Move On - 24. Jealous (2)

1.5K 80 8
                                    

Jacob tidak pergi membeli minuman. Ia hanya pergi entah kemana tujuannya.

"Argh!" Frustasinya.

Ia mencoba menenangkan dirinya sekarang. Entah kenapa pikirannya berkecamuk. Ia merasa sangat marah setelah datangnya Ray.

"Kenapa harus Ray yang bertemu dengannya duluan?" Gerutu Jacob.

Jacob menarik napas dengan panjang, lalu ia hembuskan kembali secara perlahan.

"Gue gak boleh gitu. Ray menyukai Christal dari awal pertama ia masuk sekolah. Dan gue sebagai abangnya gak boleh seperti itu," gumam Jacob.

Ia kembali berjalan normal melewati lorong Rumah Sakit. Ia masih merasakan hal yang janggal didalam hatinya. Yaitu, rasa cemburu.

*

"Kamu udah makan?" Tanya Ray.

Christal mengangguk. Lalu, Christal kembali melontarkan pertanyaan yang sama pada Ray.

"Gue juga udah," balas Ray.

Lalu, mereka diam bersama. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Yang terdengar sekarang hanyalah suara air mancur yang berada didepan mereka.

Mereka berdua masih tetap berada disana sepuluh menit yang lalu dari kepergiannya Jacob.

"Gue," ucap mereka bersamaan dan saling bertatap-tatapan.

Mereka memandang satu sama lain. Ray menatap manik mata Christal yang cantik dan begitu sebaliknya dengan Christal yang menatap Ray.

Christal sedikit risih dengan suasana seperti ini. Karena Ray menatapnya dengan lekat tanpa berkedip sedikitpun.

"Ray?" Panggil Christal.

Ray tersentak. Dan ia pun sadar, ia mengedipkan matanya berulang kali.

"Maaf," ucap Ray mengalihkan pandangannya dari Christal.

Christal mencoba melihat wajah Ray, tetapi Ray mencoba untuk tidak memandang Christal.

"Ah-choo!" Suara bersin yang sangat kecil.

Christal bersin. Ia tak lupa menutup mulutnya ketika bersin. Ray yang menyadari itu langsung membuka jaket yang ia kenakan sekarang dan menyelimuti tubuh mungil Christal.

"Ayo kita masuk!" Ajak Ray tanpa mendengar jawaban dari Christal.

Ia mendorong Christal sampai kembali ke ruangannya. Lalu, mengangkat tubuh Christal kembali keatas tempat tidur.

"Lo istirahat aja lagi," perintah Ray.

Christal menggeleng pelan. Ia mencoba untuk duduk, tetapi tidak dibolehkan oleh Ray.

"Gue udah bilang, kan? Lo istirahat," tekas Ray.

Christal pun menurutinya. Ia kembali membaringkan tubuhnya dan menarik selimut hingga leher.

Ray merasa bersalah dengan perlakuannya tadi. Ia sedikit membentak Christal agar Christal mau menurutinya.

"Maaf ya," ucap Ray mengelus puncak kepala Christal pelan.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang