Chapter 7

1.4K 106 0
                                    

Kenyataannya adalah ketika aku sudah mulai merasakan ketenangan dan kenyamanan dalam beberapa jam yang gila, yang sangat bertolak belakang dengan kehidupan normalku, kini semua rasa tersebut seakan memudar hanya oleh satu pemikiran.

Setiap hal yang ku lakukan di sini adalah salah.

Setiap hal yang ku lakukan di sini bukanlah yang semestinya terjadi. Seharusnya aku berada di belakang mejaku dan menyunting beberapa artikel untuk kemudian diterbitkan. Atau pergi mencari baju terbaru di Acne Studios. Aku dan Lottie memiliki kartu kredit untuk toko tersebut. Bukan malah berada di sebuah rumah kecil sederhana bersama dengan orang-orang mengerikan yang selalu berkutat dengan senjata berbahaya. Bahkan yang lebih sulit ku percaya adalah, aku menyukai salah satu dari mereka. Dan itu benar-benar gila.

Aku tidak pernah menyukai seorang pria dalam waktu yang singkat. Tapi Justin membuatku merasa menjadi seorang NAIF. Dia membuatku seperti tidak menjadi diriku. Memaksa diriku untuk berfikir tidak menyukainya meskipun pada dasarnya aku merasakan hal yang mengagumkan padanya. Maksudku, siapa wanita yang tidak terpengaruh dengan Justin? Bagaimana bentuk tubuh pria itu? Bagaimana wajahnya? atau bahkan senyum yang ia miliki. Semua terlihat luar biasa tanpa cela. Seperti tidak ada yang jelek padanya. Dia membuatku memikirkan hal tersebut semalaman dan itu membuatku kesal. Aku tidak seharusnya berlaku demikian. Itu sangat tidak wajar.

Seharusnya aku pergi dari sini secepat mungkin. Melupakan setiap detik yang ku lakukan dan kembali pada kehidupanku. Itulah yang sepatutnya ku lakukan. Tapi sebagian dalam diriku menolak pemikiran tersebut. Mereka menyukai apa yang ku dapatkan di sini. Membuatku merasa berbeda dan berguna. Dan lebih dari itu, aku tidak ingin kehilangan satu hal yang membuatku ingin terus bertahan. Pria itu. Mr Precious Knight. Well, Akhirnya aku mendapatkan nama yang tepat untuknya. Kenapa Knight? Karena dia tangguh dan aku tidak bercanda dengan hal tersebut. Alasan yang masuk akal bukan?

"Halus bukanlah pilihan." Aku memandang Justin yang berada di sampingku. Kami sedang makan siang sambil membahas tentang nanti malam. Rencana untuk menyusup ke rumah Idone. Menu sup ayam dengan nasi menemani kami.

"Itu bahkan bukan ide yang baik. Selain Brugger, mereka juga memiliki ACSW." Van menyetujui pendapatnya.

"Tunggu. Apa itu ACSW?" Untuk yang kesekian kalinya aku bertanya mengenai sebutan dan nama yang terdengar asing di telingaku. Sebelumnya aku baru mengetahui bahwa Brugger merupakan sebuah senjata api dengan kecepatan menembak yang luar biasa cepat.

Van memandangku. "Advanced Crew Served Weapon." Jawabnya. "Senjata rangkaian Angkatan Darat AS yang memiliki jangkauan lebih dari 2 kilometer dan dapat menembak sekitar 260 putaran per menit."

Aku membelalak tak percaya. Tidak pernah ku tahu ada senjata yang dapat menembak dengan kecepatan yang demikian. Ini bahkan lebih parah dari Brugger. "Bagaimana mereka bisa mendapatkannya?"

"Penyeludupan ilegal. Itulah yang Idone lakukan." Justin menjelaskan.

Aku menelan ludah. Menyeludupkan senjata ilegal merupakan kejahatan yang berat di Amerika. Mereka mempertaruhkan segalanya hanya untuk senjata-senjata yang digunakan untuk saling membunuh dan ya uang tentu saja menjadi faktor utama.

"Mereka bisa memiliki senjata terhebat, tapi kita akan bermain cerdik untuk malam ini." Justin memulai penjelasannya. Dia mendorong mangkuk kosong menjauh dari depannya dan sedikit mencondongkan tubuh ke depan. "Kita sudah mengetahui kode, tata letak dan keamanan tempat itu. Kenyataannya adalah ternyata Idone pernah bertemu dengan Gordon, dan itu sudah menghancurkan rencana pertama kita. Maka kita rubah rencananya. Jangan khawatir mengenai Gordon. Idone tidak akan mentolerir keterlambatan kesepakatan. Bisa dipastikan dia akan membatalkan bisnisnya dengan Gordon saat pria itu tidak datang."

Do Not Compare (by Aulia Delova)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang