"INFINITY" | PART 10

Start from the beginning
                                    

Kamupun masuk kedalam kamar mandi.

Niall buru-buru bangkit dan tersenyum, ia memegang dada kirinya dan refleks tersenyum malu. Jantungnya berdegup kencang, pipinya bersemu merah.

"Hei jantung, jangan membuat ulah. Bagaimana kalau y/mendengarnya? Ini semua bisa gawat." Ujarnya sambil tersenyum lebar dan sedetik kemudian ia tertawa geli.

Ntah apa yang terjadi pada dirinya.

***

Sembilan jam kemudian, tepat pukul jam 5 sore kalianpun sampai kerumah Niall.

Kamu langsung mandi dan hendak keluar kamar.

"Mau kemana?" Tanya Niall yang sedang terlihat mengetik sesuatu di iMacnya.

"Membantu ibumu menyiapkan makan malam." Ujarmu.

Niall memutar pinggangnya dan menghadap kearahmu, "kau? Memang kau bisa masak?" Ujarnya.

Kamu melotot, "jadi kau meremehkanku, hah? Lihat saja nanti." Kamu membanting pintu kamar.

Niall tertawa, "dia terlihat dua kali lebih imut saat melotot seperti itu." Ujarnya cekikikan.

***

Niall datang terlambat ke meja makan karena ia ketiduran saat mengetik berkas kantornya. Dimeja makan hanya tersisa satu piring steak lengkap dengan saladnya.

"Mom, apa ini untukku?" Niall bertanya pada Maura yang sedang menonton tv diruang tamu sebelah.

"Iyaaa, sayang." Jawabnya.

Niallpun mencoba saladnya, astaga ini benar-benar enak. Setara dengan steak yang sering ku beli di Nandos, pikirnya. Iapun memakan steak itu dengan lahap.

"Hei, sepertinya kau sangat kelaparan ya." Bob menepuk bahu Niall dari belakang.

"Dad! Ini benar-benar enak, sungguh. Apa kalian membelinya di Nandos? Ah, tidak. Nandos tak punya menu seperti ini." Ia mengingat-ingat lalu meminum segelas lemon tea.

Bob menggeleng-geleng, "ini buatan istrimu."

Niall tersedak, "uhukk.. uhukk.. apa? Ah, uhuk.. y/n membuat ini?"

"Iya. Ia benar-benar pandai memasak." Ujar Bob.

***

Kamu menghitung kupu-kupu yang sedang berterbangan ditanaman bunga yang mengelilingi kolam ikan ditaman belakang rumah Niall.

"Heiiiiiii!" Niall datang dan berteriak kegirangan seperti anak kecil.

"Astaga, lihatlah kau membuat mereka semua kabur!" Ujarmu manyun.

Ia duduk disebelahmu, "aku sudah makan steak buatanmu.." ujarnya.

"Lalu?" Tanyamu.

"Payah." Ujarnya.

Kamu menatapnya dingin sekilas dan beranjak.

"Hei, jangan marah. Aku hanya bercanda, steakmu sangat enak, sungguh." Ujarnya.

Kamu berbalik sebentar, "ohya? Aku tak perduli, sungguh." Dan lanjut beranjak meninggalkan Niall.

"Hei tunggu." Niall mencegat tanganmu yang sedang jalan, namun Niall tak tau ada sebuah batu yang menghalangi jalanmu dan kamupun tergelincir lalu kehilangan keseimbangan dan..

"Aaaa!" Teriakmu. Untung saja Niall sigap menangkapmu dari arah belakang.

"Aww!" Ujarmu merintih kesakitan.

Niall gelagapan, "kenapa? Kau terluka? Ayo, sini. Duduklah, akan ku periksa."

Kamu duduk dikursi taman dan Niall berjongkok memeriksa kakimu, "astaga, kakimu terluka." Ujarnya melihat mata kakimu yang tergores cukup panjang.

"Tunggu, aku akan ambilkan P3K."

***

Lima menit kemudian Niall membawa sebuah kotak P3K dan mulai membersihkan lukamu.

"Tak usah, biar aku saja." Ujarmu.

"Tidak. Biarkan aku. Kemarin aku sakit, dan kau menjagaku. Dan apa yang kuperbuat? Aku malah membuatmu tersandung." Ujarnya.

Semenit kemudian ponsel Niall berdering, namun ia tak berkutik dan tetap mengobatimu.

"Ponselmu berdering. Angkatlah dulu, siapa tau ada informasi penting." Ujarmu.

Niall tetap telaten mengobatimu, "aku takkan beranjak sebelum selesai, okay? Oh, tahan sedikit, ini akan terasa perih." Ia memberi lukamu alkohol. Kamupun meringis menahan sakit.

"Nah, sudah selesai." Ia menutup lukamu dengan perban dan kembali duduk disampingmu sambil membereskan peralatan P3K.

"Terimakasih." Lirihmu.

"Tidak, seharusnya aku yang berterimakasih. Kau sudah menjagaku semalaman." Ia tersenyum menatapmu dalam.

Kamupun balas tersenyum, "baiklah, aku ingin nonton film. Dua hari lalu aku baru diberikan dvd Hunger Games, apa kau mau ikut?" Tanyamu.

Niall mengangguk, "duluan saja. Nanti aku menyusul."

Kamupun mengangguk dan berjalan sedikit pincang.

"Ohya, y/n.." lirih Niall, kamu berbalik sebentar.

"Tadi adalah steak terbaik yang pernah ku coba." Lirihnya.











°•°•°•°

Next? Jangan jadi sider ya, vomment(s)nya jangan dilupa hehe:")

Salam cinta,

-Kesayangannya Jastin♡

"INFINITY" [N.H]Where stories live. Discover now