12

1K 88 1
                                    

"Gue timpuk nih"

"Ga deng. Tapi lo bener-bener harus hati-hati jaga hati, Bi. Cinta itu nggak terduga" tutur Azka bak membawakan puisi cinta.

"Banyak gaya lo, nih cinta" timpuk Sabrina.

"Awh Bi. Sakit" erang Azka, "eh tapi lo nyadar nggak sih. Si teman lo itu kok muncul terus, ya? Aneh" lanjutnya yang masih dalam keadaan menahan pukulan dari Sabrina, Sabrina kemudian terdiam lalu

"Riko, namanya" kata Sabrina

"Ciee"

"Apaan sih Zka?!"

"Lo polos banget, Bi" gumam Azka pelan. Namun tanpa disangka, Sabrina mendengarnya.

"Polos? Kayak bakso aja" ujar Sabrina mencoba untuk membuat lelucon garing, "udah ah anterin gue pulang" lanjutnya setelah beberapa jeda digunakan untuk tertawa.

"Nggak nginap aja?"

"Besok gue sekolah, lagian gila aja kita berduaan nginap di sini, entar timbul fitnah"

"Ah itu mah pikiran lo aja yang mesum" celetuk Azka diselingi dengan pekikan.

"Zka. Anterin gue se.ka.rang" ucap Sabrina serius dengan memberikan penekanan.

Akhirnya perbincangan tidak penting mereka berakhir dengan gerakan tangan Azka yang merogoh jaketnya untuk mencari kunci mobil. Mereka berdua pun memulai perjalanan. Seperti biasa, terlalu banyak kata yang mereka lontarkan satu sama lain ketika mereka berdua bertemu. Mobil yang hanya diisi dua orang itu, terdengar seperti sepuluh orang berada di dalamnya. Azka yang biasanya berwibawa dan tak banyak berbicara seketika berubah 180 derajat ketika bersama adiknya itu, begitupun Sabrina. Memang dalam perbincangan kadang suasana menegang, namun akan tercairkan lagi dengan tawa yang tiba-tiba mencuak.

Sesampainya di rumah. Mereka pun menghentikan aktivitas mengasyikkan itu demi menjaga ketenangan rumah.

***

Jika aku harus melakukannya, maka akan aku lakukan
Hidup tanpa mu
Mungkin aku bisa melakukannya
Tapi kehidupan itu akan terasa hampa
Aku tahu pasti itu
Jika aku harus, maka akan aku lakukan

"Shut up your mouth!" Teriak Nadia sambil melayangkan dompetnya tepat di kepala Barbara

"Lo kenapa sih Nad? Ini tuh lagu terbarunya my prince Riko. Gue kangen banget. Riko oh my Riko datanglah~" kata Barbara sambil berlagak layaknya pemain drama. Tanpa disangka-sangka, dari ambang pintu kelas orang yang dielukan Barbara itu muncul, dengan refleks Barbara membuka mulutnya selebar mungkin. "Oh my gosh. Nad, Sab, dia datang pas gue bilang kangen. Inikah yang namanya takdir?" Tambahnya ketika sang pujaan berjalan menuju ke arahnya.

"Nama gue Sabrina, Barbara-"

"Lebay lo ah" celetuk Nadia.

"Gue ke bangku gue dulu ye. Byee"

"Pergi sono"

Riko berjalan dengan gayanya yang khas. Ketika sampai di bangkunya, seperti biasa dia menaruh wajahnya di atas meja sambil memejamkan matanya yang seperti panda itu. Sama seperti biasa juga, earphone itu terus menyumbat lubang telinganya. Ketika sedang asik memejamkan mata, tiba-tiba tepukan di pundaknya membuat matanya terbuka,

"Kenapa?" Tanya Riko menanggapi tepukan itu.

"Lo dari mana aja?" Orang yang menepuk pundak itu bertanya, dia adalah Barbara.

LIFE GENRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang