◆ 12 ◆

14K 768 32
                                    

Hara masih menekuk wajahnya karena kesal, dan Roland tidak berhenti membujuk Hara agar berhenti marah padanya.

"Jangan begini, Hara. Aku melakukan ini agar kau tidak di apa-apakan oleh Felix." Roland sesekali menengok pada Hara yang masih mempertahankan wajah ngambeknya. Roland menghela nafas dan berusaha fokus menyetir.

"Sebenarnya apa masalahmu dengan Felix? Sampai kau membencinya seperti itu. Aku kasihan melihat wajahnya yang sedih dan ketakutan." Hara berkata tanpa menoleh pada Roland.

Roland meminggirkan mobilnya dan berhenti. Kini ia fokus sepenuhnya pada Hara. Ia menangkut kedua pundak Hara agar memandangnya. "Iya, aku sangat benci padanya. Aku hanya meminta padamu jauhi Felix dan jangan dekat-dekat lagi dengannya, mengerti?"

Hara jadi sedikit takut melihat kilatan kebencian dari mata Roland. Ia memberanikan diri mengelus tangan Roland yang ada di pundaknya lalu melepasnya dengan pelan. Dengan terpaksa ia mengangguk. "Baiklah."

Kilatan yang menakutkan dari mata Roland itu kini memudar di gantikan dengan senyum senangnya. Ia menarik tubuh Hara dan memeluknya dengan erat.

"Aku hanya tidak mau kehilanganmu Hara." Gumam Roland. Ia mengelus kepala Hara dengan sayang sesekali mencium pucuk kepala Hara. "Karena aku sangat mencintaimu, Hara."

Wajah Hara bersemu mendengar pengakuan Roland. Ia senang mendengarnya, tapi ia juga semakin penasaran dengan Felix dan Roland.

"Aku ingin mengajakmu menginap di rumahku. Kau mau kan?"

Hara mendongak dan memandang Roland sambil mengerutkan dahinya. "Kenapa mendadak? Ibuku bisa khawatir kalau aku tak pulang malam ini."

"Hubungi Ibumu dan bilang padanya kamu menginap di tempat temanmu." Bujuk Roland. Terlihat sekali ia ingin menghabiskan seharian ini dengan Hara.

Hara memandang Roland curiga. Ia menarik badannya menjauh dari Roland. "Kau tidak merencakan sesuatu kan?"

"H-hah? Ti-tidak kok, a-ku tidak merencakan sesuatu." Sangkalan Roland yang tergagap semakin membuat Hara curiga.

"Tetap tidak bisa. Aku tidak tega meninggalkan Ibu dan Adikku sendiri." Hara memandang Roland dengan tak enak.

Roland lagi-lagi menghela nafas dan mengalihkan pandangannya kedepan lalu mulai menjalankan mobilnya. Setelahnya hening menyelimuti mereka sampai rumah Hara.

"Makasih sudah memberikan tumpangan kerumah." Hara mematahkan keheningan. Ia menunggu Roland menjawab, tapi sepertinya lelaki itu tidak mau menjawab bahkan ia tidak melirik Hara sama sekali.

Hara menghela napas berusaha menghilangkan kegugupan pada dirinya dan membuka pintu mobil, bermaksud keluar. Baru satu kaki ia keluarkan gerakannya di hentikan dengan sebuah tangan yang menahan lengannya.

"Aku ikut." Suara datar Roland mengejutkan Hara.

Tanpa menunggu izin Hara, Roland sudah keluar dari mobilnya dan memandang Hara dengan datar. Melihat Roland yang sepertinya sedang menunggunya, Hara langsung cepat-cepat keluar dari mobil.

Roland menggenggam tangan Hara dan membimbingnya menuju rumah Hara. Roland membuang napas dengan keras berusaha menghilangkan kegugupannya. Tangannya yang berkeringat dan dingin semakin mengencangkan genggamannya pada Hara.

Tok

Tok

Tok

Hara terus memandang Roland. Ia bingung dan juga penasaran. Bingung dengan tingkah Roland yang aneh dan penasaran dengan apa yang akan Roland lakukan saat bertemu dengan Ibunya.

Please, Be My Lord [BOYXBOY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang