Two Hearts Voices

Mulai dari awal
                                    

Walau status mereka sebagai rival, Fang sadar kalau Boboiboy peduli dengannya, walaupun bocah bertopi itu belum pernah menyuarakannya. Tapi Ia tidak pernah tahu kalau Boboiboy sepeduli ini.

Fang menghela nafas panjang. Tangan mengacak rambutnya dengan lelah. "Oke, mungkin aku yang salah karena nggak memberitahu kalian. Tapi tugas ini untukku. Aku nggak mau memberikannya pada orang lain."

"Kenapa? Fang, kau tahu kita pasti membantu mu," desah Boboiboy. Emosinya sudah kembali stabil namun masih tidak suka dengan ucapan Fang.

'Karena aku nggak ingin kalian terluka..' Batin Fang. Tapi egonya tidak akan pernah membiarkannya berkata demikian.

"Karena ini memang sudah tugasku. Dan aku nggak mau orang-orang panik ketika melihat pahlawan favorit mereka babak belur tanpa alasan yang jelas. Sungguh, Boboiboy. Harusnya kau berterima kasih karena aku sudah menjaga image mu. " Fang tidak menghalangi senyum kecil yang mulai terbentuk di wajahnya ketika Boboiboy menggembungkan pipinya kesal.

"Huh, dasar sok jago."

"Sendirinya juga."

"Aku tidak sok jago." Bantah Boboiboy.

"Mungkin. Tapi kau berlaga pahwalan."

Boboiboy tersenyum miris. Ia tidak bisa membanta fakta itu.

"... Dan kau akan mengorbankan dirimu untuk orang lain. Nggak peduli siapa itu. Kau tahu? Kau sudah cukup berkorban untuk mereka, jadi tolong untuk kali ini jangan ikut campur masalahku."

Boboiboy mungkin salah dengar, tapi ia yakin Fang terdengar seperti memohon tadi.

"Dan membiarkan kau sok jago sendiri? Hah! jangan harap."

Fang menghela jengkel dan membenarkan kacamatanya. Matanya sekali lagi bertemu dengan Boboiboy sebelum ia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

"Kau ni..Nggak akan melepaskan masalah ini begitu saja, ya?" Fang mengangkat kepalanya. Senyum pasrahnya tertoreh sedikit di wajahnya.

"Yupp! Aku tidak akan membiarkanmu babak belur sendirian. Tentunya yang lain akan diberitahu tentang hal ini. Kita perlu tenaga sebanyak mungkin untuk menyelesaikan masalah 'misteri-bayangan-abnormal-yang-bukan-dibuat-oleh-Fang' ini. Kau akan menjelaskannya didepan mereka."

Fang memutar bola matanya. "Dan kalau aku menolak?"

Boboiboy memberikan tatapan 'kau yakin?' ke arah Fang dan dengan santai memecah dirinya menjadi tiga.

"Aku punya tiga orang untuk bermain kejar-kejaran denganmu, Fang. Dan mereka penuh dengan energi." Boboiboy Gempa berucap santai. Memainkan sarung tangan tanahnya sebelum mendelikkan matanya, menantang Fang.

Fang sedikit terkejut dengan solusi absurd Boboiboy. Tapi ia mana mungkin bisa bermain kejar-kejaran dengan tiga Boboiboy. Dan lagi, kalau ada Boboiboy, mungkin bukan hanya bocah bertopi itu yang mengejarnya.

Si pengendali bayang mengangkat tangannya menyerah.

"Oke-oke, aku nyerah. Dari dulu kau memang keras kepala."

"Hey!" Dengan cepat Gempa menyela. "Aku tidak keras kepala!"

Fang terkekeh. "Nggak ada gunanya menutupi kebenaran, Boboiboy. Aku sudah kenal dengan sifat-sifatmu."

"He?! Aku–aku tidak–Aaaaaagh! Aku sudah lelah berdebat denganmu." Gempa bersungut-sungut dan memberi tatapan tajam ke arah taufan ketika ia terkikik di sampingnya.

"Ahahaha! Kalian ni, 'kok aneh banget, sih? Nggak bisa berhenti gelut dari tadi." Taufan memegangi perutnya sembari terkikik-kikik di samping Gempa. Halilintar yang sedari tadi diam di pojok memijit keningnya dan menghela panjang.

Shadow TamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang