"INFINITY" | PART 18

Start from the beginning
                                    

Kamu menunduk dan mengelus-elus dada Harry sambil menatapnya tak kalah lekat, "kau tau? Kau selalu bisa membuatku percaya. Selalu.." ujarmu tersenyum nakal.

Harry tertawa kecil, "ku mohon lakukan ini saat dikamar saja. Jangan membuatku tak tahan dan menggerayangimu disini."

Kamu ikut tertawa, "kau ini, segitu saja sudah kelabakan."

"Eh, bukan itu maksudku. Jangan salah paham, aku ini tipe laki-laki dengan iman yang kuat." Ujar Harry menyombongkan diri.

"Ohya? Bagaimana dengan yang ini.." lirihmu manja sambil mendekatkan wajahmu pada Harry.

Harry menelan ludahnya sendiri, "Oh, okay. Okay. Aku kalah.." ujar Harry pasrah saat kamu menatapnya lekat dan hendak mendekatkan bibirmu pada bibirnya.

Kamu tersenyum sambil menggigit bibir bawah Harry dengan perlahan. Harry menyambut bibirmu dan 'memainkannya' dengan mata terpejam..

***

Sore harinya kamu kembali kerumah Niall. Bukannya kamu tak ingin menemani Harry lebih lama, namun Harry bersikeras menyuruhmu pulang karena ia benar-benar tak ingin merepotkanmu lebih jauh.

"Hei, sayang. Bagaimana keadaan temanmu?" Tanya Maura saat kamu sampai diruang tamu.

Kamu menelan ludah, "te.. teman?" Tanyamu tak mengerti.

Maura mendekatimu, "saat aku bertanya mengapa Niall pulang bersama supir, Niall berkata bahwa temanmu mendadak pingsan dan masuk rumah sakit. Jadi, bagaimana kondisinya sekarang? Apakah ia baik-baik saja?" Tanya Maura.

"Ah, eumm.. kondisinya sudah membaik. Tapi, e.. ia masih harus dirawat." Jawabmu kikuk.

"Oh, baiklah. Jika esok kau mengunjunginya lagi, titipkan salamku padanya, okay?" Maura tersenyum.

Kamu mengangguk, "okay."

"Kau terlihat sangat lelah, sayang. Bersihkan dirimu dan pergi beristirahat." Ujarnya.

Kamu kembali mengangguk dan meminta ijin untuk naik kekamar.

***

"Niall! Astaga!" Pekikmu saat melihat Niall terjatuh dari kursi rodanya dan tersungkur dilantai kamar

"Asshh.." lirih Niall menahan sakit.

Kamupun berlari kecil menuju kearah Niall, "kemarilah, biar ku bantu.." ujarmu sambil membantu Niall bangkit dan perlahan menuntunnya duduk dikursi roda.

"Yang mana yang sakit?" Tanyamu yang menunduk dan memeriksa kaki Niall dengan teliti.

Niall tak berkutik, matanya terlalu sibuk mengikuti setiap langkah gerak tubuhmu.

Kamu mendongak menatap Niall, "apa yang terjadi tadi?" Tanyamu cemas.

"Aku ingin mencoba berjalan, dan ya.. kau lihat tadi, usahaku gagal." Jelas Niall sambil tersenyum sumbang.

Kamu menatap Niall dan mengulurkan tangan, "kau ingin coba lagi?"

Niall tersenyum dan mengangguk.

Akhirnya dengan sedikit usaha, kamu membapah Niall dan berlatih untuk berjalan-sedikit demi sedikit.

"Kita sudah berlatih selama setengah jam lebih." Ujar Niall sambil terus belajar berjalan.

Kamu menoleh sambil terus membapahnya, "kenapa? Kau lelah?" Tanyamu.

"Bukan begitu. Kau baru saja pulang dari rumah sakit setelah seharian menjaga Harry dan sekarang kau malah membantuku berjalan. Lihatlah, kau bahkan belum sempat mengganti pakaianmu." Ujarnya.

Kamu tersenyum, "kau ini sahabat ku, sudah sepantasnya aku melakukan ini untukmu."

Niall menggeleng dan menghentikan langkahnya, "tidak, kau harus istirahat y/n. Sudah cukup latihannya." Ujar Niall bersikeras.

Kamupun tak punya pilihan dan berusaha menggiring Niall duduk ditepi kasur, "ini, minumlah obatmu." Kamu memberikan Niall obat dan segelas air putih.

Niall mematuhi ucapanmu, iapun meminum obat-obatan yang diberikan Louis dua hari lalu, "apa ada yang kau perlukan? Kau ingin segelas susu?" Tanyamu.

Niall menggeleng, "kalau begitu istirahatlah agar obatnya bisa bekerja." Ucapmu tersenyum.

Setelah urusan Niall selesai, kamupun membersihkan diri dan segera tidur.

***

Pagi ini kamu terbangun dan mengerjap-erjapkan mata. Kamupun menghirup nafas dalam-dalam dan menyadari sesuatu.. astaga, ada yang tak beres..

Seketika kamu beranjak dan berlari kecil menuju wastafel dalam kamar mandi, "HUEEEKKKKK!! HUEKKKK!"

Niall terbangun dari tidurnya saat mendengar suaramu dari dalam kamar mandi, "y/n? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Niall cemas dari arah kasur.

Kamu keluar kamar mandi sambil tersuyung-suyung, "entahlah, sepertinya ada yang salah dengan perutku." Ujarmu sambil duduk disamping Niall.

"Wajahmu pucat." Jelasnya, Niallpun meraba keningmu, "suhu badanmu normal. Sepertinya kau kelelahan, istirahatlah y/n." Tambahnya.

Kamu menggeleng dan bangkit, "tidak perlu, setelah aku minum obat, semuanya akan membaik. Aku harus turun dan membantu ibumu untuk membuat sarapan, kau mau menu apa hari ini?" Tanyamu.

"Bagaimana dengan Full Irish Breakfast?" Pintanya.

Kamu mengangguk, "tentu."

***

"Dimana adikmu?" Tanya Bob pada Greg.

Greg meminum susunya, "tadi saat aku kekamarnya, ia sedang bersiap memakai pakaiannya, Dad." Jawab Greg.

"Niall disinii.." ujarmu sambil mendorong Niall yang terduduk dikursi rodanya.

Tepat saat Niall sampai dimeja makan, Maura datang sambil membawa sebungkus soda bread dan sepiring hash brown potato.

"Okay semua, kami harus segera berangkat." Pamit Greg disusul ayahnya, Bob. "..dan Nialler, cepatlah membaik. Karyawan kantor merindukanmu." Ujar Bob.

Niall mengangguk dan tersenyum, "kau sudah bawa flashdisk yang ku sarankan, bukan?" Tanyanya. Greg mengangguk, "sudah siap semua."

"Eum, dan aku akan pergi menjenguk temanku lagi." Ijinmu.

Maura menatapmu, "kau yakin?"

Kamu mengangguk ragu, "y.. ya, tentu. Ada apa Maam?"

"Wajahmu terlihat pucat sayang, kau kemarin pulang jam setengah tujuh malam. Kau pasti kelelahan." Jelasnya.

"Ta.. tapi--" ujarmu terputus.

Niall ikut menatapmu, "istirahatlah kali ini y/n. Aku sudah menelfon Louis dan menanyakan keadaan Harry, Louis bilang bahwa Harry sudah membaik dan ada ibunya yang menjaganya disana." Lirihnya.

Kamupun mengangguk pasrah, "baiklah."

"Baiklah semua, kami berangkat dulu." Ujar Bob dan Greg hendak beranjak.

Kamu dan Maurapun ikut beranjak untuk membersihkan piring-piring kotor dan membawanya kedapur.

Namun saat kamu hendak berjalan menuju dapur, kepalamu terasa berputar, perutmu juga terasa mual dan..

PRANGGGG~

Suara piring berjatuhan saat kamu tiba-tiba tak sadarkan diri. "Astaga, y/n! Tolongggg!" Teriak Maura.

Greg dan Bob yang hendak berangkat dan sudah berjalan sampai ruang tamu kompak berlari dan memutar arah menuju dapur untuk menolongmu.










°•°•°•°

Halo semuaaa *kecup manja satu satu* finally, part ini apdet setelah vakum selama empat hari gara-gara UN bhahahahah:"v doain hasilnya bagus ya, dear.

Jangan lupa divote sama dicomment juga. Love y'all Xx

-Grayson's wife♡

"INFINITY" [N.H]Where stories live. Discover now