MIKO VOL 2

42 2 0
                                    

Sudah 6 bulan setelah hari kelulusan ku, aku hanya bekerja menjadi seorang kuli bangunan di kampung, ya mau kerja apa lagi? Di perkampuang hanya itu yang bisa ku kerjakan,
Di suatu malam saat aku sedang duduk termenung memandangi langit yang begitu indah dengan taburan bintang yang berkilau, ibu menghampiriku dan duduk di sebelah ku, dengan senyuman ia memandang ku " miko, ibu ingin bicara "
Aku mulai termenung saat ibu membicarakan tentang hidup ku
Terlintas lah pikiran ku untuk mencoba pergi merantau, dengean perlahan aku mencoba membicarakan itu kepada keluargaku,
Ya aku adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara, " ibu, ayah, abang,... miko ingin mencoba merantau, miko ingin mengadu nasib di kota, ibu ku hanya terdiam ketika mendengarkan niat ku itu,
Aku sadar ayah dan ibu ku tak kan mempunyai uang untuk membiayai perjalanan ku,
Aku tak ingin menyusahkan mereka , dengan giat hari demi hari ku lewati bekerja menjadi seorang kuli bangunan hanya untuk mencari ongkos ke jakarta,
Tiap malam ku termenung, disaat teman ku sibuk dengan aktifitas kuliah, aku hanya sibuk bermain dengan pasir bercampur semen dan di terpa panasnya matahari yang membakar kulit ku,
Di saat uang yang ku dapatkan telah terkumpul, hati ku di sibukkan dengan perasaan bimbang, cemas, kusuh ibu membelikan tiket bus untuk kepergian ku,
Di malam yang membuat ku bimbang ini ibu mendekati ku," miko, ini tiket mu besok kamu sudah bisa berangkat," ibu telah mendapat kan tiket untuk kepergian ku ke jakarta,
Ke esokan hari nya semua anggota keluargaku sibuk terutama ibu ku, ia mempersiapkan semua kebutuhan ku di jalan," miko kamu di jalan hati- hati, ingat makan jangan telat, kalau bus nya berhenti di rumah makan, kmu jangan jauh- jauh dari bus nanti kamu ketinggalan, dan ingat jaga kesehatan kamu"
Hahahaha betapa cerewat nya ibu ku, dan semua itu membuat ku tenang, abang ku mengantarkan ku ke halte bus, begitupun ibu, bapak, dan adik-adik ku
Ku pandangi rumah yang selama ini menjadi tempat berlindung, kampung yang menjadi tempat bermain untuk ku
Setiba di halte bus aku melihat begitu banyak orang yang hendak pergi merantau, tak henti aku menggendong adik bunsu ku,
Ketika bus yang akan membawaku telah datang, ibu dan bapak sibuk mengatur tata letak barang-barang ku, kupandangi mereka satu persatu, di tengah kesibukan abang mendekati ku," miko ini abang sudah membelikan kamu telfon genggam, jaga diri kamu, ingat telfonlah kami, " abang memberikan ku sebuah telfon genggam berharap aku akan menghubungi mereka,
Dengan air mata yang menetes dari kelopak mata, ibu ku memeluk ku merangkul dengan penuh rasa sayang, seolah mengikat ku dan menahan ku supaya tidak pergi dari nya, " miko .. ibu sayang kamu.... jaga diri kamu baik baik....
Ayah mendekatiku dan memberikan ku segenggam uang" ini buat kamu, berhemat lah, usakan uang ini cukup hingga kamu sampai di jakarta, "
Ibu memberikan alamat saudaraku yang ada di jakarta, " ibu, abang mau kemana.... ?... abang .... nanti adek main sama siapa...?" Menetes air mataku saat mendengar ucapan dari adik yang kusayangi,
Bus pun akan segera berangkat, dengan perlahan aku menaiki bus yang akan membawaku ke jakarta, ketija bus mulai bergerak ku lihat kluargaku sedang melambaikan tangan,
Berperang begitu hebat perasaan ku, berdebar begitu kencang jantung ku saat melihat semua keluarga ku dari balik jendela bus, hati ku tak menentu seakan membawa raga ini untuk turun dan kembali pulang, namun itu tak mungkin karna ku tau mereka menanam harapan begitu besar kepada ku,
Abang ku berlari dan berteriak" miko....... abang akan menyusul mu..." tersenyum bibir ini saat mendengarkan ucapan nya,
Bus telah melaju, ku hitung uang simpanan ku hanya berjumlah 250 ribu, ketika bus melewati perbukitan, terlihat seluruh kampung yang dulu nya tempat bermain dan tempat tinggal bagi keluarga ku, termenung.... hanya itu yang bisa ku lakukan.

( nantikan kelanjutan ceritanyA ya )


MIKOWhere stories live. Discover now