Part 10

28 2 0
                                    

Dert. Dert. Dert.

Langit mulai memancarkan hiasan berwarna orange menandakan hari sudah mulai sore. Vanya terbangun dari tidur siangnya saat mendengar dering dari ponselnya. Dengan usaha yang cukup keras dan keadaan yang masih setengah sadar. Dengan mata yang masih tertutup, ia mengulurkan lengan kanannya untuk mencari ponselnya yang ia simpan di dekat kepalanya.

Setelah ponsel itu berhasil di dapatkan, ia menatap layar ponsel sambil menyipitkan matanya akibat cahaya ponsel yang terasa sangat menyilaukan mata saat ruangan sangat gelap karena lampu dikamarnya yang di padamkan. Ternyata ada bima beberapa line yang masuk dari bima.

Bima F. Ramandika : Nyaaaaa, gua lagi sama caca

Bima F. Ramandika : Nyaaaaa

Bima F. Ramandika Missed Call

Bima F. Ramandika: Vanyaa lu dimana? Gua bawa caca kerumah lu ya?

Bima F. Ramandika : woooyy

Setelah membaca pesan yang beruntun itu, jari jemari vanya mulai bergerak-gerak di atas layar ponsel untuk membalas chat dari bima. Namun ada yang terasa menggajal di dalam hatinya saat bima bilang ia sedang bersama caca. Sebelumnya memang bima pernah bilang akan mengajak caca jalan, tapi tetap saja rasanya seperti oksigen di dalam kamarnya menghilang atau itu hanya perasaannya saja? Entahlah.

Oh iya ini memang sudah terhitung hampir 1 bulan setelah vanya mengenalkan bima kepada caca. Dan ternyata bima pun tak main-main dengan perkataanya waktu itu, dia benar-benar berusaha mendekati caca.

Hampir setiap hari bima bercerita tentang caca, bagaimana ia chat-an dengan caca, apa saja yang mereka obrolkan. Vanya sampai hafal bagaimana raut wajah bima saat ia sedang bercerita, bima selalu menampakan senyumnya saat ia bercerita dan entah mengapa mengingat itu semua membuatnya tersenyum kecut.

Bukannya ia tidak senang jika bima menemukan orang yang disuka atau bukannya ia tak ingin melihat bima bahagia, tapi terkadang ada rasa yang mengganjal dan vanya tidak tau apa itu.

Sudahlah. Vanya tak mau terlalu memikirkannya.

Vanya Airika Dena: Apaan? gua baru bangun

Vanya Airika Dena: Sini aja

Bima F. Ramandika: Yauda gua otw rumah lo nih ya.

Vanya Airika Dena: iyaa

Bima F. Ramandika: Lo mau di bawain apa?

Vanya Airika Dena: Bawain jodoh

Bima F. Ramandika: Yeee serius bege

Vanya Airika Dena: Apa aja seterah. Yg penting bisa dimakan

***

"Abis dari mana lo berdua? kencan? hahaha" cerocos vanya saat bima dan caca baru saja sampai di rumahnya.

"Abis di traktir bima jajan es krim hehe" jawab caca.

Bibir vanya bergerak membentuk huruf O tanpa suara dan diliriknya bima sedang cengar-cengir saja.

"Gayaa banget lo maa, kok gue gak di traktir sih? curang"

"hahaha ini kan gua bawain cemilan sama eskrim tuh khusus buat lo" seru bima sambil menyodorkan plastik berisi makanan kepada vanya.

Vanya pun mengintip plastik yang disodorkan bima dan mengambil sebongkah eskrim, membukanya dan langsung melahapnya. Tak peduli dengan eskrim yang kini sudah berhasil menyoret-nyoret sudut bibirnya.

UnexplainedWhere stories live. Discover now