Chapter #4

5.1K 658 97
                                    

Hari ini rasanya Celene seperti lapar terus karena cuaca semakin dingin. Dan itu artinya berita bagus.

Natal akan tiba dan Celene tidak bisa sabar menantikan berbagai pesta Natal di Hogwarts, dan juga liburan Natal.

Birdy menghentikan tangannya yang tadinya sudah mau menyuapkan sesendok kentang tumbuk ke dalam mulutnya.

Seekor burung hantu mendarat, menjatuhkan Daily Prophet edisi hari itu. Birdy membukanya dengan semangat.

"Apa ada orang yang kita kenal yang mati?" Tanya Vince, mulutnya dipenuhi sosis panggang.

Celene hanya menikmati makanannya sembari berusaha mendengarkan sahabatnya.

"Tak ada, bahkan tak ada berita menarikㅡ
Birdy mengangkat bahu kemudian melanjutkan makannya.

Sudah beberapa minggu berlalu setelah ia bertemu Tom di perpustakaan. Dan semakin hari, mereka semakin dekat dan sering belajar bersama.

Ini sesuatu yang cukup menguntungkan buat Celene, hampir semua mata pelajaran yang ia ambil menghasilkan peningkatan.

** skip time **

Malam sudah sangat larut, sehingga seluruh penghuni asrama sepertinya tengah terlelap dalam mimpi masing-masing.

Begitu juga Celene. Namun, mimpinya tidak terlalu indah, bahkan hampir bisa dibilang mimpi paling buruk yang dialaminya selama di Hogwarts.

Orang yang berada dalam mimpinya adalah Tom. Dan.. terasa sangat nyata, bahwa Tom akan berubah menjadi sesuatu yang tidak seperti dirinya di awal, suatu saat nantiㅡ atau entah kapan.

Atau mungkin sudah?

Celene terduduk, keringat dingin membanjiri pelipisnya. Merasa sangat buruk dan ingin menghirup udara di luar.

Ia bangun dan keluar asrama, berjalan di koridor-koridor tanpa takut ketahuan oleh Mr. Filch.

Namun ia berhenti di depan tangga pualam menuju menara astronomi, gelap. Samar-samar ia mendengar derap pelan langkah sepatu, dan ia tidak berani menoleh sama sekali.

"Oh, sial, bodohnya aku. Kenapa aku harus keluar!" Ia berbisik kepada diri sendiri.

"Berjalan di tengah tidur, eh?"

Celene menoleh, dan orang yang sangat ia kenali berdiri di depannya, tersenyum jahil.

"Tom!"

"Sstt"

Tom menghampiri Celene, mengisyaratkan agar jangan berteriak. Kemudian mereka berjalan menaiki tangga pualam.

"Apa yang kau lakukan tengah malam begini, Tom!"

Celene berbisik pelan.

"Kau ingat? Aku harus mengecek semua tempat, karena sudah tugas seorang Prefek untuk itu."

Dan Celene mengangguk, ia lupa kalau Tom adalah seorang Prefek. "Apa kau berniat mencalonkan diri menjadi Ketua Murid?"

"Yeah, kurasa."

Mereka kini berdiri berdampingan cukup jauh antara satu sama lain di atas menara Astronomiㅡ memandang ke arah hamparan langit malam penuh bintang.

"Hei, Tom?"

Celene bertanya, masih memandang ke arah langit. Tom hanya menoleh, memandang menatap Celene yang nampaknya terpukau dengan pemandangan langit asliㅡ bukan seperti langit sihir di Aula Besar.

"Apakah.. kita akan tetap pergi ke Ball bersama?"

"Tentu saja. Kenapa bertanya begitu?"

Tom lebih mendekat ke arah Celene sekarang, memperhatikan secara lebih dekat wajah gadis itu.

"Tidak, aku.. tidak apa-apa."

"Dan tentu saja, maksudku, kalau kau masih mau?"

Celene tertawa kecil. "A-aku mau.."

Dia jelas hanya berpikir, kenapa Tom tiba-tiba saja mengajaknya ke Ballㅡ tidak, lebih seperti menganggap bahwa mereka pasti akan pergi ke Ball bersama.

"Hanya saja, kenapa kau tiba-tiba menganggap.. menganggap kita akan pergi bersama?"

Celene bertanya hati-hati, kemudian terdengar kekehan pelan.

"Karena kulihat kau tak bisa ngomong apa-apa lagi ketika menghadapi McLean tadi."

Celene sedikit terbelalak lalu menoleh ke arah Tom dan salah tingkah melihat Tom yang sedang memandangnya sejak tadi.

"Sudah larut. Kalau begitu aku akan mengantarmu ke menara Gryffindor. Sudah saatnya kau tidur lagi, kan?"

Tom menghadap Celene sekarang, ia mengacak pelan rambut pirang Celene.

Sebelum sempat menuruni tangga, mereka berdua untuk pertama kalinya saling bertatap mata. Celene bisa melihat manik hitam milik Tom tanpa diterangi apapunㅡ hanya gemerlap bintang di luar.

Monster dalam perut Celene melompat-lompat girang ketika Tom tiba-tiba mengulurkan tangannya yang cukup dingin, dan meletakannya perlahan di pipi Celene.

Tom membelainya lembut kemudian tersenyum.

"Ayo, kita segera kembali."

Celene mengangguk. Mereka sampai di dekat menara Gryffindor tidak lebih dari lima menit.

"Selamat tidur, Celene."

Celene menahan tangan Tom yang dingin dan menggenggamnya, membuat Tom sedikit terkejut, namun pada akhirnya mengucapkan salam perpisahan.

"Selamat tidur, Tom."

Tom pergi berlalu, dan Celene berbalik menuju lukisan Nyonya Gemuk, tersenyum sendiri.

"Moncong babi." Kata Celene.

Nyonya Gemuk mendorong lukisan dirinya ke belakang, terbuka.

"Dasar anak nakal! Menurutmu ini jam berapa!"

Celene terkikik geli dan masuk ke dalam.

*
*

Read the Next Chapter~>

#1 A Girl Who Changed The Destiny (Harry Potter: Tom Riddle Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang