ujung jalan

43.9K 298 2
                                    

Aku malas pulang malam ini, rasanya lelah sekali seharian bekerja, belum lagi di kos ada choki yang menunggu ku. Lebih baik aku melepas penat dengan meminum secangkir latte di sebuah cafe yang tidak jauh dari tempatku bekerja. Aku berjalan melewati daerah yang mulai sepi, kurasakan ada orang yang mengikuti dari belakang, tapi aku tetap berjalan menuju ke arah pertigaan jalan dimana letak cafe itu berada. Tapi ternyata di depanku tiba-tiba ada beberapa pria yang menghadangku.

“mau kemana sexy?” tanya salah seorang pria itu, dia mengenakan jaket hitam dan aku tidak bisa mengenali wajah nya karena daerah ini cukup gelap, tidak ada lampu dan banyak pohon besar di samping trotoar. Aku tak mempedulikan mereka, aku berusaha jalan terus tapi selalu dihadangnya.

“minggir woi...gue mau lewat...!” teriakku pada mereka.

Tapi tiba-tiba ada seseorang yang mendekapku dari belakang, aku tidak sempat berteriak karna mulutku di tutup oleh tangannya. Aku berusaha berteriak sekeras mungkin tapi tidak ada yang mendengarku, aku berusaha menarik tangannya dan melakukan beberapa aksi aikido tapi tetap saja aku kalah kuat dengan lelaki tersebut. Karena perlawananku tadi rasanya ada yang memukul perut dan kepala ku, aku pusing, gelap, entah dibawa kemana aku. Aku hanya bisa mendengar mereka samar –samar dalam ketidaksadaranku.

“wuihhh ternyata cakeppp boss...gak sabar nih gue.” Salah seorang pria berkata sambil menyeringai

“udah tenang aja, kita mainin dia sampe dia puas, nih cewek paten banget bro goyangannya, gue aja ga nahan makannya  gue bawa lu semua.” Salah seorang lagi diantaranya dan suaranya tak terlalu asing buatku, tapi siapa? Oh tuhan, dimana aku sekarang? Kenapa aku tidak bisa merasakan apapun? Apakah aku sudah mati? Choki tolong aku.

***

Lima orang pria membawa rena ke sebuah apartemen yang kebetulan cukup sepi, mereka menggotong rena seakan rena sedang mabuk sehingga satpam apartemen tidak menaruh curiga.

“kenapa mas itu?” tanya seorang satpam kepada mereka.

“biasa om, tepar di club. Jadi kita anter.” Jawab salah satu dari mereka.

“oh gitu mas.”

“heh bray lo yakin nih gak apa-apa?” tanya seorang pria kepada temannya.

“iya udah tenang aja, gue udah kasih dia obat perangsang paling yahud, dia ga bakalan sadar, dia Cuma bisa ngrasain nafsu doang bray.”

“wuiih mantaap dong bro. Ya udah cepetan niih ntar keburu ada orang lewat lagi.”

Masuklah mereka ke sebuah kamar di lantai 5, ruangan cukup besar dan mewah. Isi furniture nya terlihat minimalis. Rena di bawa ke ranjang di ujung kamar di dalam apartemen tersebut. Dia terkulai lemas di ranjang memperlihatkan betis nya yang sexy.

“siapa dulu nih bos?” tanya salah satu diantara mereka.

“sabar semuanya, kita mainin dia dulu bray.” Jawab seorang yang lagaknya terlihat seperti ketua kawanan.

Mereka mendekati rena dengan tatapan penuh nafsu bejat, menyeringai, tertawa dengan setan.

Pakaian rena di lepas satu persatu hingga tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya, tangannya diikat ke atas ranjang, dia masih tak sadarkan diri.

Mereka meraba semua area tubuh rena, dan si ketua menyodorkan sebuah alat getar ke bagian bawah rena, rena mulai menggerakkan tubuhnya, dia menggelinjang. Walaupun dia bisa bergerak tapi otaknya seakan mati oleh obat perangsang tadi.

Dan dua orang lain meraba dan menciumi payudara rena, dan yang lain asik memainkan batangnya sendiri karena sudah terlalu nafsu melihat tubuh molek rena. Kulitnya yang kecoklatan dan parasnya yang ayu seperti seorang gadis yang tidak akan pernah bosan untuk di pandang.

dosaWhere stories live. Discover now