limit

7.8K 747 95
                                    

"Nicole, Nicole bangun." Seseorang mengguncang-guncangkan tubuhku yang mengakibatkan aku terbangun dari mimpi indahku.

"Berisik, masih pagi juga." Kataku kepada adikku yang masih mengguncang-guncangan tubuhku, "Lex kenapa sih."

"Ada yang nyari, tuh dia di bawah sekarang."

"Siapa?" Tanyaku sambil mengusap kedua mataku.

"Yang nanya."

"Eh sialan orang lagi nanya serius juga." Kataku kesal. Aduh adikku sayang, pagi-pagi sudah cari ribut ya, "Siapa yang nyariin?"

"Gak tahu. Pokoknya dia cowok terus bajunya rapih gitu. Kayaknya mau ngajak nge date sih."

Butuh beberapa detik sampai jumlah oksigen yang mencukupi masuk ke otakku dan menyadarkanku.

Aku mengambil handphone dan sebuah reminder tertulis disana.

"Sweet seventeen Hannah jam 11:15"

Niat banget sih Luke masih pagi udah datang ke sini.

Aku berencana untuk tidur kembali tapi mataku terfokus pada jam di handphone.

10:45

Dengan kecepatan tornado aku lari ke kamar mandi dan mandi secepat mungkin. Setelah itu aku mengambil random dress di lemari bajuku dan memakai make-up seperlunya.

Setelah siap aku langsung keluar kamar dan menemui Luke yang sedari tadi menunggu di ruang tamu.

"Luke maaf, aku tadi bangun kesiangan."

"Yaudah cepet, kita udah telat." Kata Luke dengan nada dingin

Saat dia mengucapkan kata "kita" jantungku berdegup kencang lagi.

Perjalanan menuju café tempat diselelnggarakannya sweet seventeen Hannah cukup canggung. Masalahnya Luke sedari tadi hanya fokus menyetir dengan kecepatan yang bisa dibilang lumayan tinggi. Dan dia tidak menyalakan radio sama sekali.

"Luke, jangan ngebut-ngebut dong." Kataku mengingatkan.

"Suruh siapa bangun kesiangan? Jadi telat kan." Kata Luke dengan nada ketus yang tentu saja membuatku terdiam.

Aku menyilangkan kedua tanganku di dada.

"Suruh siapa ngajak aku?" Balasku.

"Nicole..."

"Luke, aku gak ngerti sama kamu." Potongku, "Oke aku minta maaf karena aku bangun kesiangan dan udah bikin kamu nunggu lama. Tapi please, ini tuh cuma acara ulang tahun. Pasti bukan telat kan yang bikin kamu kesel."

Luke menghela nafas. Pandangannya masih terfokus pada jalan kemudian tidak berapa lama dia mengucapkan sesuatu yang sulit terdengar olehku.

"Apa?" Tanyaku kebingungan.

"Akumautampildipestanyahannah."

"Kamu mau apa?"

"Aku mau tampil." Kata Luke dengan cepat, "Aku bakal nyanyi di pestanya Hannah, sekarang ngerti kan kenapa aku kesal?"

"Terus hubungannya sama aku apa?!" Tanyaku masih kebingungan, "Kenapa harus ngajak aku? Aku gak ada sangkut pautnya sama semua ini!"

Luke melirik ke arahku tapi tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.

"Kamu tuh susah dimengerti ya." Kataku, "Kayak matematika."

💧💧💧

Aku dan Luke sampai ke café sekitar jam 12-an. Untungnya Luke tampil sekitar jam 1-an jadi masih ada wkatu satu jam buat Luke untuk bersiap-siap.

Aku membantunya menyiapkan gitar, microphone, dan segala sesuatu yang dia butuhkan. Sedari tadi dia tidak mengatakan apapun begitu pula denganku. Kita berdua sama-sama keras kepala sehingga tidak mau memulai pembicaraan duluan.

Karena merasa sudah tidak diperlukan lagi, aku meninggalkan backstage dan menemui teman-teman sekolahku yang lain. Mereka semua sedang berfoto-foto ria di photobooth, ada juga beberapa yang sedang makan.

"Nicole!" Panggil Hannah, "Katanya kamu gak bakal dateng?" Hannah memelukku dan aku Balas memeluknya.

"Aku gak ada kerjaan di rumah sih jadi kesini aja." Kataku bohong.

"Oh." Hannah mengangguk, "Kesini sama siapa? Gak bareng Michael?"

Aku menggeleng, "Aku kesini naik uber hehehe."

Setelah berfoto-foto dan berbincang-bincang dengan beberapa temanku, Hannah mengumumkan kepada semua tamu untuk berkumpul di bagian tengah café.

"Kita saksikan, teman kita yang sangat bertalenta, the one and the only. Luke Hemmings."

Orang-orang pun bertepuk tangan dan tidak lama Luke naik ke atas panggung.

Luke membawakan lagu-lagu akustik yang belum pernah kudengar. Bukan tipe-tipe lagu favoriteku. Tapi entah kenapa ketika dia yang menyanyikannya terdengar enak di telingaku.

Aku ikut bertepuk tangan sama seperti teman-temanku yang lain setiap kali Luke selesai menyanyikan sebuah lagu dan menyanyikan lagu berikutnya. Luke melihatku dan tersenyum.

Diam-diam aku membalas senyumnya ketika dia sedang menoleh ke arah yang lain.

Bahkan aku tidak bisa memahami perasaanku sendiri.

***

Update for y'all lovely people

Thanks.

Vomment yang banyak bole la

Les Matematika | l.h.Where stories live. Discover now