[Bab 5]

5.4K 548 12
                                    

Satu hari...

Satu minggu...

Satu bulan...

Hingga delapan bulan rasa bersalah dan penyesalan terus menggelayuti hati dan pikiran Orlando.

Hari itu Setelah menerima telepon dari Lian dan Lian mengatakan kalau keluarga Dimas pergi tanpa Angelica, Orlando memutuskan untuk kembali pulang kerumah Nancy, dan Orlandopun hanya memantau Angelica dari jauh, walau terkadang ia seperti penguntit yang mengerikan ditengah malam dan menjaga Angelica dalam diam, tapi Orlando tidak prnah muncul dihadapan Angelica.

Bukannya pria itu tidak mau meminta maaf, hanya saja ia ingin memberikan waktu pada Angelica untuk bangkit dan menata hidup juga hatinya. Dengan begitu Angelica akan lebih siap saat nanti bertemu dengannya.

Disisi Lain, untuk Angelica. Delapan bulan bukan waktu yang sebentar untuk mengembalikan rasa percaya diri, menyembuhkan luka hati dan mengumpulkan keberanian yang selama ini sudah tercecer habis.

Sudah tiga hari ini hujan terus mengguyur kota Jakarta dan itu membuat Angelica memutar kembali ingatan dimana ia begitu terlihat sangat menyedihkan. Dimana hidupnya penuh dengan drama yang menguras emosi dan air mata.

"Melamun lagi?" Dimas mengagetkan Angelica yang terus menatap kosong keluar jendela besar ruangannya.

"Sejak kapan kakak masuk kesini?"

"Oh kakak mulai tidak suka, itu bukan jawaban adikku sayang" Dimas berdecak gemas.

Sementara Angelica mengerucutkan bibirnya sebal. "Terserah kakak"

"Ish kok gitu, lagian kamu ini kenapa lagi sih? Kakak dengar kamu baru saja memecat dua receptionist"

Sontak Angelica menatap tajam pada kakaknya. "Itu salahnya sendiri kenapa terus saja bergosip saat bekerja!" Sahut Angelica.

"Ya, tapi kamu juga nggak harus memecatnya, Lica!"

"Aku tidak peduli kak, kalau dimaklumi yang ada hotel kita juga yang akan rugi"

Dimas menghela nafas panjang, ia tau kalau ia terus mendebat Angelica, maka ujung-ujungnya dirinyalah yang akan kalah.

Angelica yang sekarang begitu tegas dalam mengambil keputusan dan setiap ucapan yang keluar dari mulutnya terdengar sangat menyebalkan. Dimas bahkan tak percaya jika mulut mungil yang selalu berkata lembut itu, bisa begitu tajam dan mematikan hingga melumpuhkan sistem saraf lawan bicaranya.

"Ya sudah terserah kamu!" Dimas mengacak rambut Angelica sebelum akhirnya mengecup dahi Angelica dan beranjak pergi meninggalkan ruangan Angelica yang terletak di samping ruang kerjanya.

Sejak lima bulan yang lalu, Angelica di percaya memegang kursi kepemimpinan disalah satu hotel keluarga Anggara. Dan tentu saja Dimas semakin protective pada Angelica. Makanya ruangan mereka berdampingan.

☆☆☆

Ballroom hotel keluarga Anggara kini sudah di dekorasi layaknya pesta besar, dan kali ini sang pemilik hotelah yang mengadakan pesta besar itu, karena malam ini Rena sang Nyonya besar ratunya keluarga Anggara akan memperkenalkan Angelica sebagai putrinya secara resmi di depan umum.

Dengan berbalut long dress warna biru dongker yang memperlihatkan bahu juga punggungnya yang putih mulus, Angelica tampak sangat mengagumkan dan mejadi pusat perhatian, apalagi gadis cantik itu diapit oleh keempat pria tampan dengan senyum menawan yang membuat hati para wanita kretek-kretek manja.

Tapi berbeda dengan para wanita yang dibuat terpesona karena keempat pria tampan yang mengelilingi Angelica, Orlando yang juga salah satu tamu dalam pesta, kini hanya diam sambil memainkan gelas winenya.

AngelicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang