[19]/Stanley the Guardian

11.3K 668 11
                                    

Lea berjalan mengikuti jalanan biru. Sebetulnya Lea berpikir kenapa ia mau saja disuruh Dylan untuk menemui Sandra yang ia bahkan tak pernah ia temui.

Setelah sampai diujung jalan biru, ada sebuah pintu besar.

"Mungkin ini yang dimaksud Dylan." gumam Lea pada dirinya sendiri.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuklah." suara seorang perempuan yang sangat lembut dari balik pintu.

Lea kemudian mendorong pintu itu. Namun tak ada siapapun disana.

"Naiklah keatas." ucap perempuan itu lagi.

Ada dua buah tangga kayu yang menyambung. Lea kemudian menaiki tangga sebelah kanan.

"Aku ada disini. Perpustakaan diujung." ucapnya lagi.

Lea berjalan dengan pelan kearah perpustakaan diruangan paling ujung. Kemudian Lea membuka perlahan. Lea menyipitkan matanya karna ia melihat cahaya merah membara dari sana. Ketika Lea membuka matanya, Lea kaget setengah mati. Napasnya sempat tertahan.

"Aaaaa!!" jerit Lea dengan sangat melengking

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaaaa!!" jerit Lea dengan sangat melengking.

Lea kemudian lari secepat kilat. Ia berlari menuruni tangga, lalu kearah pintu. Tapi perempuan itu sudah ada didepan pintu. Dengan sekuat tenaga Lea mendorong pintu itu lalu berlari keluar. Tapi ketika berlari Lea menabrak sesuatu.

"Kumohon.. Kumohon, aku ingin hidup.. Jangan bakar aku.." ucap Lea sambil menutup matanya dan kedua tangannya mendorong kedepan seakan berbicara 'jangan'.

"Hei, Lea kau kenapa?" tanya Theresa.
"Theresa? Hufh, aku pikir kau perempuan itu." ucap Lea lega sambil mengusap dadanya.

"Perempuan siapa?" tanya Theresa.

"Perempuan tinggi, bersayap, dan tubuhnya membara." jelas Lea.

"Sandra?"

"Oh? Jadi dia yang bernama Sandra? Aku kaget setengah mati melihatnya." ucap Lea dengan napas yang terengah-engah.

"Jadi kau takut denganku?" tiba-tiba muncul suara perempuan.

Lea sudah siap menganga untuk menjerit, tapi beruntung Theresa dapat dengan cepat menutupnya.

"Bagus Theresa, telingaku bisa tuli kalau dia menjerit seperti tadi lagi." ucap Sandra.

"Iya, aku pun kaget mendengar lengkingan seperti tadi. Makanya aku langsung kesini." ucap Theresa

"Mmm.. mmm.. Mmm!" Lea tak bisa bicara apapun karna tangan Theresa masih menutupi mulutnya.

Kemudian Theresa melepaskan tangannya dari mulut Lea.

"Hufh, begini lebih baik." ucap Lea lega, "Jadi kau ini siapa?" tanya Lea pada Sandra.

"Aku? Aku adalah cendekiawan disini. Aku yang biasa membuat obat atau penawar racun.

The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang