amerika. Teman yang baik ya.." Daiki melihat ibunya sangat senang mendapat macam-macam oleh-oleh dari Yamada. Daiki cuma tersenyum, dan langsung naik ke kamarnya.

Daiki menghempaskan badannya ke tempat tidurnya. "Kenapa kau tidak mempercayaiku Ryosuke ?"

...................

--Malam hari--

Daiki memutuskan untuk menelepon Inoo dan menceritakan tentang Yamada padanya. Inoo adalah temannya yang paling dekat dengannya. Sejak kecil, Daiki selalu bercerita tentang dirinya pada Inoo.

"Hei Inoo, kau tau ? Tadi siang aku menemui Ryosuke"

"Hhmm.. terus ?"

"Dia tidak percaya denganku. Dia bahkan menuduhku mengencani teman baruku yang ku temui tadi siang"

"Apa betul Yamada berkata begitu ?"

"Un"

"Kau sudah menjelaskan kalau hal itu tidak benar kan ?

"Sudah, tapi tetap saja dia tidak percaya"

"Begini saja Dai-chan, mungkin ini keputusan terbaik dari hubungan kalian. Putuskan saja hubungan kalian"

"Tapi aku masih menyukainya Inoo ! Selain itu, aku tidak punya alasan untuk putus dengannya. Kalau ku bilang aku mau putus gara-gara dia tidak memercayaiku kan, itu agak..."

"Lalu apa yang bisa ku lakukan ? Ini hubungan kalian sih. Sebenarnya aku tidak punya hak untuk menentukan jalan hubungan kalian. Cobalah bicara lagi dengan Yamada. Mungkin dia cuma cemburu padamu dan kalian bisa berbaikan lagi, seperti dulu"

"Terima kasih sarannya Inoo. Akan ku pikir baik-baik. Oyasumi Inoo"

"Oyasumi. Istirahat yang cukup lho. Awas begadang lagi cuma mikirin Yamada. Jaa !" Inoo menutup teleponnya.

Yamada memang pencemburu. Dia bahkan pernah cemburu pada kedekatan Inoo dengan Daiki. Tapi mereka terus menjelaskan tentang hubungan mereka yang cuma teman dekat saja, tidak lebih. Itu pun, Yamada butuh waktu yang lama untuk mempercayai mereka.

Daiki mendengar suara ribut dari depan kamarnya. Seperti suara lagu galau sedang diputar. Daiki bangkit dari tempat tidurnya dengan malas dan membuka pintu kamarnya, menemukan kakaknya memegang radio di tangannya dengan lagu galau yang sedang di putar di radio itu. Kakak Daiki seolah mengejek Daiki yang sekarang lagi galau atau apalah...

"Pasti Nii-chan menguping pembicaraanku dengan Inoo tadi kan ? Dasar.. kakak selalu saja begini. Sana pergi ! Urusai yo ! Nggak bisa tidur nih !!" Daiki membanting pintu kamarnya di depan muka kakaknya. Daiki hanya capek dan sedih dengan apa yang baru terjadi hari ini. Dia cuma butuh tidur.

...................

"Arioka Daiki ?? Apa benar dia Dai-chanku itu ya ??" Yuya memikir-mikir lagi yang terjadi hari ini antara dia dan Daiki. "Mungkin benar juga usul Hikaru. Aku coba dekatin saja. Mungkin dia membawa petunjuk tentang Dai-chan di dirinya" setelah berpikir tentang itu, Yuya pun tertidur di bawah selimutnya.

...................

Semua orang di kediaman Arioka sudah terlelap, sisa ibu Daiki yang masih terbangun. Ibu Daiki kembali melihat-lihat semua oleh-oleh dari Yamada.

"Banyak sekali oleh-oleh yang diberikannya. Betul-betul teman yang baik....... atau mungkin, lebih dari teman ?? Aku harus mencari tau siapa Yamada ini dan apa hubungannya dengan Dai-chan. Kalau aku tidak segera bertindak, rencana 'itu' akan gagal..."

***to be continue***

The Real CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang