geometri

7.1K 715 97
                                    

THANKS FOR 1K AYEM SO HEPI AYEYYY

***

Hari Jum'at adalah hari terbaik yang pernah ada. Selain karena bel pulang sekolahnya jam12, besoknya langsung disambut dengan hari sabtu

Semuanya memang terlihat indah sebelum les matematika.

Awalnya jadwal les matematikaku hanya satu minggu sekali setiap hari kamis, namun karena ada kabar Ujian Kenaikan Kelas akan dipercepat dan segala pertimbangan mengenai pemahamanku tentang matematika Bu Liz menambah frekuensi lesku menjadi seminggu tiga kali.

Senin, Kamis, Jum'at.

Aku berjalan menuju gerbang sekolah dengan raut wajah sekesal mungkin karena sudah ditinggal teman-temanku yang mau main hari ini.

"Aku sebenarnya pingin ngajak kamu, tapi sebagai sahabat yang baik aku gak mau mengganggu waktu belajar kamu juga, bye!"

Itulah kalimat terakhir yang diucapkan Caitlin sebelum pergi meninggalkanku.

"Kamu mau les ya hari ini?" Sebuah suara terdengar dari belakang. Aku bahkan tidak perlu repot-repot menoleh untuk melihat siapa orangnya.

Luke tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arahku.

"Mau bareng sama aku gak?" Tanya dia untuk yang kedua kalinya.

"Bukannya hari ini kamu ada latihan futsal?" Kataku sambil menebak-nebak melihat Luke menenteng sepatu futsal.

"Latihannya diundur nanti sore soalnya hari ini ada pelatih baru." Balasnya, "Yuk, bareng." Katanya dengan percaya diri seolah-olah aku pasti akan mengiyakan ajakannya.

Aku mendengus kesal tapi pada akhirnya mengikuti dia juga.

Perjalanan menuju rumah Luke, eh, Bu Liz hening sekali. Radio mobil saja tidak dinyalakan, katanya rusak. Oke gapapa.

Untung perjalanannya tidak memakan waktu yang lama, karena kalau tidak rasanya aku akan mati dengan keheningan ini.

Ketika aku masuk ke rumah Bu Liz, rumahnya sepi sekali. Setelah itu aku baru menyadari bawa Bu Liz tidak ada di rumah.

Aku menoleh ke arah Luke dengan tatapan bingung.

"Eh, itu... sebenarnya ibu aku lagi ada rapat tadi di sekolah jadi paling kamu harus nunggu sejam dulu deh." Kata Luke sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Luke, kenapa kamu baru bilang sekarang??!!" Kataku kesal sambil menghentak-hentakkan kaki.

Kalau tahu Bu Liz lagi rapat, aku lebih memilih ikut main dulu sama Caitlin.

"Kamu juga gak nanya." Balas Luke.

"Astaga Luke, aku tidak mau membuang-buang waktuku hanya untuk ini." Ucapku dengan kesal sambil membuang muka.

Luke hanya menggeleng kemudian naik ke atas dan masuk ke dalam kamarnya. Aku hanya bisa menghela napas dan duduk menunggu Bu Liz datang.

Beberapa menit kemudian, Luke keluar dari kamarnya dengan mengenakan kaos dan celana jins selutut.

"Nicole kamu lapar?" Tanya Luke yang entah sejak kapan sedang berdiri di depan pintu ruang tamunya.

Luke selalu memanggilku Nicole. Tidak pernah dia mau memanggilku, Kol, seperti teman-temanku yang lain. Padahal menurutku, Kol lebih simple dan mudah disebut. Aku tidak pernah tahu alasannya, tapi kadang aku beranggapan Luke memanggilku seperti itu karena aku ini special baginya dan ingin memanggilku nama yang berbeda dengan yang lain.

"Nicole kamu lapar?" Tanya Luke sekali lagi.

Kalau boleh jujur sih aku sangat sangat lapar. Karena tadi saat jam istiahat Michael menghabiskan bekal makananku.

Les Matematika | l.h.Where stories live. Discover now