addict

69.2K 422 11
                                    

ringtone handphone ku berdering terlihat nomer tanpa nama yang meneleponku.

"ya hallo, siapa ya?" aku menjawab telepon ku.

"hai ren, ini aku dewa yang kemarin pernah ketemu di pameran." jawab seorang pria di telepon itu.

dewa meneleponku! ada rasa senang karena mengingat wajahnya yang tampan sekaligus mengingatkanku kepada choki. Setelah mengobrol singkat di telepon, dewa bermaksud mengajakku kencan malam ini dan aku tidak bisa menolaknya.

***

Karena hari ini aku dapat jadwal kerja siang maka aku pulang jam 9 malam. Aku menunggu dewa yang akan menjemputku di depan mall, sudah hampir setengah jam aku melihat ke arah jalan tapi tidak ada tanda2 dewa datang, menunggu paling membosankan, aku jadi berpikir kalau choki yang telat menjemputku dia biasanya akan meminta maaf dengan membawa seikat bunga, ice cream dan juga sebungkus makanan ringan.

"nungguin siapa neng? kok belum pulang" seseorang mengagetkan lamunanku, dewa datang dengan senyuman yang sempurna.

"iih kemana aja sih, aku udah nunggu lama banget disini, tadinya aku mau pulang aja!" jawabku kesal

"iyaa maaf yaa aku nya tadi ketiduran, jadi gak lihat jam ya udah yuk kita pulang" dia menarik tanganku.

apa pulang??pikirku dalam hati, bukankah tadi siang dia mengajakku kencan, kenapa sekarang dia bilang pulang. huufht membosankan.

dia membawaku ke parkiran motor, yaahh...dia cuma punya motor doang aku kira akan ada mobil mewah yang menjemputku, setauku dia anak orang yang kaya saat di kost dulu. tapi saat tiba di parkiran sebuah motor berwarna putih mengejutkanku, motor besar dengan kesan sport dan bisa aku pastikan tenaganya lebih dari 500cc. Itu motor aprilia kan? jarang banget ada motor kaya gitu di bandung, gila ini cowok tipe aku banget. Aku kan suka banget sama motor. aku bergumam dalam hati dengan keheranan. rasanya adrenalin ku terpompa padahal hanya akan di bonceng olehnya.

"wuiih motornya keren ya mas, kapan2 aku boleh cobain gak?" pintaku sambil menarik lengannya.
"diih, emang kamu bisa bawa motor gede? gak ah entar malah jatuh lagi, kalau motor aku lecet gimana?" jawabnya

"ih..gitu banget sama motornya? jadi lebih sayang ama motornya di banding aku? ya bisa lah mas, aku kan mantan pembalap..hehehhe" aku menjawab dengan centil.

keluar dari mall tempat aku bekerja, jalan yang aku lewati memang mengarah ke kost ku. Tapi kami berhenti di sebuah rumah yang jendelanya bertuliskan WARNET 24 JAM.

what? warnet? mau ngapain kita ke warnet? tambah kesal aku dibuatnya. dewa masuk ke dalam warnet sambil memegang tanganku lalu dia menyuruhku duduk di sebelahnya yang langsung menyalakan salah satu pc di warnet tersebut.

"kamu temenenin aku main PB dulu yah, abis itu kita pulang."

"hah? nungguuin mas dewa dulu gitu? rena pulang aja deh mas, kan udah deket, lagian ngapain harus ke warnet sih kan di rumah mas pasti ada internet?" jawabku kesal

"kalau di rumah tuh ga seru ren ga ada temennya, kalau disini kan banyak yang lagi maen. bentar aja, sabar yaah nanti aku anter deh terserah rena mau kemana."

bete..bete..bete banget...aku mengumpat dalam hati. tadi aku sudah dibuatnya untuk menunggu sekarang aku harus menunggu lagi, memangnya dia tidak tahu apa kalau aku sudah berkerja lebih dari 8 jam tadi, dewa benar- benar keterlaluan sudah 2 jam aku menunggunya bermain point blank. kita kan baru saja bertemu tapi kenapa dia sudah membuatku kesal seperti ini, oohh..aku telah salah menilainya, aku kira dia akan lebih baik dari choki dan bisa membuatku lupa tentang choki tapi ternyata dia lelaki yang kekanak-kanakan.

**maaf ada revisi...author lagi error ceritanya tadi sempet ga nyambung hehhee..dimaapkeun yaah..***

setelah 2 jam aku menunggu dewa di warnet akhirnya dewa mengantarku pulang juga akhirnya. tapi ternyata dia tidak membawaku pulang melainkan pergi ke daerah pegunungan. rasa dingin yang menusuk membuatku semakin erat memeluk dewa dalam boncengan nya. aku pasrah saja mau dibawa kemana aku yang penting aku bisa lupa tentang bayangan choki yang beberapa hari lalu sempat menemuiku di pameran.

dia membawaku ke dalam sebuah hotel. apa hotel? baru juga sekali ketemu nih cowok udah mau macem- macem sama aku? gumamku dalam hati.

"aku ngantuk ren, jadi kita tidur disini aja yah, oh iya tadi aku bawa beer sama rokok mild kesukaan kamu tuh, biar badan kamu anget." dia menawariku sebuah plastik yang berisi beer, makanan ringan dan rokok, dan tak sengaja aku melihat sebungkus kondom. sial, dia pasti ingin mencicipi tubuhku.

sesampainya di kamar dia menyuruhku mandi, aku menurut saja, dan saat aku sedang membasuh tubuhku di bawah shower tiba- tiba dewa sudah ada di belakangku, mengecupku. sontak aku berteriak kaget, dia menahan teriakanku dengan tiba- tiba melumat bibir ku. seketika aku merinding dibuatnya.

"udah ga usah malu, kita nikmatin aja malam ini ya." bisik dewa sambil menggigit kecil telingaku.

entah apa yang aku pikirkan, seolah- olah sentuhan dewa adalah sentuhan cinta choki yang menggetarkan. tapi memang tetap saja beda dengan belaian lembut choki, menurutku dewa kasar, dia senang sekali berteriak dan mengumpat saat menindihku, tak jarang dia menggigitku dan menampar bokongku. semakin aku mengerang kesakitan, semakin dia memacu tubuhnya lebih keras dan cepat. dia seperti tidak punya rasa lelah dan puas, sudah berapa kali kami klimaks tapi dia terus saja ingin bercumbu lagi denganku. hingga sepertiga malam kami mulai lelah dan terlelap dengan tubuh yang masih saling melekat.

pagi ini untungnya aku sedang libur kerja, jadi aku masih bisa santai di sini, sambil aku menyulutkan rokok dan menghisapnya menunggu dewa terbangun dari tidurnya.

badanya masih menempel dengan kasur tapi tangannya mencari- cari ke pinggir nakas dan menemukan dompetnya, dia melempar dompet itu ke arahku. "ambil berapapun yang kamu mau ren, kalo perlu credit card aku bawa aja." sahutnya dengan mata masih terpejam.

"beneran nih mas?aku boleh ambil semuanya?" jawabku dengan tersenyum lebar.

"iya ambil aja, sisain aja aku 100rb buat bensin nanti."

aku ambil beberapa lembar uang berwarna merah yaa mungkin ada puluhan lembar. sementara aku ambil beberapa saja. aku pikir dia akan menemuiku lagi.

dosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang