Part21

3.8K 316 2
                                    

"(Nam), aku mau ngomong sesuatu.. "

"Ngomong ae kali Raff, kaku amat." Ucap (Namakamu). Ia merasa tidak nyaman dengan cara berbicara Raffly yang gugup.

"Eum.. gini (Nam), eum.."

"Ngomong langsung aja kali Raff, kamu kenapa sih. Kamu ada masalah kan?" Ucap (Namakamu).

Emang ada masalah (Nam), masalahnya banyak banget. Batin Raffly.

"(Nam)," Raffly menggenggam tangan (Namakamu). "Gue mau ngomong sesuatu."

"Ngomong aja kali Raff."

Raffly menarik nafas panjang, "aku mau kita udahan aja."

"Maksud kamu apa sih Raff? Jangan bercanda gini deh. Galucu tau." Ucap (Namakamu) dengan suara yang bergetar.

"Aku gak bercanda (Nam), aku serius." Ucap Raffly.

"Apa alasannya? Kenapa Raff? Kenapa?" Air mata sudah mengalir di pipi (Namakamu).

"3 minggu lagi, aku bakalan pindah ke USA. Papa aku pindah tugas kesana." Raffly mengusap air mata (Namakamu), "kamu jangan nangis, please."

"Harus banget putus ya Raff? Kan kita masih bisa ldr-an." Ucap (Namakamu).

"Aku gak bisa (Nam), aku gak sanggup ldr-an. Lebih baik kita udahan aja."

"Kamu jahat Raff, jahat banget. Mana janji kamu? Katanya kamu gak akan tinggalin aku, lah sekarang? Emang ya omongan laki-laki itu semua bullshit. Semua laki-laki sama aja." Air matanya tambah deras. (Namakamu) berjalan keluar dari cafe.

"(NAM)," Raffly memanggil (Namakamu) tapi tak dihiraukan.

"ARGHHHH." Teriak Raffly frustasi. Tak peduli walau semua orang yang di cafe ini menatapnya heran. Perasaannya tidak enak.

****

Raffly sedang duduk sendirian di taman belakang sekolah. Ia merenung memikirkan nasib hubungannya jika ia pindah.

"Putus, ldr, putus, ldr, putus." Ucapnya sembari menghitung kancing bajunya.

Tiba-tiba seseorang menghampirinya. Raffly menoleh, "eh ada apa Baal? Tumben, nyamperin gue."

"Ada sesuatu yang mau gue omongin kak." Ucap Iqbaal agak ragu.

"Kenapa Baal?"

"Gini kak, lo pasti udah tau 'kan? Gue itu mantannya (Namakamu)?" Tanya Iqbaal. Raffly mengangguk.

"Eum, kak gue denger-denger lo mau pindah ke USA ya?" Tanya Iqbaal lagi.

Raffly mengangguk, "emangnya kenapa baal?"

"Gue masih sayang kak, sama (Namakamu)."

Raffly menatap Iqbaal heran, "trus hubungannya sama gue apa, Baal?"

"Kan lo mau pindah tuh kak, eum gimana yah gue bilangnya. Susah."

"Santai aja kali Baal, bilang aja."

"Setelah lo pindah hubungan lo sama (Namakamu) mau dikemanain?" Tanya Iqbaal.

"Gak tau Baal, gue juga pusing." Ucap Raffly sembari memegang jidatnya. "Antara putus sama ldr sih."

"Putus ajah kak. Eh."

Raffly menatap Iqbaal heran,

"Gak, maksud gue. Kalau lo sama (Namakamu) ldr-an. (Namakamu) tiap hari pasti bakalan sedih. Dia pasti bakalan kangen terus ama lo, dan perbedaan waktu yang sangat gak memungkinkan. Hubungan lo berdua jadi gak lancar. Susah deh. Lo gak pengen kan liat (Namakamu) sedih mulu karna lo gaada kabar?"

Line [SLOW UPDATE!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang