Balas Dendam

267 8 0
                                    

Hari pembalasan yang ditunggu – tunggu Nella sejak hari Minggu malam pun datang juga. Sebelumnya di rumah ia telah menyusun suatu rencana untuk mengerjai Andrew di sekolah.

“Andrew… Andrew, mungkin saat ini, detik ini, kamu masih bisa senang – senang sama temen kamu. Tapi akan kupastikan bahwa nanti kamu akan merasakan malu dihadapan semuanya. Aku yakin itu.” Kata Nella dalam hati. “Ha… ha… ha…” tambahnya.

“Tunggu aja waktu yang tepat. Tapi ngomong – ngomong si pelupa itu tadi pergi kemana ya? Bukannya tadi ada di halaman depan kelas lagi duduk – duduk sama temannya. Dasar ya orang itu kalau lagi nggak dicariin aja dia suka nongol. Tapi kalau pas dicariin dia suka ngilang, nggak nongol – nongol.” Kata Nella.

Memang pada hari itu guru – guru di sekolah sedang rapat, jadi anak – anak bisa bersenang – senang dan bermain sesuka hatinya. Nella sudah menunggu sangat lama. Bermenit – menit ia paksakan untuk menunggu di luar kelas untuk menunggu Andrew.

“Nel… Kamu kok nggak biasanya keluar kelas kaya hari ini? Emang ada masalah apa? Atau mungkin kamu lagi nyari atau nungguin seseorang ya. Jujur aja deh!” kata Vada menghampiri Nella.

“Nggak ada apa – apa sih. Aku keluar ini cuma mau ngerjain Andrew aja.” Jawab Nella agak berbisik kepada Vada.

“Ouch… ouch… Jadi itu alasan kamu?” kata Vada coba menanyakan lagi pada Nella.

“Iya…” jawab Nella.  

“Eh… eh… Nel, itu dia cowok yang kamu cari – cari.” Kata Vada sambil menunjukkan ke Nella tentang keberadaan Andrew.

“Mana sih? Mana orangnya Vad? mana?” tanya Nella.

Ia tampak masih sangat kebingungan karena memang pada saat itu keberadaan Andrew terhalangi oleh siswa lainnya.

“O… itu dia orangnya. Waktu balas dendam pun sudah tiba. Ha… ha… ha…” kata Nella.

“Eh… Vada. Nanti kamu mau kan bantuin aku ngerjain cowok itu.” Tanya Nella.

“Jelaslah aku mau. Aku juga sebel banget sama itu cowok.” Jawab Vada.

Sebelum itu, Nella memberi tahu rencana – rencananya kepada Vada.

“Vad… vad… pokoknya nanti kamu harus gini ya… Okay?” kata Nella mencoba menjelaskan kepada Vada.

“Okay Nel.” Jawab Vada.

Beberapa saat kemudian…

(Diach)

“Haduh… sakit tau.” Kata Andrew yang terjatuh karena dijigal oleh Nella.

“Heh, cewek galak. Emangnya kamu nggak punya kerjaan lain ya. Selain harus nggangguin orang lain. Jadi cewek tu seharusnya yang lemah lembut dan nggak galak kayak kamu gitu. Ngganggu aja.” Bentak Andrew kepada Nella.

“Hii… suka – suka gue dong. Gue mau gini, gue mau gitu emang urusan lo.” Balas bentak Nella.

“Huuh… percuma aja ya, aku ngomong apa aja nggak bakal kamu tanggepi baik – baik,” jawab Andrew meninggalkan Nella dan Vada.

“Yes, rencana kita akhirnya berhasil, Vad.” kata Nella.

“Ya… kamu betul, Nel. Huuh hari ini aku seneng banget bisa nggangguin cowok itu.” Jawab Vada.

Beberapa saat kemudian…

“Nella!!! Sudah habis kesabaran aku ke kamu. Hari ini kamu udah buat aku malu semalu – malunya.” Teriak Andrew.

“Ha… ha… ha… Hai! Hai orang gila!” kata semua siswa yang menertawai Andrew.

“Mana si cewek galak itu, gue mau buat perhitungan sama dia.” Teriak Andrew menuju ke dalam kelas.

“Cewek galak! Maksud kamu itu apa sih sebenarnya? Apa maksud kamu dengan nempel – nempelin tulisan yang nggak bener ini ke punggungku. Lihat! Gara – gara ulah kamu semua orang ngetawain aku. Kamu tau apa nggak sih?” bentak Andrew marah.

“Ha… ha… ha… rasain tu! Ini baru awalan aja. Habis ini akan ada yang bikin kamu lebih malu. Jadi kamu sabar – sabar aja ya.” Jawaban Nella dengan tersenyum. “Ini sebagai wujud balas dendamku ke kamu soalnya kamu kan yang kemarin malam itu ngempesin ban sepeda motorku. Gara – gara kamu aku susah pulang tau.” Tambah Nella.

“Males aku ngomong sama kamu. Dasar cewek galak and super nyebelin.” Jawab Andrew meninggalkan kelas.

Kisah Masa SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang