[Bab 2]

4.8K 577 21
                                    

Berbanding terbalik dengan Angelica, Orlando kini terlihat gelisah diatas tempat tidur king size miliknya.

Hatinya merasa benar-benar tidak tenang.

"Ya Tuhan... Kenapa wajahnya selalu muncul?"

Helaan nafas berat Orlando terdengar begitu menyesakkan. Dan untuk kesekian kalinya, ia merasa ada sesuatu yang salah.

"Sayang"

Hingga pada akhirnya suara Lian mengintrupsi lamunan Orlando.

Setelah Orlando menolak bercinta dengan Lian, gadis itu memutuskan untuk tetap tidur di apartemen Orlando dengan dalih ingin ada di samping Orlando. Apalagi saat ini Orlando sedang dalam keadaan terpuruk.

"Hm..." Orlando bergumam pelan menyahuti panggilan Lian dan dalam hitungan detik gadis itu masuk kedalam pelukannya.

"Kenapa belum tidur? Apa kepalamu masih sakit?" Lian menatap cemas Orlando, membuat pria tampan itu tersenyum lalu menjauhkan tubuhnya dari Lian.

"Tidak, tapi kamu tidurlah, aku ingin keruang kerjaku" Orlando beringsut turun dari tempat tidur, namun Lian langsung menarik tangan Orlando hingga tubuh Orlando seketika menindihnya.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi sebelum kamu menciumku" Bisik Lian dengan suara menggoda.

Sebenarnya Lian sudah sangat ingin memiliki Orlando, tapi nampaknya ia masih harus bersabar.

Orlando yang hanya diam, membuat Lian menarik tengkuk pria tampan itu lalu melumat bibirnya dengan begitu ahli hingga gairah Orlandopun terpancing dan detik berikutnya terdengar suara decapan bibir yang menggairahkan, namun sekali lagi sebelum terlalu jauh kesadaran Orlando kembali tertarik, dan menyudahi ciuman panasnya dengan Lian.

"Tidurlah" Ucap Orlando.

Dengan gerakan cepat Orlando beringsut turun dari tempat tidur lalu beranjak keluar kamar.

Lian mendengus kesal dan akhirnya menarik nafas panjang.

"Sabar" Ucapnya sambil memandangi punggung Orlando yang menghilang dibalik pintu.

Orlando masuk ke dalam ruang kerjanya dan menguncinya, ia hanya ingin sendiri.

"Aku merasa ada yang salah" Gumaman itu lolos begitu saja dari bibirnya. Tapi hatinya masih terlalu buta untuk menyadarinya.

☆☆☆

Paginya Angelica mendatangi apartemen Orlando begitu Nancy pamit pulang.

Gadis cantik itu ingin mendengar alasan kenapa Orlando menyakitinya dari mulut Orlando sendiri. Walau bagaimanapun gadis lugu dan polos itu butuh penjelasan.

Angelica menghela nafas dan cukup terkejut begitu ia masuk ke dalam unit apartemen Orlando.

Entah apa yang terjadi apartemen Orlando terlihat sangat berantakan.

Seperti orang bodoh, Angelica membersihkan, membereskan semua benda-benda yang berserakan dilantai dan kini apartemen Orlando sudah kembali rapi.

"Lica..."

Tepat disaat semuanya sudah selesai, Orlando keluar dari ruang kerjanya dan menatap nyalang Angelica, membuat Angelica mati-matian mengontrol emosinya.

"Lando ada yang..."

"PERGI!!!" Belum sempat Angelica menyelesaikan ucapannya, bentakan Orlando dengan jari telunjuk yang mengarah kepintu membuat Angelica memejamkan matanya.

"Tidak bisakah Orlando bicara baik-baik?" Batin Angelica. "Tapi ini salahmu sendiri Lica, harusnya kamu tidak perlu menemui Orlando untuk menanyakan alasan dibalik apa yang Orlando lakukan padamu!" Lanjut Angelica membantin.

AngelicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang