Gently Embraced - Ch. 7

Start from the beginning
                                    

"Yeah," desah Rhys dan kemudian berpaling kepada kedua wanita di hidupnya.  "Hey, baby girl."

"Daddy!" Micaela mengulurkan kedua tangannya dan mulai melompat-lompat.

Rhys langsung mengangkat tubuh kecil Micaela dan menggendongnya. "Kau harus berhenti melakukan hal itu, sweetheart. Ada adik bayi di perut Mommy sekarang, kau ingat?" Dengan wajahnya, Rhys mulai menggelitiki perut Micaela.

Suara tawa nyaring Micaela memenuhi ruang tamu dan Alastair hanya bisa berdiri di sana dan memandang mereka. Ia turut merasakan kebahagiaan Rhys, tapi entah mengapa ia juga merasa kekurangan setelah menyaksikan seberapa besar kebahagiaan itu.

"Perkumpulan keluarga dan tidak ada yang mengajakku?" Cameron muncul dari balik dinding sambil mengayunkan kantong kertas di tangannya. "Siapa yang mau cupcake?"

"Aku! Aku!" Teriak Micaela sambil menggeliat turun dari gendongan ayahnya.

Cameron membiarkan Micaela mengambil kantong tersebut. Ia memang hanya membeli beberapa untuk Micaela, sangat mengetahui anak itu menyukai cupcake.

"Aku akan pergi ke kantor sekarang." Alastair berkata tiba-tiba.

"Sekarang?" Isabel melirik jam di dinding. "Kau masih punya cukup waktu untuk sarapan, bukan?"

Alastair melangkah mundur, terlihat sedikit tidak fokus. "Uh, ada beberapa dokumen penting yang butuh perhatianku segera."

Cameron menaikkan alisnya bingung.

"Oh?" Isabel menatap anaknya curiga sementara Cameron tidak berkata apa-apa.

Alastair membalikkan badan dan pergi begitu saja. Dibenaknya, ia harus melakukan sesuatu tentang situasinya dengan Jess.

"Katakan apa yang kau ketahui." Perintah Isabel pada Cameron setelah Alastair hilang dari ruangan.

Cameron memasang tampang polosnya dan menganggat bahu acuh. Ia tahu dengan pasti bahwa Isabel sama sekali tidak mempercayai aktingnya itu.

"Mungkin ini salahku." Ucap Rhys tiba-tiba menarik perhatian Isabel. "Aku tadi menyinggung soal Lisa. Aku bertanya alasan di balik perpisahan mereka."

Rhys mendapat pukulan di kepalanya dari Isabel. Meskipun tidak sakit sama sekali karena Isabel bukan memukul melainkan lebih kearah mendorong pelipisnya, Rhys tetap meringis.

"Kenapa kau melakukannya?" Erang Isabel sebal.

"Well, kami bertemu dengannya di Bahama dan aku tiba-tiba teringat bahwa aku tidak tahu permasalah apa yang menyebabkan hubungan mereka berakhir. Kukira, karena sudah tiga tahun berlalu, Al sudah melupakannya." Jelas Rhys dengan tampang menyesal.

Isabel mendesah dan kembali duduk di posisinya semula. Howard sudah melipat korannya sedari tadi dan hanya menyimak pembicaraan di depannya. Ia mengelus lengan Isabel, mengetahui bahwa istrinya pasti sedih melihat luka Alastair yang kembali terbuka.

"Aku minta maaf, Ma. Aku tidak bermaksud untuk membuka luka lama." Rhys berlutut di hadapan Isabel dan meremas lengan ibunya itu.

Isabel tersenyum sedih. "Tidak apa-apa. Kurasa ini juga keteledoranku tidak memberitahumu alasan mereka mengakhiri hubungan mereka."

Gently Embraced [WBS #2 | SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now