Divergent -06-

391 24 12
                                    

Suara kereta yang mulai bergerak dari markas Dauntless terdengar nyaring. Kegelapan diluar membuat kereta yang sudah tampak sedikit renyot itu mengerikan.

Sementara yang ada didalamnya...

"Yusa! Kalau kita meninggalkan Izaya disana, maka--"

Yusa langsung saja menutup mulut gadis cebol berambut putih itu dengan cepat. Beberapa orang melihati mereka dengan pandangan seperti 'pelankan-suara-mu' yang membuat Yusa tidak enak.

Kurogawa yang berdiri disamping pemuda-yang-tidak-diketahui-namanya itu menandangi kedua gadis disana. Walaupun begitu, Shira yang baru masuk dan baru bertarung bisa meraih peringkat ke-15. Sementara Yusa berada di peringkat 10. Kuro masuk kedalam 5 besar karena melawan Kadota yang notabene cukup kuat.

"Hey," suara Kuro membuat pemuda asing itu melihat kearahnya. "Siapa namamu?"

"Mau tau aja atau banget?"

"Banget."

Pemuda-yang-tidak-diketahui-namanya itu sweatdrop, dia tidak bisa bercanda dengan Kuro semudah itu. "Shou..." ucapnya pelan sekali.

"Apa?"

"Shou Fu."

Shira yang mendengar itu langsung saja menyeletuk. "Namamu Shou Fu?" Tatapan gadis itu membuat Shou tidak terlalu merasa nyaman.

"Shou, yang berarti panjang umur... dan Fu? Apa itu?" Kening Yusa sedikit berkerut sebelum suara yang mereka kenal berkata. "Fu artinya keberuntungan. Shou Fu, panjang umur yang membawa keberuntungan. Nama yang bagus, menurutku."

Semuanya melihat kearah sumber suara. Disana berdiri Tetsuragi Kuroko, pacar Kaizen Katsumoto. Oh, oke. "Tapi seperti perempuan," dan Tetsu mengabaikan tatapan kesal Shou.

Kereta mulai berjalan. Dan Shira yang awalnya tenang-tenang saja, akhirnya menjadi panik kembali. "Yusa!!"

Yusa facepalm dengan helaan nafas panjang. "Jika Izaya tidak mau datang biarkan saja."

Tetsu yang mendengarkan menatap mereka semua. "Jika dia tidak datang, maka dia dikeluarkan; kau tau cara Dauntless bekerja. Pemuda itu memang masuk peringkat 15 besar, tapi, melalaikan kewajiban seperti ini tidak akan dimaafkan." Ucapan gadis itu membuat mulut Yusa ternganga.

Kereta berjalan masih dengan lambat. Shizuo, yang berada di pintu kereta paling ujung, dengan santai bersandar sambil merokok. Lalu sebuah figur yang bergerak mendekati kereta dengan kecepatan berlari yang menakjubkan tertangkap di ujung mata Shizuo.

"Hm?" Pria berambut pirang itu melihat keluar dan menemukan Izaya Orihara berlari kearah kereta. Sepertinya pemuda itu kecapekan. Shizuo lalu mengulurkan tangannya, yang langsung diterima oleh Izaya.

Dan Shizuo melihatnya. Gigitan dan love mark yang dia buat di leher jenjang Izaya tampak sekali, tidak menutup lehernya. "Maaf akan hal itu..." gumamnya.

Izaya hanya menghela nafas dan menggeleng; "Jangan pernah mengingat hal itu lagi."

Awkward Moment.

Izaya diam, Shizuo diam, Tetsuragi diam, dan semuanya diam. Sebelum Shiki datang di tengah tengah dan menaruh sebuah tas besar yang berisi... pistol? "Aku sudah bilang kita akan bermain games, kan?"

Semuanya yang didekat Izaya dan Shizuo berkata dalam hati, syukurlah.

"Jadi peraturannya adalah," Shiki memulai dan menatap mereka semua satu-per-satu dengan tajam. "Kelompok bermain terdiri dari dua kelompok, ketua dan wakil. Bendera ini," Shiki mengeluarkan sebuah bendera yang bersinar di dari dalam tas tersebut. "Adalah nyawa tim kalian. Jangan sampai bendera ini terambil oleh orang dari tim lain. Jika iya, maka game over,"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 27, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DivergentWhere stories live. Discover now