Gently Embraced - Ch. 8

83K 5.7K 73
                                    

Jess dan Alastair duduk berhadapan di booth Indigo yang sudah kosong. Mereka sudah berada di posisi ini selama lima belas menit penuh namun masih belum ada kata yang terucap dari bibir keduanya.

Tiba-tiba saja Alastair datang kembali ke Indigo pagi ini meminta untuk bicara dengannya empat mata. Jared pun meninggalkan mereka untuk memberikan privasi dan kebetulan juga club sudah tidak ada orang lain lagi selain mereka.

"Katakanlah apa yang ingin kau sampaikan. Aku harus segera pulang." Jess akhirnya membuka percakapan karena ia sudah tidak tahan dengan keheningan yang mencekam.

"Kau tinggal dimana?" Tanyanya.

Jess memberikan tatapan bosan. Ia tidak memiliki waktu untuk pria ini jika Alastair hanya berniat untuk basa-basi.

"Langsung pada poinnya saja. Aku tidak memiliki banyak waktu."

"Baiklah, aku ingin melakukan tes DNA." Ucap Alastair.

"Untuk membuktikan bahwa ini bayimu? Atau untuk membuktikan padaku bahwa ini bukan bayimu?"

Alastair mengerutkan wajah tidak suka. Ia tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu, dan sekarang ketika alasan di balik keinginannya dipertanyakan, Alastair tidak memiliki jawabannya.

"Entahlah. Dua-duanya, mungkin?"

Jess menimbang untuk sesaat. Ia tidak berharap pria ini akan datang menemuinya lagi setelah pertemuan mereka sebelumnya minggu lalu. Jess bahkan tidak peduli jika Alastair tidak mau mengakui bayinya ataupun terlibat selama kehamilannya.

Namun, apakah ia tega melepaskan kesempataan untuk membuktikan bahwa bayi yang ada di perutnya adalah benar bayi Alastair? Ia tidak berhak memvonis kehidupan tanpa figur ayah kepada anaknya jika memang masih ada peluang dan harapan bagi Alastair untuk hadir dalam hidup mereka.

"Baiklah." Jess menyetujui permintaan Alastair. "Tapi setelah bayi ini lahir, tidak ketika ia masih berada dalam kandunganku."

Jess tidak akan pernah mempertaruhkan janinnya demi selembar kertas yang menyatakan paternity bayi yang di kandungnya. Jika Alastair tidak menerima ketentuannya, maka pria itu bisa pergi ke neraka.

Alastair terlihat akan berdebat tapi kemudian ia melihat kebulatan tekad dalam diri Jess. Wanita itu tidak akan mengijinkannya melakukan tes sekarang.

"Alright. Jika memang itu yang kau mau. Sementara itu, aku memutuskan untuk terlibat dengan kehamilan ini kalau boleh."

"Sejauh apa kau ingin terlibat?"

Pria itu terlihat menimbang-nimbang. "Sejauh apa kau menginginkanku terlibat?"

Sebenarnya Jess ingin menjawab 'sepenuhnya' tapi diurungkannya. Ia malah berkata, "bagaimana jika dimulai pelan-pelan? Kita lihat sejauh mana kau merasa nyaman."

"Oke." Jawabnya sambil tersenyum. Itu adalah senyuman pertama yang diberikan pria itu padanya setelah insiden di rumah pria itu dan berhasil membuat Jess berdebar.

Alastair tidak menyangka akan merasakan kelegaan mendengar jawaban Jess. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya ia lakukan sekarang ini. Di otaknya ia tahu bahwa itu bukan bayinya namun jika ia jujur, ia berharap bahwa itu memang bayinya.

Dari Jared, Alastair tahu bahwa Jess adalah wanita yang manis dan bukanlah wanita seperti bayangannya dan oleh karena itu Alastair bersedia untuk setidaknya mengenal wanita ini lebih baik lagi.

Katakanlah ini belas kasihan atau kemanusiawiannya yang bertindak, tapi Alastair sadar bahwa Jess jelas-jelas membutuhkan bantuan seseorang.

Wanita itu tidak mungkin terus bekerja di Indigo karena ini bukan lingkungan yang baik bagi ibu hamil. Yah, nanti Alastair akan mengutarakannya, setelah hubungan mereka berkembang lebih baik lagi.

Gently Embraced [WBS #2 | SUDAH TERBIT]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ