15. Reunian

1.6K 139 0
                                    

Ali dan Prilly melangkah berbarengan dengan kedua tangan yang saling bergenggaman. Ali memasuki cafe yang dimana tempat reuni dengan  wajah datarnya berbeda lagi dengan Prilly, ia tersenyum kaku sekaligus menundukkan kepalanya.

Seluruh mata menatap mereka dengan kagum, iri, bingung, dan masih banyak lagi.

Keduanya berdandan dengan sederhananya saja,

Ali yang hanya memakai baju kemeja berwarna biru dan celana jens berwarna hitam, dan jangan lupakan jambul kesayangannya itu yang tertata rapi.

Jika Prilly, ia hanya memakai baju dress biasa berwarna biru yang selutut, Rambutnya yang urai begitu saja dan sepatu plat berwarna senada.

Warna pakaian mereka sangatlah serasi.

Ali menoleh ke Prilly yang masih menundukkan kepalanya. Ali mengerti apa maksud Prilly yang menundukkan kepalanya. Ali mendekatkan wajahnya ke telinga Prilly, lalu membisiknya, "Angkat wajah angkuh mu itu, Nad."

Prilly tersentak kaget saat Ali membisiknya. Dengan kepalanya yan masih menunduk Prilly menjawab, "Tapikan, mereka nanti--"

"Tidak akan, mereka tidak akan menyadari itu, Nadhira"

"Oke, baiklah"

Prilly pun akhirnya mengangkat kepalanya, membuat para kagum Adam terpukau dan terkejut. Ternyata yang mereka perhatikan saat ini adalah, Popular girl di angkatan mereka dan juga kekasih ketua tim basket, Rianli.

Berbicara soal Rianli atau mereka sering memanggilnya Ali, dimana laki-laki itu. Sedari tadi para kaum Hawa, mencari keberadaan Ali.

Dan kini mereka saling bertanya satu sama lain,

Dimana Ali? Apa Prilly telah putus dengan Ali?

Siapa laki yang di gandeng oleh Prilly?

Wah! Berita bagus! Akhirnya Ali dan Prilly telah mengakhir hubungan mereka! Tapi siapa yang ia bawa itu?

Oh my god, mengapa Prilly selalu dikeliling cogan?

Prilly hanya menangapi dengan senyuman yang masih kaku, ia tak tau bagaimana kini tatapan teman-teman seangkatannya itu.

Berbeda dengan Ali, ia masih memasang wajah plat-nya itu. Karena dirinya merasa sangat risih. Lebih baik ia mencari sahabatnya dan bergabung dengan mereka.

Ali mendapati sahabatnya yang di meja paling ponjok. Ia pun segera melangkah menuju kesana tak lupa melangkul pinggang gadis itu dengan mesra. Dan hal itu termaksud, membuat kaum Adam mau pun Hawa menjadi patah hati.

Sepertinya salah satu sahabatnya saat di SMA ini, tidak menyadari keberadaannya karena sibuk menelepon dan tubuhnya yang berbelakangan. Dan dua orang sahabatnya itu belum datang.

Ali menarik salah satu kursi untuk Prilly dudukkan. "Silakan duduk tuan putri," Ujarnya layaknya pengawal kerajaan.

Prilly tersenyum, lalu duduk dikursi itu. Setelah Prilly duduk, Ali pun menarik salah satu kursi yang berada disamping Prilly, namun tiba-tiba saja sebuah suara terdengar.

"Woy! Siapa lo? Tempatnya udah gue boking dan kursi yang lo dudukin itu punya temen gue!" Celetuk orang itu menghampiri Ali. Tanpa Ali melihat wajah orang itu, ia tau siapa orang itu. Orang itu, Kevin.

Bukannya mengaku jika dirinya, sahabat Kevin. Namun, Ali hanya tersenyum tipis kemudian menjatuhkan pantatnya di kursi.

Kevin mengeram kesal, padahal dia telah melarangnya tapi tetap saja orang itu tidak mendengarkannya. Kevin menatap tajam ke orang itu, berapa detik tatapan itu berubah menjadi bingung.

One Year LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang