Lagi, namja bermarga Jung ini terkekeh. Yeoja yang ditanyakan begitu saja menyangkal, apalagi dirinya yang notabene lelaki tulen. Mana bisa percayaㅡwalau kejadian malam itu sudah ia sadari memang terjadi.

Kekehan Yunho berangsur berhenti ketika sorot matanya menemukan dua orang namja tengah berpelukan tak jauh dari tempat ia berada. Matanya menyipit. Dari postur tubuh, Yunho mengenali salah satu dari dua namja itu.

Jaejoong? Mata bak musangnya sontak melebar sempurna. Lelaki berpakaian casualㅡT-shirt putih dilapis kemeja lengan panjang bermotif kotak-kotak warna pink pudar digulung sampai siku dan celana jeans hitamㅡcantikㅡsekaligus tampan. Senyum ceria tercipta di wajahnya. Mereka duduk berhadapan saling melempar senyum. Dan yang membuat jantung Yunho bagai diperas saat tangan laki-laki yang tak ia kenali itu menggenggam tangan Jaejoong.

Si pemuda cantik tampak tak risih, malah balas menggenggam.

"Mungkin bayi itu ia pungut atau adopsi dari panti asuhan. Tujuan mengakui dia yang melahirkan mungkin untuk menarik simpati agar dikasihani.. atau membuat sensasi." Tutur Ahra melebih-lebihkan walau ia sendiri tak tahu.

Yunho tersentak. Seakan dibangun paksa dari tidurnya sebab disiram air dingin. Dia tak memikirkan itu sebelumnya. Memfokuskan pandangan pada dua namja yang asik memamerkan senyum kebahagiaan di sana.

Siapa lelaki itu? Kenapa Jaejoong bisa kelihatan sangat bahagia? Mengingat kembali ucapan Ahra membuat amarah Yunho naik perlahan-lahan. Jika begitu maka Kim Jaejoong berhasil menipunya juga keluarganya.

Penipu! Pembohong! Brengsek!

~xXXx~


"Ireumeun mwo-eyo? [namanya siapa]. Huh.. Jung Kyuhyun imnida." Jaejoong menjawab pertanyaannya sendiri menirukan suara anak kecil sambil menggelitiki badan Kyuhyun yang kian aktif bergerak.

Bayi mungil itu terlihat antusias bermain dengan 'sang eomma'. Jaejoong terkikik kecil. Senang melihat anaknya makin besar, tidak rewel dan suka diajak bermain. Beruntung rasanya memiliki Kyuhyun.

"Kyunie anak siapa? Anak siapa? Jaejoong eomma.. ye~ Jaejoong eomma. Ma~ mamama.."

Kyuhyun tertawa.

"Kya~! Anak eomma tertawa! Sudah bisa tertawa, hm?" Jaejoong mencubit pelan kedua pipi gembul Kyuhyun. Si bayi menggeliat pelan kemudian menguap. "Oh.. Kyunie mengantuk? Sudah waktunya tidur."

Jaejoong mengambil bantal berukuran kecil dan memposisikan di bawah kepala Kyuhyun sehingga tubuh bayi manis itu sedikit terduduk lalu meraih botol susu yang ia siapkan sebelumnyaㅡsekitar sepuluh menitㅡdi atas lemari kecil di sebelah tempat tidur dan memberikan pada Kyuhyun.

Tampak si bayi menikmati kegiatan menyedot susu. Jaejoong tersenyum melihatnya. Bersama-sama dengan anaknya adalah hal paling membahagiakan sepanjang hidupnya. Ia bersyukur karena tetap mempertahankan kandungan, membiarkan bayi mungil ini lahir ke dunia menciptakan kebahagiaan baru.

Senyum Jaejoong sedikit memudar tatkala ingatannya mengenang kejadian dimana kedua orang tuanya tak terima bila ia mengandung. Menyuruh melakukan aborsi dan semua makian, cacian juga sumpah serapah yang tak disangka bakal terlontar dari mulut ayah serta ibunya. Bagaimana reaksi mereka jika melihat Kyuhyun sekarang? Apa tetap keras hati atau melunak? Entah.. Jaejoong tak tahu.

Tapi ia lega tahu orang tuanya dalam keadaan baik. Meski masih menyimpan luka, mereka tetap orang tuanya.

Drrt.. Drrtt..

Sebuah benda berwarna hitam yang tergeletak di atas ranjang dekat kaki Jaejoong bergetar. Mengambil benda itu dan melihat icon amplop pertanda sebuah pesan masuk pada layarnya. Langsung saja membuka pesan itu.

HEARTWhere stories live. Discover now