Part 1

6.3K 228 31
                                    


Selamat malam, apa kabar semuanye??

Saya merombak isi cerita YMP supaya semakin ketje...

Selamat menikmati...

Ketjup manjah dari author ketje sejagat rayaaaah...

♥♥♥

***

Hari ini adalah tepat tiga bulan seorang Henny Silvia menjadi karyawan resmi di salah satu perusahaan maskapai di Indonesia. Dengan langkah yang percaya diri ia memasuki pagar perusahaan dan langsung menuju ke salah satu gedung yang sangat besar.

"Selamat pagi, Hen," ucap seseorang yang baru saja muncul dari belakang Henny.

"Pagi juga, Mas Rif," balas Henny, melihat kedatangan Rifki.

Mereka berdua rekan satu divisi, sehingga interaksi keduanya terlihat sangat akrab. Henny dan Rifki berjalan memasuki ruangan divisi mereka. Mereka berdua disambut oleh seorang wanita berhijab yang tengah berbadan dua.

"Pagi, Mba Rima," Rifki dan Henny berbarangan menyapa wanita yang bernama Rima. Tak menjawab wanita itu hanya menganguk saja.

Henny langsung duduk di kubikel yang sudah tiga bulan ini menjadi singgasananya. Ia langsung menyalakan komputer yang ada di depannya. Belum ada berkas yang harus diperiksa.

Karena masih terlalu pagi untuk seorang Henny, ia berjalan meninggalkan tempatnya hendak menuju pantry untuk membuat segelas kopi. Awalnya, Henny bukan seorang penikmat kopi. Tapi, semenjak bekerja ia menjadi orang yang kecanduan kopi. Bahkan sehari tanpa kopi matanya akan terasa sangat berat.

"Selamat pagi, Pak." Kata-kata yang sudah sangat dihafal Henny ketika ia akan berjalan menuju toilet.

Sebelum ke pantry perutnya terasa mulas. Ia lebih memilih untuk ke toilet terlebih dahulu daripada menuju pantry. Di saat perutnya memberontak untuk segera menuju toilet, saat itu pula ia harus mati-matian menahan gejolak yang mungkin akan sangat berbahaya.

Ucapan selamat pagi yang terdengar di indra pendengarannya memang tertuju untuk seseorang yang sekarang sudah berdiri di depan Henny. Dengan wajah yang seperti biasa. Wajah penuh dengan aura menyeramkan.

"Kamu ikut saya sekarang!" perintahnya setelah memperhatikan Henny yang terlihat berkeringat dingin akibat menahan hasrat ingin buang air besar. Henny menggeleng dengan kencang. Dia tidak bisa menuruti perintah lelaki yang ada di depannya itu. Yang berstatus sebagai atasannya.

Lelaki di depannya itu menepukan tangannya untuk menyadarkan perempuan yang sekarang masih bengong. Henny langsung tersadar, tanpa pikir panjang ia langsung berlari menuju toilet. Perutnya semakin memberontak. Tak mendengarkan ucapan dari atasannya tadi.

***

Lumayan lama Henny berada di dalam salah satu bilik yang ada di toilet. Akhirnya ia keluar juga, dengan wajah yang lebih lega. Ia tak menyangka kalau pagi ini ia akan mendapatkan panggilan alam yang menurutnya sangat menyusahkan.

Ia menatap pantulan dirinya di cermin,  merapikan diri, menyemprot minyak wangi dalam botol kecil yang selalu dibawanya ke mana-mana. Merasakan bahwa tidak ada aroma yang menempel lagi, Henny melangkah keluar toilet.

You're My Propeller (Completed)Where stories live. Discover now