Chapter 8

1.7K 72 1
                                    

Cuma lo yang bisa bikin gue senang.

Gue suka banget cewek yang kayak lo. Lo tuh beda dari cewek lain.

Gue sayang banget sama lo.

Gue gak pernah mikir kalo gue dapet cewek yang baik kayak lo.

Dulu kita kenalnya lucu, ya? Masa di game gitu, gue kalo inget sih kayak mimpi gitu. Mimpi ketemu bidadari.

Gue beruntung banget bisa kenal sama lo. Kenapa gak dari dulu aja, ya, kita kenal?

Gue sayang banget sama lo.

Enggak ada yang lain yang bisa gantiin posisi lo.

Gue cinta sama lo.

Love you so much.

Christal langsung terbangun dari alam bawah sadarnya.

"Ah! Gue kira beneran tadi. Untung cuma mimpi," gerutunya yang mengangkat kepalanya dari meja.

Ia tertidur saat mengerjakan tugasnya. Ia berdiri dari tempat duduk dan pergi ke kamar mandi hanya untuk mencuci wajah.

Ia memutar kran air dan menampar wajahnya dengan air. Lalu, ia matikan kran dan berdiri didepan cermin.

"Kenapa lo bisa dengar kata-kata yang sangat gak mau gue dengar saat ini?" Tanyanya.

"Lo bisa gak, gak usah ingat kata-kata itu lagi?"

"Gue gak mau lagi dengar kata-kata itu dalam hidup gue!" Geramnya.

"Bisa gak lo pergi dari hidup gue?!" Teriaknya didepan cermin.

Bayangannya itu sebagai dirinya yang lain. Seakan-akan ia berbicara dengan bayangannya itu. Walau mereka adalah satu dan tak akan pernah muncul kepribadian lain dari dalam dirinya.

Ia memperhatikan pantulan dirinya lagi. Terukir sebuah senyuman yang sepertinya terpaksa.

"Seharusnya lo bangkit dari keterpurukan itu. Dan seharusnya lo gak boleh berada didalam sana. Lo harus cari jalan keluar," ucapnya.

"Gue mohon, gak usah ingat kata-kata penghianat itu! Gue mohon!" Teriaknya.

Disaat itu juga Christal menangis. Bulir air mata satu per satu jatuh ke pipinya dan jatuh lagi ke arah air yang tergenang di wastafel-nya itu.

"Gue gak mau ingat itu lagi," ucapnya didalam isakan yang sangat kuat terdengar saat ini.

"Gue gak mau lagi ingat dia. Gue mau move on dari dia. Bantu gue," isaknya lebih kuat dari sebelumnya.

*

"Christal!" Panggil seseorang yang sudah berdiri disampingnya.

Ia menolehkan kepalanya ke arah orang yang memanggilnya tadi.

"Apa?" Sahutnya.

Terukir senyuman manis dari Vanie yang baby face itu.

"Ke kantin, yuk!" Ajaknya sambil menyodorkan tangannya ke arah Christal.

"Gak ah, gue gak laper." Ucapnya.

"Is, apalah. Ayoklah!" Rengek Vanie seperti anak kecil.

"Gue lagi badmood, gak niat makan." Ujarnya lagi.

Vanie pun bersikeras agar bisa mengajak Christal ke kantin.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang