Chapter 1

247K 9.5K 326
                                    

Seorang wanita paruh baya nan cantik tengah mengambil roti selai untuk sarapannya pagi ini. Sebuah kecupan hangat mendarat di pipi kanan wanita tersebut membuatnya tersenyum simpul.

"Selamat pagi sayang."

"Selamat pagi Jonatan."

"Anak-anak mana?"

"Udah berangkat sekolah," jawab Vanessa, istri Jonatan sambil mengoleskan selainya.

"Lalu kenapa muka kamu cemberut gitu?"

"Nathan... dia ngerusakin jam bekernya lagi pagi ini. Kayaknya usul dia ada benarnya deh."

"Ehh?"

"Kamu bikin pabrik jam aja biar aku nggak tiap hari bolak-balik beli jam beker."

"Kenapa nggak pakai handphone aja pasang alarmnya?"

"Jonatan Lazuardi... kamu lupa minggu lalu aku harus beliin handphone baru buat Nathan gara-gara handphonenya rusak dibanting karena dia kira itu jam beker?"

"Kayaknya kamu emang ditakdirkan berada di sekeliling badboys ya hahaha."

"Like father like son! Ralat Jo... not only badboys but badboys with bad habbits!"

"Kamu masih secantik dulu kalau lagi manyun gitu."

"Shut up your mouth!"

Walaupun itu yang dikatakan Vanessa tak urung pipinya blushing mendengar penuturan Jonatan padanya.

***

Sebuah motor sport hitam keluaran terbaru tengah beradu dengan mobil sport Chevrolet Corvette berwarna putih di jalanan kota yang lumayan lengang.

Kedua pengendara saling menatap remeh satu dengan yang lain hingga sang pengendara motor mendahului mobil tersebut sebelum memasuki gerbang sekolah mereka.

Ketika turun dari motornya sang pengendara tersebut melewati pengendara mobil itu dengan diiringi smirk khasnya.

"Nathan!"

"Apa lagi?!"

"Inget ntar malem! Lo tahu sendiri apa yang bakalan terjadi kalau lo nggak ikutan."

"Terserah."

Cowok yang bernama Elnathan tersebut berlalu acuh tak acuh terhadap peringatan Nathanial. Pasalnya, ia memang tak terlalu suka dengan acara-acara semacam acara nanti malam.

Nathan berjalan menuju gudang belakang sekolah dimana dia dan teman-temannya nongkrong ketika malas berhadapan dengan setumpuk soal dan materi sekolah.

"Kenapa muka lo kayak gitu? Kudanil nyari masalah lagi sama lo?" Bryan yang tengah duduk di salah satu meja di ujung ruangan menatap wajah kusut Elnathan sambil menaikkkan alisnya.

Kudanil adalah panggilan yang Nathan berikan pada Nathanial yang sering dipanggil Nial atau Nil oleh beberapa temannya.

"Bukan nyari masalah... cuma dia bikin gue pengen ngebacok kepalanya."

"Haha santai bos. Dia kagak bakalan berani sama lo."

Leon bangkit dari tidurannya di meja ketika Nathan mendekat ke arah mejanya.

"Anak sok baik kayak dia emang nggak bakalan berani nyari masalah sama gue. Ada yang bawa rokok nggak?"

"Nggak bos... kan lo tahu sendiri tadi guru piket yang jaga itu Bu Merta, guru yang super duper anjir bikin gue pengen doa supaya dia segera nikah biar nggak moody," sahut salah satu anak buah Nathan.

ELNATHANIALWhere stories live. Discover now