chapter 7- ini kencan

50.6K 3.6K 33
                                    

Xavier pov

Sekarang kami berada didalam mobilku, tadi kami sudah bertemu dengan Vivian, Jesse, dan Jacob, mereka bertiga tampak khawatir dengan keadaan Agatha. Aku menyuruh mereka bertiga untuk pulang dan meninggalkanku bersama Agatha. Vivian tadinya tidak rela, tapi kemudian dia dibujuk oleh Jesse. Entah kenapa aku selalu ingin bersama dengan gadis itu.

Aku melirik ke arah Agatha yang duduk berada disampingku. Gadisku itu sedang memelintir ujung roknya dengan jemarinya yang mungil. Aku menghela nafas, tadi aku benar-benar sangat khawatir, dia tiba-tiba saja pergi. Aku akui aku sangat takut kehilangannya.

"Maaf," kata Agatha. Gadisku itu membuang muka kearah jendela mobil disampingnya , sepertinya tidak berani menatap kearahku.

Aku tersenyum kearahnya, jemariku mengelus-elus rambut halusnya itu. "Kalau mau minta maaf harus liat muka orangnya."

Gadisku itu kemudian menatap mata hazel milikku. Sepertinya gadisku ini tampak gugup.

"Ma-maaf," ia kembali mengulang perkataannya. Aku meresponnya dengan mangganggukan kepalaku kemudian kembali fokus ke arah jalan.

'Untung saja mate kita tidak apa-apa. Kalau dia sampai kenapa-kenapa, aku tidak akan mau bicara denganmu lagi' tiba-tiba suara Jac masuk kedalam pikiranku.

'Aku tidak peduli denganmu serigala pemalas, yang penting sekarang dia aman bersamaku' seketika itu juga aku langsung memutuskan mindlinkku dengan Jac.

End pov

Agatha tampak bingung ketika Xavier melewati rumahnya. Ia kira dia mau diantar pulang oleh laki-laki itu.

"Kita mau kemana?" Tanya Agatha sambil melirik Xavier.

"Mm, ke pantai yang kemarin, ada urusan yang belum aku selesaikan," jawab Xavier tanpa mengalihkan pandanganya sekalipun ke arah jalan.

"Urusan apa?" Tanya Agatha. Gadis itu tampak penasaran dengan segala hal yang behubungan dengan Xavier.

"Mm, yang jelas urusan itu belum selesai gara-gara kamu mimisan," jawab Xavier. Ia menoleh kearah Agatha kemudian menyeringai.

Agatha tampak panik. Gadis itu berpikir kalau Xavier akan mencoba menciumnya kembali. Ia menutupi bibirnya dengan kedua telapak tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kearah Xavier. Xavier terkekeh melihat tingkah laku matenya yang lucu tersebut, ia tau kalau Agatha pasti memikirkan yang macam-macam.

"Kenapa?" Tanya Xavier. Ia berusaha menahan tawanya yang akan meledak.

"Aku belum pernah ciuman!" Bentak Agatha panik.

"Trus?" Tanya Xavier pura-pura polos. Ia memandang Agatha dengan tatapannya yang polos, mungkin tatapan itu bisa membuat semua gadis luluh.

"Kamu bakal cium aku," jawab Agatha.

"Ah, itu pernyataan atau permintaan ya?" Tanya Xavier sambil menatap mata Agatha. Tangan kirinya mengelus-elus dagunya dan mata hazelnya itu mengerling genit kearah Agatha.

Wajah Agatha sekarang tampak seperti kepiting rebus. Ingin rasanya Agatha menenggelamkan laki-laki disebelahnya ke dasar lautan. Agatha menyembunyikan mukanya yang memerah dengan kedua tangannya. Karena tidak tahan dengan tingkah laku Agatha yang menurutnya lucu, Xavier tertawa terbahak-bahak. Agatha terkejut, ia melirik kearah Xavier yang masih asik tertawa.

"Bukan itu urusan yang belum selesai," Kata Xavier setelah menyelesaikan tawanya itu. 'Lagipula kalau mau cium, disini juga bisa' tambahnya dalam hati.

Agatha yang mendengar itu kembali bersemu merah, ia benar-benar kesal dengan lelaki yang berada disebelahnya ini. Agatha mengembungkan kedua pipinya dengan kesal. Setidaknya, ia merasa senang karena Xavier tidak berniat menciumnya. Tapi disisi lain, ia ingin dicium oleh Xavier.

My Mate Is Mermaid (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang