tangen

10.8K 949 122
                                    

It's an update yeay!

Aku dan Luke duduk bersebrangan di ruang tamu sampai akhirnya Bu Liz datang. Itu adalah 10 menit paling hening dan menggugupkan dalam hidupku. Luke terus menatapku tanpa berkata apa-apa. Aku yang keras kepala pun tidak mau jadi orang yang bicara duluan.

Bu Liz langsung membahas beberapa soal agar aku lebih mudah mengerti. Tapi aku masih belum bisa berkonsentrasi, tidak jika Luke masih berada di ruangan yang sama denganku.

Jangan terlalu dipikirkan Nicole, paling dia hanya ingin membuat lelucon tentang surat cinta kelas 9 itu.

Sialan.

Setelah menerangkan 3 soal, Bu Liz memberikanku latihan soal yang harus kukerjakan kemudian Bu Liz meminta izin untuk meninggalkan ruang tamu entah apa alasannya aku tidak mendengarkan.

Kini hanya ada aku dan Luke di ruangan ini. Tatapannya seolah-olah ingin menembus masuk ke dalam jiwaku.

Jangan pikirkan tentang Luke, kerjakan soalnya.

"Kamu salah ngerjainnya." Aku mendongak dan melihat Luke sudah berpindah tempat menjadi di sebelahku.

Sombong ya mentang-mentang jago matematika.

"Rumus cos kan samping per miring jadi sebelumnya kamu harus cari panjang sisi miringnya pake rumus Pythagoras." Luke dengan santainya merebut pensil dari tanganku dan mulai menulis rumus.

Aku memandang Luke yang sedang sibuk mengerjakan soal di buku tulisku. Jarak antara kita berdua sangatlah dekat. Sudah lama sekali aku bisa melihat Luke dari jarak sedekat ini sejak...

sejak kejadian surat cinta itu.

Entah apa yang sedang dia rencanakan tapi aku tidak akan membiarkan dia mempermalukanku lagi.

"Akar 69 hasilnya berapa?" Suara Luke membuyarkan lamunanku untuk yang kedua kalinya hari ini.

"Apa?"

"Akar 69 hasilnya berapa?"

"Ngomong apa sih." Kataku sambil memutar kedua bola mataku. Semenjak berteman dengan Michael, aku paham betul tentang lelucon angka 69 ini.

"Akar 69 Nicole, panjang sisi miringnya." Kelihatan sekali dari wajahnya Luke sedang menahan emosinya.

"Eh, biasa aja dong." Balasku sambil membuka aplikasi kalkulator di handphoneku.

"Makanya jangan banyak ngelamun." Kata Luke dengan nada sinisnya.

"8,3" Kataku tidak memerdulikan kalimat Luke sebelumnya.

Luke kemudian menuliskan angka itu di buku tulisku, "Nah, terus pake rumus depan per miring." Katanya sambil menuliskan beberapa angka lagi, "Makanya kalau Bu Liz lagi nerangin tuh perhatiin biar gak buang-buang waktu."

"Yaudah sih Luke, gak semua orang bisa cepet paham kayak kamu." Ucapku mulai tidak sabar, "Gak usah sok ngebantuin lah, buang-buang waktu." Aku merebut kembali pensilku dari tangannya.

Aku mengubah posisi dudukku sehingga membelakangi Luke. Aku kembali fokus mengerjakan soal tanpa peduli reaksi Luke terhadapku.

"Nicole..." Bisik Luke dengan suara yang masih dapat terdengar olehku.

Yang berikutnya terjadi tidak seperti yang kuharapkan. Bukannya meminta maaf dia malah pergi. Aku dapat mendengar langkah kakinya menjauh dan makin lama tidak terdengar lagi.

What an asshole

Ya Tuhan kenapa aku pernah suka sama orang menyebalkan ini

***

Sori kalo ceritanya pendek dan rada aneh.

Eh

Emang aneh sih

Next update will be better kayyyy

Jangan lupa vomments demi masa depan yang cerah!

Les Matematika | l.h.Where stories live. Discover now