Chapter 3 : A Terror From The Past

145 3 0
                                    

Hari ini adalah hari Minggu, dan Yui libur. Ia menghabiskan waktunya untuk berjalan-jalan bersama Hazuki.

"Wah, senangnya bisa jalan-jalan seperti ini! Sudah lama sekali sejak kita jalan-jalan bersama!" seru Hazuki dengan ceria.

"Iya, kurasa aku juga butuh waktu untuk bersenang-senang," ujar Yui sambil mengangguk setuju.

Yui dan Hazuki berjalan-jalan ke berbagai tempat. Mulai dari taman, mall, dan toko-toko makanan kecil di tepi-tepi jalan. Setelah merasa agak lelah, mereka kemudian beristirahat di sebuah kedai es krim. Sambil memenuhi mulut mereka dengan es krim, kedua sahabat itu mengobrol.

"Hei, bagaimana hubunganmu dengan Ryoichi-kun?" tanya Hazuki.

"Eh? Hubungan apa? Aku tak mengerti dengan apa yang kau bicarakan," jawab Yui. Ia hanya memandang mangkuk es krimnya dengan tatapan kosong.

"Bohong," cibir Hazuki. "Memangnya sudah berapa lama kita bersahabat? Aku tak mungkin bertanya jika tak mencium sesuatu. Lagipula, terakhir kali aku melihatnya, pandangannya padamu benar-benar berbeda."

"Kau hanya melihat yang tidak-tidak, Hazuki."

"Mungkin saja, tapi bagaimana denganmu? Apa yang kau rasakan saat dia memandangmu?"

Jantung Yui serasa berhenti berdetak saat Hazuki melontarkan pertanyaan itu. Tubuhnya kaku. Ia sendiri sebenarnya tak mengerti apa yang ia rasakan saar Ryoichi memandangnya. Tapi, ia tak menyangkal kalau ia suka saat Ryoichi memandangnya. Hatinya tak bisa bohong. Tanpa ia sadari, wajahnya sudah semakin memerah dan Hazuki bisa melihatnya dengan jelas.

"Ah, sudah kuduga. Aikawa Hazuki memang jenius," kata Hazuki sambil mengulaskan senyum misteriusnya selagi ia memandang lurus ke arah Yui.

Yui mengalihkan pandangannya ke jendela. "Apa maksudmu?" tanyanya.

"Kurasa kau lebih tahu apa maksudnya itu daripada aku, Yui."

Yui menundukkan kepalanya, tak bisa membalas kata-kata Hazuki. Hazuki benar, yang tahu soal hatinya hanyalah dirinya sendiri. Ia tahu apa yang dikatakan hatinya, namun ia belum berani untuk menerimanya.

***

Malam itu, Yui sedang berada di belakang meja kerjanya, mengatur jadwal untuk Ryoichi pada esok hari. Saat ia sedang sibuk meneliti satu persatu jadwal-jadwal yang ada di tangannya, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Tampak nomor yang tak dikenal di layar ponselnya.

"Moshi moshi?" Yui mengangkat telepon.

"Yui?" sebuah suara terdengar dari ujung telepon.

"Siapa ini?" tanya Yui mulai curiga.

"Aku sudah ada di depan pintu apartemenmu, aku mohon buka pintunya."

Yui melonjak kaget. "Shintaro?!" serunya saat ia sadar bahwa suara itu adalah milik Shintaro.

"Ternyata kau belum melupakan suaraku, ya?"

"Lebih baik kau pergi, aku sibuk dan tak punya waktu untuk membukakan pintu untukmu."

"Baiklah, kalau begitu aku akan menunggu di depan pintumu sampai kau membukakannya untukku."

"Sial!" Yui menutup teleponnya dengan kesal. Ia memutuskan untuk tak menghiraukan Shintaro dan menyelesaikan pekerjaannya lalu pergi tidur.

***

Keesokan harinya, Yui bersiap-siap untuk berangkat kerja. Saat itu, tiba-tiba saja ingatannya tertuju pada Shintaro. "Apa mungkin ia masih disana ya? Ah, tapi tak mungkin, ia pasti sudah pulang," gumam Yui.

I Hate YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang