Tiga| Jangan tinggalkan aku, aku takut.

2.5K 388 38
                                    

Holla minna-san.. maaf yang nuggu lama ^_^

Akhirnya kuota ke isi ^_^ Arigatou gozaimasu yang sudah mau menunggu ^_^ Arigatou vote dan comennya ^_^ Foto di atas gambaran mata Akashi waktu [your name] memeluknya ya ^_^ Nanti juga di jelasin di cerita ^_^

Maaf kalau kurang greget atau kurang seru ^_^ Masih belum mastah :v

Lupa sama ceritanya? Baca aja eps sebelumnya :v

-Untouchable-

.

.

Alurnya sedikit mundur.. tapi nanti kembali normal.. Ini menceritakan kejadian mundur dengan sudut pandang Akashi :) Terimakasih sudah mengerti ^_^

.

.

.


Akashi Seijuuro POV

Sudah sebulan, aku memutuskan untuk kembali ke tempat itu. Tempat di mana Ibu ku terbunuh. Sebuket bunga lily putih sudah di tangan ku. Aku selalu kemari, ke apartemen yang dulu menjadi tempat penculikan Ibu ku. Beliau di sekap di kamar apartemen ini, Beliau yang tak salah apa apa itu di culik oleh teman bisnis Ayah, dengan alasan karena iri dengan bisnis Ayah yang semakin meningkat. Dengan teganya Dia membunuh Ibu, menembaknya dengan pistol padahal Ibu sudah memohon untuk di bebaskan.

KRIET...

Aku membuka pintu kamar apatemen itu. Dan mulai melangkah masuk. Bau apek menyeruak menghampiri penciuman ku. Maklum, sudah bertahun tahun apatemen ini di biarkan seperti sedia kala. Aku menghela nafas, kembali menutup pintu nya dan masuk ke dalam apartemen itu. Apartemen itu kosong, tak ada barang barang apapun. Hanya ada satu kursi besi di ruang tengah. Kursi itu dulu adalah saksi bisu pembunuhan Ibu ku. Di tembok, masih ada bercak bercak darah. Bahkan di lantai pun darah Ibu ku yang mengering ada. Di beberapa sudut ada garis polisi dan gambar orang tergeletak di lantai yang ku yakini itu gambar posisi Ibu ku saat di temukan. Bekas bekas hasil penyelidikan polisi masih ada di sini.

Aku menggengam erat sebuket bunga yang masih di tangan ku. Menahan segala amarah yang membucah di dada. Aku memejamkan mata, dan saat ku lakukan itu.. Rasanya aku seperti kembali ke masa di mana Ibu ku di bunuh dan di sekap di sini.

"JANGAN! TOLONG JANGAN BUNUH AKU!"

"DIAM KAU! KARENA SUAMI MU YANG BERENGSEK ITU KELUARGA KU JADI HANCUR!"

"KUMOHON! Aku memiliki seorang anak yang masih membutuhkan ku!"

"DIAM ! ATAU KAU KU TEMBAK!"

"TIDAK!---"

DOR!

"ARRRGGHH!!!"

"TIDAK!" Aku menggapai udara kosong di hadapan ku.

Aku jatuh terduduk di sana. Bunga lily itu tergeletak di lantai bersama diri ku. Aku masih di depan pintu, tapi kenapa perasaan yang selalu sama saat aku datang kemari ini selalu menyerbu ku?. Cukup! Aku tak tahan jika di sini lama lama!. Aku kembali membuang bunga lily itu ke sembarangan arah seperti biasanya, Mental ku tak cukup kuat ternyata. Ini masih terlalu menyakitkan untuk ku. Aku melangkahkan kaki keluar, tapi kenapa? Kaki ku serasa tak bisa di gerakkan. Aku kembali menoleh ke belakang, kursi itu masih di sana. Di dekatnya ada jendela dengan korden yang sudah lusuh juga robek. Kursi itu di terangi cahaya rembulan dari luar. Dan aku berani bersumpah bahwa aku melihat Ibu ku tengah duduk di sana. Tersenyum ke arah ku.

✔Untouchable [Akashi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang