Chapter 17

37.3K 2.3K 102
                                    

Xavier sangat kesal karena dia selalu mendapat kelas yang sama dengan Antonio dan Vanya. Sebenarnya bisa saja dia mengganti jadwalnya dengan mudah, tapi Xavier tidak mungkin bisa meninggalkan Agatha dari pasangan idiot Antonio dan Vanya.

"Ssst.. nomor 5 gimana?" Antonio mencolek-colek bahu Xavier sambil berbisik.

Xavier mendengus kesal. Ia melirik Mrs. Roberts, guru matematikanya yang galak sedang berkutat pada kertas-kertas yang ada di mejanya. Kemudian dia melirik gadisnya yang sedang mengerjakan soal dengan tenang. Terlintas ide jahil di benak Xavier.

"Nomor 5 kamu nanya ke aku?" Xavier mengedipkan matanya dengan polos ke arah Antonio.

Suara Xavier cukup keras sehingga semua murid termasuk Mrs. Roberts menengok ke arahnya. Mrs. Roberts menatapnya dengan bingung.

"Tadi dia nanya nomor 5," kata Xavier sambil menunjuk ke arah Antonio yang sedang berkeringat dingin.

Mrs.Roberts mengalihkan pandangannya ke arah Antonio. Guru itu menatapnya dengan garang membuat Antonio menelan ludahnya gugup. Antonio melirik ke arah Vanya dan melihat kalau matenya itu sedang tertawa cekikikan dengan Agatha.

"Mr. Blackwell! Keluar dari kelasku SEKARANG!"

Antonio keluar kelas dengan berat hati.

'Shit! Harusnya pakai mindlink'

***

Matematika adalah kelas terakhir bagi Xavier dan Agatha berserta Antonio dan Vanya. Entah kenapa sekarang mereka sedang berkumpul di bawah yang pohon yang rindang. Mereka semua sedang menunggu Layla. Adik Xavier itu hari ini tidak masuk karena sedang menghabiskan waktu bersama matenya Nate. Dan entah kenapa Layla menyuruh mereka untuk menunggunya.

"Adikmu itu ngaret," keluh Jacob.

Ya, yang dimaksud dengan mereka adalah Xavier, Agatha, Jacob, Jesse, Ethan, Vivian, Nate, Antonio beserta kawan-kawannya, bahkan juga ada Cetta.

Jesse memutar bola matanya jengah, "sabar."

Tiba-tiba sebuah mobil Venom GT berwarna hitam berhenti di depan mereka.

"Haiii..."

Seorang gadis keluar dari mobil itu bersama seorang laki-laki tampan. Lelaki itu adalah Nate, anak bungsu dari Raja Vampir.

"Langsung intinya aja," kata Renee tidak sabar.

Layla melirik ke arah Nate dengan sumringah. Nate hanya membalasnya dengan cengiran.

"Hari ini datanglah ke rumah ku, ada pesta disana," kata Nate.

"Ohh ke kastil vam.."

Xavier membekap mulut Antonio. Ia khawatir kalau Agatha mengetahui semuanya maka gadis itu akan pergi darinya.

Agatha Pov

Kenapa Xavier membekap mulut Antonio? Dan tadi sepertinya Antonio bilang kastil vam. Vam? Apa Vampir, ya? Aku melirik ke arah Nate, aku mengenalnya karena laki-laki itu dijadikan wallpaper pada handphone Layla.

Apa mungkin Nate itu vampir, ya? Tapi dari wajahnya cocok kalau dia vampir. Dia tampan dan berkulit pucat. Sebenarnya aku belum pernah bertemu mahluk mitos lain selain mermaid. Mermaid memang tertutup semenjak munculnya siren, bangsaku bertugas melindungi bangsa-bangsa lain seperti elf, witch, werewolf, vampir, bahkan manusia sekalipun dari siren. Sayangnya ayah belum pernah mengizinkanku untuk melawan satu pun siren.

Siren sebenarnya dulu adalah mermaid, namun mereka memberontak dan membunuh mahluk-mahluk mitos untuk mendapatkan kekuatan.

"Maksudnya rumah baruku," kata Nate membuyarkan lamunanku.

My Mate Is Mermaid (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang