0.2

46 6 0
                                    

GENTA POV

Aku mengendarai sepedaku dengan sangat terburu buru. Tadi malam aku tidak bisa tidur, karena memikirkan kata kata Fera untuk merubah penampilan ku ini.

Saat sampai di sekolah, aku langsung berlari menuju kelas ku. Dan saat sampai di kelas semua orang memperhatikan ku dengan tatapan aneh.

"Genta lo gak sakit kan?" Tanya seorang cowo yang aku tak tahu namanya

"Engga ko? Emang nya ada yang salah sama aku?" Tanya ku

"Lo ko ke sekolah malah pake celana tidur sih?" Tanya Linda

Seketika aku langsung melihat kaki ku dan ternyata benar, aku ke sekolah memakai celana tidur ku. Sungguh aku sangat malu sekali.

Pantas saja saat aku berlarian di koridor sekolah, semua orang menertawai ku. Mungkin karena aku memakai celana tidur ke sekolah.

Karena malu, aku langsung pergi keluar kelas dan mengendarai sepeda ku lagi untuk pulang ke rumah mengganti celana tidur ini dengan celana seragam ku.

Sungguh ini kejadian paling memalukan yang pernah aku alami selama aku hidup di dunia.

Setelah memakai celana seragam ku, aku segera bergegas untuk kembali ke sekolah. Meskipun aku sudah telat, aku tidak pernah mau untuk bolos.

Selama aku bersekolah di SMA Bayangkara, aku tidak pernah bolos sekali pun. Itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi ku.

Absen itu bisa membantu nilai ku yang masih kurang. Aku sangat bodoh di pelajaran seni musik.

Tepat saat bel masuk berbunyi, aku sampai di sekolah. Aku langsung berlari menuju kelas ku. Untung saja koridor sepi, jadi mengecilkan presentasi terjadinya tabrakan.

Akhirnya aku sampai juga di kelas ku. Sungguh saat ini aku lelah sekali. Seragam ku sudah basah dengan keringat.

Seketika kelas hening karena Bu Endah guru fisika datang untuk memulai pelajarannya.

***

"Genta sumpah ya kejadian tadi pagi itu bikin gue ketawa gak berenti berenti." Ucap Linda saat kita sedang di taman belakang sekolah.

"Jangan di inget inget lagi dong, aku mau banget sumpah. Coba kamu yang di posisi itu pasti kamu gak akan sekolah dua hari kayanya." Jawabku dengan jutek

"Yeh bercanda kali Genta, plis jangan baper."

Hening.

"Eh Genta, lo udah ngerjain tugas yang di suruh wawancara belom?" Tanya Linda

"Udah dong, kemaren aku baru wawancara narasumber nya. Paling ntar malem sama aku mau di salin dan di rapihin lagi." Ucapku

Seketika kata kata Fera kemarin terngiang ngiang di kepala ku.

"Linda aku mau nanya boleh gak?" Tanya ku

"Yaelah tinggal tanya aja gak usah ijin ijin segala."

"Kalo aku ngerubah penampilan aku menurut kamu gimana? Sekarang aku butuh saran banget nih." Ucap ku

Linda menatap ku dengan pandangan yang sulit diartikan. Yang aku bisa lihat dia bingung dan kaget.

"Lo serius mau ngerubah penampilan lo?" Tanya Linda dengan serius

"Ya gak tau sih, aku masih bingung."

"Eh tapi tunggu deh, kok lo jadi tiba tiba pengen ngerubah penampilan lo sih? Ada apaan nih?"

Aku yakin sekali pasti Linda akan menanyakan pertanyaan itu. Aku pun akhirnya menceritakan semua kejadian saat wawancara kemarin.

"Oke gue ngerti, tapi gue mau nanya sesuatu sama lo." Ucap Linda

"Nanya apa?"

"Eh gak jadi deng, gue ke kelas duluan ya bye." Ucap Linda lalu pergi meninggalkan ku sendiri.

Aku melirik jam tangan ku. Ternyata tiga menit lagi bel masuk berbunyi. Aku pun segera beranjak dan pergi menuju kelas ku.

***

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Itu adalah suara termerdu sepanjang masa bagi murid murid yang menantikan jam pulang sekolah.

Aku segera membereskan buku buku ku dan memasukannya ke dalam tas ku. Lalu aku pun pergi keluar kelas.

Saat aku sedang berjalan di koridor sekolah, aku mendengar seperti ada perempuan yang menangis.

Aku pun menghampiri suara itu. Dan betapa terkejutnya mengetahui siapa perempuan yang menangis itu. Dia adalah Fera. Mengapa Fera menangis?

"Fera kamu kenapa?" Tanya ku

"Genta plis tolongin gue sekarang, gue gak tau harus minta tolong sama siapa lagi. Semua temen gue udah pada pulang." Ucapnya sambil sesenggukan

"Tolong apa?"

"Plis bantuin gue ngumpet, gue sekarang lagi di kejar kejar sama mantan pacar gue. Dia itu mau nyoba memperkosa gue."

"Astaga, yaudah aku bantu deh. Sekarang kamu ikut aku", aku pun segera menarik lengan Fera dan berlari menuju gerbang depan.

Aku dan Fera terus berlari dengan sekuat tenaga. Ternyata dengan tidak kami ketahui, mantan pacar Fera mengejar kami dengan membawa pisau.

Ketika aku melihat ada supermarket di depan, aku segera mengajak Fera memasuki supermarket itu.

"Ko lo ngajak gue ke supermarket sih? Kan gue mau ngumpet." Ucap Fera

"Karena kalo ngumpet di lorong supermarket itu persentasi ketahuan nya itu sedikit. Udah kamu ikutan aku aja", aku dan Fera berlari ke arah lorong bahan makanan.

Aku memantau ke Adam sekitar. Dan ternyata mantan pacar Fera ada di depan supermarket. Tapi dia seperti kebingungan. Dan akhirnya mantan pacar Fera pun pergi.

"Fer udah aman, mantan pacar kamu sekarang udah pergi." Ucap ku

"Makasih ya Genta, kalo gak ada lo mungkin gue sekarang ah gak tau lah. Sekali lagi makasih ya Genta." Ucap Fera

"Iya sama sama, yaudah aku pulang duluan ya. Dadah" pamit ku

"Eh tunggu dulu Genta, sebagai ucapan terima kasih gue, gimana kalo besok gue traktir lo di cafe depan sekolah? Ya itu juga kalo lo bisa sih."

"Oke deh", aku pun pergi meninggalkan Fera.

***

Esoknya ketika pulang sekolah, aku dan Fera pergi ke cafe yang berada di depan sekolah.

"Genta lo mau pesen apa?" Tanya Fera ketika sampai di cafe

Aku membolak balik kan buku menu di depan ku, dan pilihan ku jatuh kepada spaghetti bolognese dan jus mangga.

Ketika sedang menunggu pesanan, aku dan Fera banyak bercerita. Mulai dari kejadian kemarin, dan kejadian kejadian yang lainnya.

Jika di pikirkan ternyata Fera itu cantik, manis, baik pula. Menurutku dia wanita yang sempurna di mataku. Jika saja aku bisa memilikinya. Ah berbicara apa aku ini.

"Eh Genta ko lo ngelamun? Jangan jangan lo lagi ngelamunin yang kaya begituan ya? Ayo ngaku." Tuduh Fera

"Ya engga lah, kamu suka ada ada aja deh." Elak ku

"Anjir ngakak banget muka lo. Coba deh lo ngaca pas tadi ngomong kaya gitu." Ucap Fera sambil tertawa

Akhirnya setelah menunggu beberapa saat, makanan kami pun datang. Aku sudah tidak sabar ingin mencicipi makanan itu.

"Eh Genta, btw lo masih inget gak yang gue omongin waktu kita wawancara?" Tanya Fera tiba tiba

"Omongan yang mana?"

"Yang gue nyuruh lo rubah penampilan lo, inget gak?" Tanyanya lagi

"Oh iya aku inget, emang nya kenapa Ra?"

" jadi gini, sodara gue buka toko baju di daerah selatan. Rencananya gue mau ngajak lo belanja di sana. Itu juga kalo lo mau." Jelas Fera

Aku sungguh bingung harus menjawab apa. Karena aku saja tidak yakin untuk merubah penampilan ku.

"Nanti deh aku pikirin lagi." Jawab ku

~~~~

TBC~

Notice MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang