Move On - 22. Conflict

1.3K 63 0
                                    

Christal kembali istirahat setelah mengalami sakit kepala yang luar biasa. Dokter menyarankan untuk tidak menganggu istirahat Christal sementara waktu. Tante Cherly terlihat cemas dengan keadaan Christal sekarang.

"Tante jangan sedih ya. Christal bakalan sembuh kok," ucap Vanie menenangkan Tante Cherly yang duduk lemas.

"Iya, Nak. Tante gak apa-apa, cuma cemas aja sama keadaan Christal tadi." Ucap Tante Cherly.

Hening.

Tidak ada satu dari mereka yang membuka topik pembicaraan. Mereka menunggu didepan ruang Christal.

Pikiran Ray berkecamuk. Hatinya seakan-akan terasa diremas kuat. Ia merasa kesakitan melihat keadaan Christal tadi. Kejadian ini sudah dua kali ia alami.

Jacob menunduk lesu. Tak disangka orang yang ia tabrak kemarin itu sudah sadar, tetapi mengalami amnesia dan kembali lagi istirahat.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Ray merasa ingin segera pulang karena ia tidak tahan berlama-lama di Rumah Sakit. Sebelum ia pulang, ia berpamitan dulu pada teman satu sekolahnya dan Tante Cherly.

"Tante," panggil Ray melangkah mendekati Tante yang sedang duduk lemas dan dikelilingi temannya Christal.

Tante Cherly memandang kearah suara.

"Saya pamit pulang dulu, Tan. Tante jangan sedih lagi ya. Christal bakalan cepat sembuh kok," ucap Ray sedikit menekukkan tubuh tingginya itu.

"Iya, Nak. Tante selalu sabar menghadapi semuanya. Terima kasih ya, sudah datang dan memberitahu kalau Christal udah sadar tadi. Tante senang kamu disini," ucap Tante Cherly sembari menepuk pundak Ray pelan.

"Iya Tan. Saya pulang dulu, Tan. Selamat malam," ucap Ray dan berlalu pergi.

"Selamat malam," balas Tante Cherly menatap punggung Ray yang mulai menjauh.

"Tante mau makan atau minum dulu gak?" Tawar Vanie.

"Tapi, yang mau nunggu Christal disini siapa?" Tanya Tante Cherly tidak menjawab pertanyaan Vanie.

Mereka bertiga saling berpandangan dan berdebat siapa yang akan tinggal dan siapa yang akan pergi menemani Tante Cherly makan.

"Seira sama Abel yang nunggu Christal, Tan. Tante makan dulu ya, nanti Tante sakit." Ucap Vanie setelah mendapat kesepakatan dari mereka berdua.

"Ok, yuk! Tante tinggal dulu ya," ucap Tante Cherly berdiri dari tempat duduknya.

"Ok Tan!" Seru mereka bersemangat.

Awalnya Tante Cherly heran kenapa mereka begitu semangat. Tetapi tak ia hiraukan, ia berjalan kearah lift bersama Vanie. Setelah tak terlihat lagi, Abel dan Seira pun meluncurkan aksinya.

"Gara-gara lo gak semuanya jadi kek gini?!" Tuduh Abel dari tempat awalnya tadi bersama Tante Cherly, Seira, dan Vanie.

Jacob yang masih berada disana bersandarkan dinding kaget. Tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan serangan tuduhan dari Abel.

"Maksud lo apa?" Tanya Jacob yang tidak tau apa-apa.

"Gak usah sok gak tau deh lo! Mending lo dibawa ke kantor polisi aja," sembur Seira yang sudah berapi-api.

"Sumpah deh, gue gak tau." Ucap Jacob sembari menegakkan tubuh bidang datarnya itu.

"Lo tabrak Christal sampai dia amnesia gini. Maksud lo apa? Kalo gak ngebunuhin dia pasti lo mencacati hidupnya. Ya, kan?!" Teriak Abel karena ia sudah sangat marah.

Lorong rumah sakit yang mereka kunjungi ini terasa sepi saat Abel berteriak tadi. Seakan-akan tidak ada penghuni lain yang berada di lorong itu.

"Bener, gue gak ada maksud buat apa-apa untuk Christal. Gue cuma gak sengaja menabraknya kemarin." Ucap Jacob tenang.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang