MIKO VOL 6

25 2 0
                                    

       Akhir nya niat ku untuk mencari saudara di bekasi kuturuti, tak henti kaki ini berjalan, tak henti mulut ini bertanya, tak henti keringat ini mengalir, lelah pun menghampiri ku, terlihat di pinggiran trotoar jalanan seorang pedagang asongan sedang terduduk diam sambil menghapus peluh yang mengucur dari kulit nya

     Ku coba mendekatinya, " mang ada air segar" (ada dek mau brapa?? ) ya terasa kering tenggorokan ku, membeli sebotol air segar adalah tindakan yang tepat, setelah lepas dahaga ku, ku coba berbicara kepada pedagang asongan tersebut,

Rupa nya dia juga seorang perantau, memiliki 3 anak tanpa istri, ya katanya istri nya meningga setelah melahirkan anak ke 3, ku coba bertanya dimana anak mamang? Dia menjawab tu sedang ngamen dantang dua lagi sedang berdagang juga, ia mengatakan betapa keras hidup ini, tak punya kampung untuk kembali, tak punya saudara untuk mengadu, dan tak ada sesuatu yang bisa d banggakan...,

   Ku katakan pada nya," mang saya sedang mencari rumah saudara saya yang berada di bekasi, tapi..... saya tidak tau itu berada di mana,"

Dia mengatakan aku harus menaiki bus dengan tujuan bekasi, tak lama kamu berbicara terdengar teriakan dari kejauhan, " bapaaaaaaak" rupanya sang anak dari pedagang asongan sedang dikejar oleh beberapa pereman, sang bapak pun memohon supaya anak nya di lepas kan, sang pereman meminta uang denda karena anak sang asongan telah mengamen di wilayah mereka, dengan kejam mereka memukuli anak ter sebut dan menendang dagangan sang asongan,

   Tak kuasa hati ku melihat perlakuan kasar ter sebut, " maaf bang, tunggu bang" ku coba mengajak para pereman menjauh " eh kampret , apa urusan nya lu ngajak gw ke sini, ? Dengan sigap ku serah kan uang ku kepada para pereman tersebut, mereka lalu meninggalkan tempat, tak henti pedagang asongan dan anak nya berterimakasi kepada ku, aku hanya bisa menyuruh mereka untuk ber hati-hati

Ku coba melanjutkan perjalanan, ku sadar aku tidak memiliki uang lagi,  terus berjalan hingga aku tiba di sebuah terminal, hari mulai larut ku duduk di depan sebuah toko dengan meluruskan kaki dan menghela nafas panjang,

Termenung menatap orang lewat, mereka yang mengendarai mobil, makan enak, dan tertawa gembira padahal masi banyak yang tak seberuntung mereka,  ku coba merogoh saku celana ku dan menelfon keluarga di kampung, " ass.. ibu ini miko" ( miko.... bagai mana keadaan kamu apa kamu sudah mendapat kan pekerjaan) " ya bu sudah, ibu jangan khawatir miko senang berada di sini"  ibu ku sangat senang mendengar kabar dari ku,

Tak lama jalanan menjadi sepi, terlihat beberapa pengemis duduk di sampung ku sambil menggelar alas kasur mereka dengan sobekan kardus, aku terus termenung, di tengah lamunan seseorang mendekati ku, " dek kenapa di sini? Bukan nya hendak pergi ke bekasi?" Ternya pedagang asongan yang ku tolong tadi, dengan segera ia mengajak ku ke kontrakan kan nya,

(Tunggu cerita selanjut nya, yang belum baca dari awal, di baca ya, jangan lupa di share, jika ada masukan di komen ya )

MIKOWhere stories live. Discover now