Steffi vs Zidny

Começar do início
                                    

"Elo, anying! Sepupu. Sepupu. Sepupu. Ada apa dengan sepupu?! Gue benci kata itu!" Balasnya lebih nyolot.

Bener kan, dia jadi emosi.

"Drama banget lo! HAHAHANJIR."

Steffi makin gak suka dengan reaksi Iqbaal yang diluar pikirannya.

"Susah ya kalo jadi cewe, kalo suka sama cowo, yang kita bisa cuma nunggu. nunggu. nunggu. Enakkan jadi cowok, yang kalo suka sama cewe, bisa langsung tembak, gak pake nunggu kayak cewe." Jelas Steffi panjang lebar, tangan bersidekap dan pandangannya menajam ke Iqbaal

Iqbaal pun ikut memandangnya serius. "Wait.. lo lagi curhat nih?"

"Menurut L?" Tanyanya sarkastik

"Yes. Dan apa lo bilang tadi?" Iqbaal menatap Steffi, "Enak jadi cowo, yang bisa nembak cewe kalo dia suka sama cewe itu?" Tanyanya

Steffi mengangguk malas

Dia jadi sebel sama Iqbaal, sebel karna Iqbaal gak paham paham sama kodenya, sebel karna Iqbaal gak peka, sebel karna Iqbaal selalu menganggapnya sepupu dan sepupu. Sedangkan dia pengen banget, anggapan Iqbaal berubah menjadi apa yang dia mau. Untuk jadi sekedar pacar? Maybe.

"Nol besar." Iqbaal menatap Steffi, yang menatapnya penuh tanda tanya. "Susah jadi cowok. jadi cewe mah enak, kalo ditembak, suka, terima, gak suka, ya gak diterima. Lha kita yang nembaknya keringet dingin."

"Tapi, jadi cewek itu lebih gak enak. Bukan seneng kalo ditembak, apalagi ditembaknya sama cowo yang bukan kita suka, mau diterima tapi gak suka, mau ditolak tapi kasian, please, hati cewe itu lembut, apa-apa langsung libatin hati, gak kayak cowo yang jarang pake hati, tapi sering pake mata buat nilai seseorang."

"Ini nih yang salah. Please, cowo itu gak perlu dikasianin, mereka benci kata itu. Dan buat cowo yang jarang pake hati, siapa bilang?" Iqbaal makin menatap tajam Steffi.

"Eyke mah selalu pake hati." Ucap Iqbaal persis kek banci banci ditaman lawang, lengkap dengan gerakan tangannya

Steffi memukul lengan Iqbaal berkali-kali dengan keras sampai Iqbaal mengaduh

"Aw. Awh. Iya, iya disitu enak tuh, kebetulan lagi pegel, kerasan lagi dong." Goda Iqbaal yang merasa pukulan Steffi sebagai pijitan

"IQBAAL! NYEBELIN!" Steffi cemberut unyu, membuat Iqbaal gemes sendiri dengan sepupunya itu

Iqbaal mengacak gemas rambut Steffi dan mencubit pipi Steffi dengan gemas pula

"Utuk. Utuk. Anak tiapa ti? Lutuna, lutuna, hihi." Kata Iqbaal menirukan suara anak kecil

"Anak pak husein."

"Ah gemesnya." Iqbaal memeluk Steffi sayang, rasa sayang kepada sesama sepupu

Semua perlakuan Iqbaal membuatnya terkekeh. Iqbaal diam, dia meletakkan dagunya diubun-ubun Steffi

"Gue harap, lo ilangin semua perasaan lain dari hati lo buat gue. Karna hati gue udah dimiliki orang lain." Steffi tersentak mendengar bisikkan Iqbaal

"Lo cewe baik. Gue yakin itu. Dan cewe baik pasti akan dapat cowo baik pula." Sekali lagi, Iqbaal menatap lurus, menerawang. "Gue ini brengsek, gue playboy, gue bajingan, gue tau, gue tau, itu sifat gue yang dulu. Tapi, gue tegasin, kalo lo gak cocok buat gue. Semoga, ada salah satu cowo beruntung yang bisa dapetin hati lo. Yang jelas cowo itu bukan gue." Tegas Iqbaal membuat Steffi menggeleng

"Tapi- tapi lo tau darimana?" Tanya Steffi, dirasakannya dia sudah menangis dalam pelukkan Iqbaal

Iqbaal tersenyum tipis. "Gue tau. Gue tau lo nyimpen perasaan lain ke gue. Gue tau, lo selalu berusaha buat pisahin gue sama (namakamu),"

Cute Boy [idr] ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora