▶ 1 ◀

39.6K 1.5K 57
                                    

Gee penulis baru jadi butuh saran dan kritik dari kalian. Makasih sudah mau baca karya Gee .

.

.

.

.

(Hara Wijaya Point Of View)

"AYAH! AYAH!" Suara Ibuku yang memanggil Ayahku bergema di seluruh penjuru rumah. Suara yang penuh dengan pilu dan kesedihan.

Aku hanya bisa memeluk Ibuku menahannya agar tidak mengejar kepergian Ayahku yang di iringi oleh beberapa polisi.

"Hara, Ayahmu Hara" Ucap Ibu sambil memberontak dari pelukanku.

"Ibu, dengar Hara" Aku menyentuh kedua pipinya agar bisa melihatku. "Jika kita menghalangi aparat, kita bisa dituntut. Dan Ayah akan ditambah hukumannya, Bu." Ujarku menjelaskan. Ibu langsung merosot dari pelukanku dan langsung menangis tersedu-sedu. Aku hanya bisa kembali memeluk Ibu dan ikut menangis.

"Kak Hara? Ibu?" Suara anak kecil mengagetkanku. Kulihat adik kecilku sedang berada di ambang pintu kamarnya menatap kami dengan bingung. "Kenapa Ibu dan Kak Hara nangis?" Pertanyaan polos darinya membuatku kembali memecahkan air mataku. Ia berlari kearahku dan ikut memelukku dan badan Ibu yang masih menangis dengan pilu. Adikku pun ikut menangis dalam pelukanku.

Anissa yang malang, dia terlalu kecil untuk tahu kelakuan bejat Ayahnya yang ia sangat sayangi itu.

.

.

2 Minggu Kemudia...

"KAMU BISA KERJA APA ENGGAK?" Teriakan dari bos ku membuat seluruh isi Cafè ini memandang penasaran pada kami. "KAMU BARU MULAI KERJA KEMAREN, DAN MELAKUKAN BANYAK KESALAHAN. KAMU SAYA PECAT" Perkataan telak dari bosku itu membuat badanku bergetar. Ini sudah yang kelima kalinya aku dipecat dari pekerjaanku.

Semenjak Ayahku di penjara dua minggu yang lalu dan seluruh fasilitas kami di tarik oleh bank, kami sekeluarga pindah ke perumahan yang lebih sederhana dan jauh dari kata mewah. Ibuku menjadi sering sakit-sakitan saat kepergian Ayah ke tahanan dan Adikku yang baru kelas 2 SD harus berhenti sekolah karena perekonomian kami yang sangat limid. Aku yang menggantikan peran Ayahku harus bekerja keras demi menafkahi keluargaku. Ini sangat berat untukku. Aku yang selalu di kelilingi dengan fasilitas yang serba ada dan kini mencari uang untuk kami makan sehari-hari pun berat sekali dicari.

Aku lelah, sekarang aku hanya bisa merenung di taman dekat rumahku, memilih duduk di bawah pohon besar yang jauh dari keramaian. Aku senang berada disini, setidaknya bisa memulihkan beban pikiranku dan membuatku tenang kembali.

"Apa kamu sering kesini?" Suara lembut khas wanita membuatku terkejut. Aku cepat-cepat menoleh pada sosok wanita anggun yang menggunakan dress mini. Sungguh cantik, tapi aku yakin ia sudah berumur sekitar 30an.

Wanita itu menghampiriku dan langsung duduk di sampingku. "Aku bertanya, apa kamu sering kesini?" Ulangnya.

"Ya, aku sering kesini, dekat dengan rumahku" balasku tanpa melihat wajahnya. Aku tidak perduli pada apapun sekarang. Aku terlalu lelah untuk menanggapi wanita itu.

"Aku tahu kamu lagi butuh uang, aku ingin menawarkan pekerjaan yang menarik untukmu" aku langsung memandangnya dengan bingung. Darimana wanita ini tahu jika aku mencari kerja? Apa wanita ini bisa baca pikiran?

"Kalau kamu berpikir aku bisa membaca pikiran, kamu salah. Aku tadi ada di Cafè tempat kamu bekerja sebelumnya" ucapnya lagi yang membuatku kaget. Tapi aku kembali berusaha tidak terjadi apa-apa.

Please, Be My Lord [BOYXBOY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang