14

1.8K 141 7
                                    

"Nad," Ali melambaikan tangannya di depan wajah Prilly. Membuat Prilly tersadar. Namun, bukan karena lambaikan tangan. Tentu saja Prilly tak dapat melihat tangan Ali di depan wajahnya, ya kalian tau sebabnya. Ia pun tersadar karena Ali memanggilnya dengan sebutan Nadhira.

"Nathan! Kamu Nathan 'kan! Aku tau kamu Nathan. Kamu enggak bisa bohongin aku lagi. Nama kamu Rianli Nathan 'kan? Teman-teman kamu, manggil kamu Ali, tapi tidak denganku. Aku ingat itu, Nathan. Kamu enggak bisa bohong lagi sama aku!," Suara serak Prilly terdengar. Ia menangis.

Ali terdiam kaku. Sekarang ia tak tau apa yang akan ia katakan. Ia takut, jika kejadian lalu terulang.

"Jawab aku, Nathan!," Prilly menguncang lengan Ali. Kepalanya mendongak, layaknya dia menatap wajah Ali.

Ia tau, ia tak akan bisa melihat wajah itu. Ia merindukan wajah itu. Ia ingin bahkan sangat-sangat ingin melihat wajah itu. Namun, apa boleh buat. Ia tak bisa melihat itu, yang ia lihat hanyalah kegelapan. Sama seperti hatinya.

Dengan terpaksa Ali berkata jujur "Iya, Aku Nathan," Berat rasanya mengucapkan itu.

"Kamu jahat, Nathan! Kamu kenapa bohongin aku?! Kamu tega sama aku!," Ucap Prilly membesarkan volume suaranya.

Ali menarik tubuh Prilly kedekapannya. Ia memeluk erat gadis yang ia rindukan itu. Gadis yang membuatnya tergila-gila.

Prilly menangis di dada Ali, ia merindukan pelukan ini. Pelukan yang membuat nyaman. Hanya karena pelukan Ali membuat dirinya melupakan masalah-masalah di hidupnya.

"Maaf. Aku tau aku salah, tak memberitahu dirimu. Tapi, ada suatu hal yang mungkin kau lupa. Aku Ali, apa kamu mengingat wajah Ali?"

Prilly terdiam. Dirinya mencoba mengingat kejadian saat dirinya bertemu dengan Ali

Flashback on

"Prill,apa kau masih mengingatku?"

Refleks,pertanyaan itu membuat Prilly terkejut. "Ehh ingat! Lo teman SMA gue 'kan" Ucap Prilly yang tiba-tiba teringat omongan laki-laki tadi.

"Namaku siapa?" Tanya lagi orang itu.

"Arhh lo--lo--lo--"

"Aku tau kau tak mengingatku,Aku-- Ali" ucap laki-laki itu.

Flashback off

Prilly ingat. Laki-laki yang mengantarnya pulang saat kejadian hujan itu.

Tapi, tunggu. Kenapa saat ia bertemu dengan Nathan, wajahnya sangat berbeda.

"Wajah kamu..."

Ali tersenyum tipis. Sudah saatnya ia menceritakan satu tahun yang lalu.

...

Ali menafaskan lega. Akhirnya ia telah menceritakan perjalanan hidupnya setahun yang lalu. Ia tak perlu lagi takut, Prilly telah mengetahui semua. Apalagi itu, dari mulut. Bukan dari mulut saudara kembarnya. Namun, sedikit fakta ia sembunyikan. Yaitu, nama si pelaku. Semua orang terkecuali keluarga, tak ada yang mengertahui dirinya mempunyai kembaran.

Prilly menundukkan kepalanya, ia sangat merasa bersalah terhadap Ali. Begitu tidak pekanya dirinya terhadap sekitar.

Ali menatap bingung Prilly. Tak lama kemudian terdengar suara isakkan. Ali mengambil kesimpulan jika Prilly sedang menangis, ia segera menarik gadis itu kepelukkannya.

"Kamu kenapa?," Tanya lembut.

"Maaf," Lirih Prilly.

Ali mengeryit bingung. Dirinya baru saja ingin mengatahkan sesuatu, langsung saja dicelah Prilly.

One Year LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang