Konflik

7K 524 21
                                    

Jessica masih belum bereaksi atas pelukan dari mantan rekannya itu. Hatinya berkata untuk percaya namun otaknya malah sebaliknya. Ia terlalu takut jika akhirnya ia hanya akan terluka.

Jauh dilubuk hatinya ia sangat rindu dengan masa-masa seperti ini. Rindu saat saling menyalurkan kekuatan walau hanya dengan sebuah pelukan. Momen yang sama sekali tak dapat dibayar oleh uang dan semacamnya. Ia tahu mereka adalah orang yang tulus. Tapi, lagi-lagi otaknya berusaha untuk tak mempercayai itu.

Karena saat orang yang paling kau sayangi menyakitimu, sakitnya akan terasa selamanya.

***

Kini Jessica tengah berada di kamarnya--Maksudnya adalah kamarnya dulu bersama Sooyoung--. Jessica hanya menghabiskan waktunya dengan termenung, Ia tak tahu lagi apa yang terjadi pada dirinya ke depan. Apa ia masih bisa menyelamatkan kerja kerasnya selama bertahun-tahun?

Jessica mengacak rambutnya dengan kasar. Sama sekali tak dapat menjawab begitu banyak pertanyaan yang ada di kepalanya. Semakin ia memikirkan cara menyelesaikan permasalahannya, maka semakin banyak pertanyaan baru yang akan muncul.

"Hei, kau jangan melamun terus. Itu tak baik."Kata Yuri dengan tatapan sayang.

Jessica menoleh. Namun tatapannya sendu. Ia sama sekali tak berbicara. Jessica hanya membalas menatap Yuri dengan nanar.

"Kau pasti belum makan bukan? Aku dan yang lainnya membuat makanan kesukaanmu. Mau makan?"Tanya Yuri bersemangat.

Jessica masih diam. Terus menatap Yuri dengan nanar. Perlahan matanya mengabur karena tertutupi oleh matanya yang berkaca-kaca.

"Omo! Kenapa matamu berkaca-kaca?"Tanya Yuri terkejut. Jessica menggeleng dan tangisnya langsung pecah.

"Hiks.. Kau jahat.."Kata Jessica disela tangisannya. Ia menangis seperti anak kecil.

"Naega? Naega wae?"Tanya Yuri bingung. Apa Yuri melakukan kesalahan? Padahal Yuri kan hanya menawari Jessica makan. Apa yang salah?

"Aku bilang jangan baik padaku. Aku tak mau berbaikan denganmu."Kata Jessica sambil mengerucutkan bibirnya. Ia lalu menghapus sisa tangisnya.

"Aigoo.. Uri Sica sangat mudah menangis ya akhir-akhir ini."Kata Yuri meledek. Dan Jessica makin mempoutkan bibirnya. Menggemaskan sekali.

"Ulljima Sica-ya."Lanjutnya disertai dengan senyum tipis.

"Kau terlihat seperti seorang namja chingu saja Kwon Yuri. Anni.. Terserah padaku jika aku mau menangis atau tidak."Kata Jessica ketus.

"Haha benarkah? Berarti aku lebih cocok jadi namja chingu dibanding yeoja chingu? Jika kau menangis terus akan kupastikan mengirim timun ke rumahmu setiap hari."Kata Yuri tertawa penuh kemenangan. Sedangkan Jessica ia bergidik ngeri.

"Andwae! Aku lebih memilih dikirimi tikus mati atau telur busuk dibandingkan itu."Kata Jessica takut.

"Maka dari itu, jangan menangis lagi. Kau jelek saat menangis."Kata Yuri kembali tersenyum. Untuk pertama kali semenjak sebulan yang lalu Jessica membalas senyuman itu.

"Kau sepertinya harus mencari namja yang dapat memperlakukanmu seperti ini. You're so Gentleman. Tapi ingat, aku ini seorang yeoja Yuri-ah. Jangan menggombaliku."Kata Jessica yang langsung mendapat jitakan dari Yuri.

"Ah jinjja! Sica aku normal! Kau inii!!"Kata Yuri sehingga membuat tawa Jessica pecah.

"HAHAHA Yul Oppa~"Kata Jessica seraya mengeluarkan aegyo untuk Yuri.

DIVINE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang